Penanganan dan Penyimpanan Bahan Kimia Bahan Korosif dan Iritasi

subtropis temperatur yang cocok adalah 10-25 o C, dan di Indonesia daerah tropis 31 o C merupakan temperatur operasional. Jadi lingkungan yang beriklim tropika basah seperti di Indonesia, merupakan kendala utama dalam pemeliharaan peralatan laboratorium. Aspek lain yang mendukung terjadinya kerusakan adalah: a. Jarang atau sedikit sekali digunakan. b. Penempatan yang tidak cocokjelek poor of accomodation. c. Kurang services lack of services. d. Lingkungan yang tidak cocok. 7. Lemari Peralatan Untuk menyimpan peralatan atau bahan-bahan yang ada, maka harus ada lemari-lemari khusus, seperti lemari racun, lemari asam, lemari basa, lemari kaca, lemari gas, lemari peralatan optik, lemari bahan kimia, lemari peralatan lainnya. 8. Kotak Peralatan tools-kit Kotak peralatan ini harus dipunyai oleh setiap laboratorium, untuk reparasi ringan dan berat yang masih bisa ditangani sendiri.

B. Penanganan dan Penyimpanan Bahan Kimia

Untuk keamanan dan keselamatan laboratorium perlu: 1. Tempat penyimpanan yang tepat gudang dengan penerangan dan ventilasi yang cukup, ruangan harus bersih dan perlu ada ruangan untuk bahan kimia yang tidak bercampur dengan hal lain. 2. Untuk keselamatan kerja juga diperlukan pemberian label labelling. Label dalam setiap botol tempat penyimpanan harus menunjukkan: a. Nama kimia dan struktur kimia. b. Tanggal pembelian atau pembuatan. c. Tanggal kadaluwarsa jika ada. d. Lambang atau tanda bahaya seperti: beracun, korosif, explotion. e. Jika dibuat harus ada konsentrasinya. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam penanganan dan penyimpanan bahan kimia. 1. Laboratorium harus di kunci jika tidak digunakan. 2. Gudang bahan jangan terlalu jauh dari laboratorium dan jumlah bahan yang cukup harus tersedia di laboratorium . 3. Semua bahan kimia yang bersifat flammable, corrosive, volatile, unstable harus disimpan dengan kondisi yang sesuai. 4. Botol bahan cair harus terpisah penyimpanannya dari botol bahan padat. Hindarkan penyimpanan bahan cair melebihi tinggi mata. 5. Bila membuka botol yang bertekanan HCL dan ammonia tutup botol dengan kain tebal handuk untuk menghindarkan semburan. Hindarkan dari cahaya matahari langsung dan sumber panas. Dinginkan botol sebelum dibuka. 6. Botol bekas yang akan digunakan kembali harus bersih dan label bahan yang pertama harus dihilangkan. 7. Bahan yang sudah terkontaminasi atau tanpa label harus dibuang. MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI BIOLOGI 395

C. BAHAN KIMIA MUDAH TERBAKAR

Termasuk gas-gas, cairan mudah menguap, bahan padat yang dalam bentuk debu dapat meledak terbakar jika terdispensi dengan udara. Bahan kimia mudah terbakar, memiliki sifat: 1. Cairan yang mudah terbakar bersifat volatile mudah menguap. 2. Mudah terbakar berarti uap cairan dapat terbakar menimbulkan api dalam kondisi normal. 3. Uap cairan yang mudah terbakar dibanding cairannya lebih mudah menimbulkan api atau ledakan. 4. Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding dengan naiknya suhu. 5. Uap dari cairan mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit untuk mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang dapat terbakar. 6. Sebagian besar uap lebih berat dari udara sehingga cenderung ada di permukaan lantai. 7. Uap cairan yang mudah terbakar mudah berdifusi, sehingga seluruh ruangan menjadi berbahaya. Sumber timbulnya perapiankebakaran di antaranya: nyala api, permukaan panas, korsluiting listrik, muatan listrik statis dan puntung rokok menyala, korek api dan sumber lainnya. Untuk keselamatanpengamanan: 1. Tidak boleh dipanaskan secara langsung atau pada permukaan panas. Gunakan penangas uap atau penangas air. 2. Simpan di tempat yang ventilasinya baik. 3. Sediakan di laboratorium pelarut dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak digunakan lagi dikembalikan ke dalam botol pelarut. 4. Sediakan alat pemadam kebakaran. Api kecil gunakan kain basah atau pasir, api besar gunakan pemadam. 5. Tidak mengisi gelas kimia dengan cairan mudah terbakar melebihi ½ kapasitasnya. Gunakan batu didih untuk menghindarkan ledakanlelupan. 6. Jangan membuang cairan mudah terbakar ke dalam bak cuci. 7. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif. 8. Botol bahan tidak di isi samapai penuh sediakan 18 isinya untuk udara. Gunakan bahan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan dari sumber perapian. 9. Bahan padat mudah terbakar simpan di tempat sejuk, jauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air jauhkan dari bahan cair mudah terbakar, bahan pengoksida atau asam. 10. Kontrol semua bahan secara periodik. Bahan-Bahan Kimia Mudah Terbakar 1. Pelarut dan pereaksi organik a. Asetaldehid h. etil asetat b. asam asetat i. hidrogen c. aseton j. metil alkohol d. benzen k. petroleum eter e. carbon disulfid l. isopropil alkohol 396 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI BIOLOGI f. etil alkohol m. toluen g. eter n. Xylen

2. Bahan anorganik

a. Logam: Al, Mg, Zn mudah menimbulkan perapian. Jangan gunakan pemadam kebakaranberisi air. Gunakan serbuk pemadam. b. Posfor kuning terbakar jika kontak dengan udara. Simpan di dalam air. kontrol permukaan air akibat penguapan. c. Logam K dan Na terbakar jika kontak dengan air. Simpan di dalam minyak parafin, kontrol permukaannya.

3. Gas

a. Asitilen b. Metana c. Hidrogen. D. Bahan-bahan Kimia Beracun Demi keamanan sebaiknya kita menganggap semua bahan kimia itu beracun. Bahan-bahan beracun dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yang dapat meracuni tubuh kita melalui pencernaan, absorbsi kulit dan pernafasan. Menghindari racun melalui mulut: 1. Hindarkan kontak dengan tangan atau makanan. 2. Cuci tangan dan keringkan sebelum meninggalkan laboratorium. 3. Hati-hati jangan menggunakan pipet isap. Menghindarkan racun melalui kulit: 1. Cegah kontak dengan kulit. 2. Gunakan sarung tangan. 3. Cuci tangan dengan air dan sabun dengan segera. Keracunan yang terhisap dapat mengakibatkan: 1. Asfiksi yang menyebabkan defisiensi O 2 di dalam jaringan tubuh, contoh: nitrogen, hidrogen, dan CO 2 . 2. Iritasi yang dapat melukai jaringan saluran pernafasan dan paru-paru, contoh: ammonia, HCl, gas Cl 2 , gas Br 2 , dan H 2 S. 3. Uap logam berat: Hg dan Pb. Bahan-bahan beracun: 1. Anilin 13. Hidrogen cyanida 2. Benzen 14. Hidrogen peroksida 3. Bromin 15. Iodin 4. Chlorin 16. Asam nitrat 5. Flourin 17. Nitrobenzen 6. Formaldehid 18. Sulfur dioksida 7. Asam format 19. Logam-logam 8. Hidrogen clorida a. Chromium 9. Antimon b. Merkuri raksa 10. Arsen c. Perak 11. Barium d. Timah 12. Beryllium e. Boron MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI BIOLOGI 397 Untuk keamanan pengamanan: 1. Gunakan sambil ditutup atau di tempat yang berventilasi baik. Jika tidak digunakan harus tetap tertutup. 2. Gunakan pelindung seperti sarung tangan dan jas lab. 3. Harus selalu memiliki label dan di simpan di dalam lemari terkunci. 4. Cuci tangan dengan bersih sebelum meninggalkan lab, tidak boleh membaui senyawa kimia secara langsung dan tidak boleh makan di laboratorium. 5. Taburkan pasir atau tanah jika bahan tumpah ke lantai sampai terserap kemudian uapkan di dalam oven.

E. Bahan Korosif dan Iritasi

Bahan korosif merupakan salah satu bahan yang kerusakannya dapat terlihat dan dapat mengakibatkan cacat permanen pada jaringan yang terkena bahan korosif. Bersentuhnya kulit dengan bahan-bahan korosif umunya disadari sehingga kurang begitu berbahaya bila dibandingkan dengan racun yang terhisap. Gunakan selalu pelindung atau sarung tangan, jas lab, kaca mata dan jikabersentuhan dengan kulit, cucilah segera menggunakan sabun dan air. Banyak bahan yang tidak korosif tetapi menimbulkan iritasi pada kulit yang dapat menyebabkan dermatitis seperti alkali-sabun dan bahan-bahan higroskopik. Jangan menggunakan pelarut untuk membersihkan kulit yang terkena bahan korosif atau bahan penyebab iritasi sebab pelarut akan mempercepat penyerapan absorbsi senyawa-senyawa tersebut sehingga lebih membahayakan setiap bahan kimia yang tidak dapat di cuci dengan air gunakan emulsi pembersi kemudian dengan sabun dan air. Bahan-bahan korosif umumnya berupa cairan tidak dapat terbakar tetapi sering dapat menimbulkan panas dan nyala jika terkena udara atau uap air atau jika berkenaan dengan bahan yang mudah terbakar. Contoh HNO 3 , H 2 SO 4 , HCl dan NaOH. Bahan kimia korosif 1. Asam asetat 10. HNO 3 2. fosfor merah dan kuning 11. Flourin 3. As. Format 12. Perklorat 4. Anhidrida asetat 13. HCl, HI 5. Logam K dan KOH 14. Larutan Amoniak 6. H 2 O 2 15. Phenol 7. Metanol 16. Bromin 8. AgNO 3 17. CO 2 padat 9. H 2 SO 4 18. Logam Na dan NaOH + Pengamanan: 1. Simpan bahan pada tempat yang sesuai cocok dan lakukan pengontrolan, atau pengawasan secara teratur. 2. Ikuti aturan-aturan penyimpanan. Pemberian label, pemakaian dan pembuangannya. 3. Sediakan persediaan di lab dalam jumlah minimum. 4. Gunakan pelindung. 398 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI BIOLOGI 5. Hindarkan jangan sampai tumpah jika terjadi kontak dengan kulit cuci segera dengan air dan sabun.

F. Bahan Pengoksidasi