Pengaruh Suhu. 126 190 pendan materi biologi

C. Pengaruh cahaya Cahaya sebagai sumber energi untuk reaksi anabolik fotosintesis akan

berpengaruh terhadap laju fotosintesis tersebut. Pada saat matahari menuju permukaan bumi,hanya sekitar 900 J.m -2. det 1 yang diterima permukaan bumi.dari jumlah ini yang berada pada kisaran panjang gelombang 400 – 700 nm PAR adalah 400 J.m -2. det 1 . Kira-kira 80 PAR akan terserap daun ,dari jumlah yang diserap hanya sekitar 5 yang dimanfaatkan sebagai fotosintesis dan yang lain hilang sebagai panas. Untuk tanaman, radiasicahaya merupakan sumber energi efek photoenergetic dan mengatur pembangunan stimulus efek photocybernetic, tetapi juga dapat menyebabkan cedera efek fotodestruktif. Ada perbedaan tanggapan terhadap peningkatan intensitas cahaya antara tumbuhan ternaung dan terdedah, yaitu 1 tumbuhan ternaung menunjukkan laju fotosintesis yang rendah pada intensitas cahaya tinggi dibanding tumbuhan terdedah, 2 dan sebaliknya laju fotosintesis tumbuhan ternaung lebih tinggi dibanding tanaman terdedah pada intensitas cahaya rendah dan 3 titik kompensasi cahaya untuk tumbuhan ternaung lebih rendah dibandingkan tumbuhan terdedah.

D. Ketersediaan Hara Mineral

Pengaruh dari pasokan hara mineral dapat membentuk fotosintesis dan respirasi menjadi sangat bervariasi. Pada tanah yang kekurangan nutrisi, biasanya ketersediaan mineral hanya sedikit dibanding dengan adanya faktor-faktor iklim. Namun demikian, dalam meningkatkan hasil fotosintesis dibutuhkan pemberian nutrisi buatan. Sebaliknya, mineral juga bisa lebih berbahaya; jika konsentrasinya terlalu tinggi pada mineral tertentu ion logam berat pada khususnya, serta polusi udara yang dapat mengganggu fotosintesis. Nutrisi mineral dapat mempengaruhi metabolisme karbon baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu melalui sintesis dari jaringan baru dan pertumbuhan. Efek langsung pada fotosintesis dan respirasi diakibatkan dari mineral yang tergabung dalam metabolit, koenzim dan pigmen atau mengambil bagian secara langsung sebagai aktivator dalam proses fotosintesis. Misalnya Manganase bertindak sebagai aktivator fotolisis, dan kalium yang terlibat dalam sistem transpor elektron pada tilakoid. Nitrogen dan magnesium adalah komponen dari klorofil, dengan berbagai enzim termasuk besi, kobalt, dan tembaga, dan fosfat yang merupakan komponen nukleotida. Kurangnya mineral, serta perubahan dalam jumlah unsur-unsur yang relatif diambil, dapat mempengaruhi konten klorofil dan jumlah, ukuran dan ultrastruktur dari kloroplas, misalnya besi, tidak termasuk ke dalam molekul klorofil. Dalam kondisi defisiensi besi, terjadi klorosis, hal ini dikarenakan berkurangnya serapan CO 2 . Kurangnya magnesium dapat memiliki konsekuensi yang sama. Nutrisi mineral lebih mempengaruhi pertukaran gas dengan perilaku stomata, dan efek pada sifat lain dari daun seperti struktur anatomi, ukuran, dan jumlah.

E. Pengaruh Suhu.

Kisaran suhu pada tumbuhan dapat mempengaruhi berlangsungnya fotosintesis cukup besar. Bakteri dan ganggang biru hijau tertentu dapat berfotosintesis pada suhu sampai 70 ο C, untuk tumbuhan conifer dapat melakukannya pada suhu 6 ο C atau lebih rendah.Pada beberapa tumbuhan yang mendapat cahaya penuh suhu MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI BIOLOGI 383 daun dapat mencapai 35 ο C atau lebih tinggi dan fotosintesis masih dapat berlangsung. Secara umum suhu optimum untuk fotosintesis setara dengan suhu siang hari pada habitat asal tumbuhan tersebut. Peningkatan suhu pada kisaran yang normal hanya sedikit berpengaruh terhadap hidrolisis air dan difusi CO 2 ke dalam daun, tetapi akan sangat berpengaruh terhadap reaksi-reaksi biokimia fiksasi dan reduksi CO 2 . Oleh sebab itu peningkatan suhu akan meningkatkan laju fotosintesis sampai terjadinya denaturasi enzim dan kerusakan pada fotosistem. Respirasi termasuk fotorespirasi juga akan meningkat dengan meningkatnya suhu.Sebagai akibat kompetisi antara CO 2 dan O 2 terhadap enzim rubisco maka fiksasi CO 2 pada tanaman C3 tidak meningkat sebesar yang diharapkan dengan peningkatan suhu, karena peningkatan laju fotosintesis diikuti oleh peningkatan laju fotorespirasi. Selain itu pada suhu tinggi, ATP dan NADPH yang dihasilkan tidak cukup cepat untuk dapat menyokong peningkatan laju fiksasi CO 2 . 384 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI BIOLOGI Kompetensi Guru Mata Pelajaran : 1.8. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah Indikator Esensial : 1.8.42. Menjelaskan teori, prinsip dan mekanisme evolusi 1.8.43. Mendiskripsikan kecenderungan baru tentang teori evolusi A. Pendahuluan Dalam uraian berikut ini kita akan membahas tentang teori evolusi. Sebelum kita masuk kedalam pembahasan tentang evolusi itu sendiri, maka kita harus memahami tentang makna teori maupun prinsip. Makna kata teori dalam ilmu pengetahuan, yaitu merupakan model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu. Seringkali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan. Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan. Walaupun beberapa teori telah membentuk generalisasi tetapi masih dimungkinkan untuk mendapatkan perubahan di sana-sini. Kecuali teori tersebut telah teruji berulang-ulang dan akhirnya dikukuhkan menjadi hukum atau aksioma. Adapun prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu. Di dalam pembahasan evolusi, kita akan mendapatkan beberapa istilah seperti di atas yaitu teori dan prinsip.

B. Evolusi Kehidupan