A. Epidermis
Epidermis merupakan bagian luar kulit yang tipis. Bagian ini tersusun atas epitel pipih kompleks yang terbagi menjadi beberapa lapisan. Berturut-turut dari dalam ke
luar, lapisan epidermis meliputi stratum basale, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum, lusidum, dan stratum korneum.
Sel-sel stratum basale menghampar di atas dermis. Sel-sel bagian ini secara terus-menerus membelah dan menghasilkan sel-sel baru, kemudian didorong menuju
permukaan epidermis selama dua sampai 4 minggu. Saat bergerak menjauhi dermis, sel-sel tersebut menjauh dari pembuluh darah di dalam dermis. Karena tidak dipasok
makanan dan oksigen, sel-sel epitel ini semakin lama mati dan lepas.
Warna kulit Melanosit merupakan sel-sel berbentuk tak beraturan dan memiliki tonjoloan
sitoplasma. Sel-sel ini terdapat pada lapisan epidermis bagian dalam, yaitu stratum basale dan stratum spinosum. Melanosit menghasilkan melanin, yaitu pigmen yang
bertanggungjawab pada warna kulit. Jumlah melanosit relatif sama pada setiap orang. Variasi terletak pada jumlah melanin yang dihasilkan dan distribusinya. Saat
kulit terdedah sinar matahari, melanosit menghasilkan lebih banyak melanin untuk melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan radiasi sinar ultraviolet. Melanin
menembus sel-sel epidermis lain, sehingga menghasilkan warna coklat, atau pada beberapa orang membentuk bercak-bercak melanin. Albinisme merupakan kelainan
yang disebabkan oleh faktor keturunan, dicirikan dengan hilangnya kemampuan menghasilkan melanin.
B. Dermis
Dermis merupakan lapisan tebal, terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung jaringan ikat yang tersusun tak beraturan dan padat. Bagian atas
dermis berbentuk seperti jari, sehingga disebut papila dermal. Dermis mengandung serabut kolagen dan elastik. Serabut kolagen fleksibel tetapi menahan kulit dari
pemanjangan yang terlalu kuat. Serabut-serabut tersebut menahan agar kulit tidak sobek.
1. Pembuluh darah
Dermis juga mengadung pembuluh darah yang memasok makanan untuk kulit. Aliran darah yang menuju kulit menyebabkan kulit berwarna kemerahan.
Gejala ini muncul misalnya saat malu, marah, udara panas, dan inflamasi. Apabila aliran darah menuju kulit berkurang, maka akan menyebabkan warna
kulit menjadi pucat. Hal ini terjadi terutama saat udara dingin dan sock. Penurunan kandungan oksigen menyebabkan darah berwarna biru yang disebut
sianosis.
Di dalam dermis terdapat rambut beserta musculus erector pili dan kelenjar. Kelenjar di kulit meliputi kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
2. Kelenjar sebasea Kelenjar sebasea berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini
mengeluarkan sekret berupa substansi berminyak yang disebut sebum. Sebum mengalir ke dalam folikel, kemudian keluar menuju permukaan kulit. Sekresi ini
melumasi rambut dan kulit serta memberi kondisi keduanya menjadi kedap air.
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI BIOLOGI
351
Kelenjar keringat mengasilkan keringat. Bagian ini dibahas tersendiri di bagian lain.
Kelenjar mamae terdapat di bagian dada seorang perempuan. Satu kelenjar mamae mengandung 15 sampai 25 lobus. Masing-masing lobus tebagi menjadi
beberapa lobulus. Masing-masing lobulus mengandung banyak alveoli. Saat disekresi, air susu memasuki saluran yang memanjang menuju puting susu. Sel-
sel dalam alveoli menghasilkan air susu hanya saat setelah melahirkan hasil dari perubahan hormonal yang kompleks.
3. Reseptor-reseptor
Di dalam dermis juga terdapat berbagai serabut saraf yang membawa impuls
ke dan dari struktur tambahan kulit. Reseptor-reseptor kulit menjadikan kulit sensitif terhadap sentuhan, tekanan, sakit dan temperatur panas dan dingin.
Tiga macam reseptor kulit sensitif terhadap sentuhan halus yaitu Korpuskulus Meissner, diskus Merkel, dan pleksus akar rambut. Korpuskulus Meissner antara
lain mengumpul pada ujung jari, telapak tangan, dan lidah. Diskus Merkel ditemukan di pertemuan antara epidermis dan dermis. Ujung saraf bebas disebut
pleksus akar rambut melingkupi dasar rambut pada folikel dan teraktivasi jika rambut disentuh.
Tiga macam reseptor kulit yang sensitif terhadap tekanan adalah korpuskulus Pacini, akhiran Ruffini, bulbus Krause dilindungi oleh selaput jaringan konektif
dan mengandung jaring-jaring serabut saraf. Reseptor sakit dan temperatur merupakan ujung saraf bebas yang berada di
epidermis. Beberapa ujung saraf bebas responsif terhadap dingin, beberapa yang lain responsif terhadap panas. Reseptor dingin jauh lebih banyak daripada
reseptor panas, tetapi struktur keduanya tidak berbeda.
4. Penghasil vitamin D