Entomological inoculation rate EIR

Padangcermin EIR=0,162 gigitan per orang per malam Tabel 4.30. Hal ini dapat diartikan bahwa penularan malaria potensinya lebih tinggi di daerah Rajabasa dibandingkan dengan Padangcermin. Penularan malaria di Rajabasa lebih tinggi dibandingkan dengan Padangcermin karena nilai sporozoit rate di Rajabasa lebih tinggi, meskipun MBR lebih rendah. Hasil serupa dilaporkan oleh Susanna 2005 bahwa nyamuk A. sundaicus ditemukan sebagai vektor malaria di Desa Nongsa Pantai Kota Batam, dengan nilai EIR sebesar 0,40078 gigitan per orang per malam. Adapun di Dakar vektor malaria adalah A. arabiensis dengan angka MBR sebesar 17,25 per orang per malam dan angka EIR lebih dari 9,5 gigitan per tahun Machault et al. 2009. Tabel 4.30 Angka Entomological Inoculation Rate Spesies Anopheles Per Orang Per Malam di Rajabasa, Lampung Selatan dan Padangcermin, Pesawaran No Spesies Anopheles Rajabasa Padangcermin MBR Sporozoit rate EIR MBR Sprozoit rate EIR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 A. sundaicus A. subpictus A. barbirostris A. kochi A. aconitus A. tessellatus A. vagus A. hycanus gr. A. annularis A. minimus A. maculatus 32,29 3,35 3,56 0,87 1,87 0,32 4,35 0,54 0,67 0,47 0,022 0,710 54,26 2,79 3,86 0,86 2,36 4,58 0,18 0,003 0,162

4.7 Hubungan Cuaca Dengan Jumlah A. sundaicus Hinggap di Badan

4.7.1 Hubungan Suhu Udara Dengan Jumlah A. sundaicus Hinggap di

Badan Suhu udara di Kecamatan Padangcermin berkisar antara 25,60-27,30 o C. Rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan November sebesar 25,60 o C dan tertinggi pada bulan September sebesar 27,30 o C. Jumlah A. sundaicus hinggap di badan meningkat pada kisaran suhu 26-26,5 o C, mencapai puncaknya pada suhu 26,1 o C. Pada suhu udara di atas 27 o Suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau masa inkubasi ekstrinsik, makin tinggi suhu maka masa inkubasi ekstrinsik akan semakin pendek, sebaliknya semakin rendah suhu semakin panjang masa inkubasi ekstrinsik. Suhu optimum perkembangbiakan nyamuk adalah 25-27 °C, pada suhu terlalu tinggi dapat meningkatkan mortalitas nyamuk Epstein et al. 1998; Martens 1997. Kecamatan Rajabasa dan Padangcermin merupakan daerah pantai yang berbatasan dengan Laut Jawa, yang mana suhu udara siang hari relatif tinggi sedangkan malam hari relatif rendah. Nyamuk merupakan hewan sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Sensitifitas Anopheles terhadap perubahan suhu, menyebabkan suhu udara tidak dapat memprediksi jumlah A. sundaicus secara statistik. C jumlah A. sundaicus yang hinggap di badan menurun. Hasil uji statistik korelasi pearson pada α = 0,05, didapatkan nilai p = 0,757 p 0,05 Gambar 4.18, artinya tidak ada hubungan bermakna antara suhu udara dengan jumlah A. sundaicus hinggap di badan per orang per malam MBR. Gambar 4.18 Hubungan Suhu Udara dengan Jumlah A. sundaicus Hinggap di Badan MBR di Kecamatan Padangcermin, Pesawaran, September 2008 - September 2009

4.7.2 Hubungan Kelembaban Udara Relatif Dengan Jumlah A. sundaicus

Hinggap di Badan Kelembaban udara relatif di Kecamatan Padangcermin berfluktuasi antara 76-84,30 . Rata-rata kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 84,30 dan terendah pada bulan Agustus sebesar 76 . Hasil perhitungan statistik korelasi pearson pada α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,026 p 0,05 Gambar 4.19. Hal ini menunjukkan bahwa kelembaban udara relatif mempunyai hubungan bermakna dengan jumlah A. sundaicus hinggap di badan per orang per malam MBR. Nilai koefesien determinasi didapatkan sebesar 0,405 r 2 = 0,405, artinya jumlah A. sundaicus 40,5 dipengaruhi oleh kelembaban udara, selebihnya 59,5 oleh faktor lain di luar kelembaban udara