Tabel 4.29
Hasil pemeriksaan  CS Protein Spesies Anopheles  di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan dan Kecamatan Padangcermin,
Pesawaran
No  Spesies Anopheles
Rajabasa Padangcermin
Tes Elisa Tes PCR
Tes Elisa Tes PCR
1  A. sundaicus Pf, Pv,
Pf+Pv Pf, Pv
Pf Pf, Pv
2  A. subpictus -
- -
- 3  A. barbirostris
- -
- -
4  A. kochi -
- -
- 5  A. aconitus
- -
- -
6  A. tessellatus -
- -
- 7  A. vagus
- -
- -
8  A. hyrcanus group -
- -
- 9  A. annularis
- -
- -
10  A. minimus -
- -
- 11  A. maculatus
- -
- -
Ket :  Pf : P. falcifarum, Pv : P. vivax, Pf+Pv : Mixed infection Nyamuk  A. sundaicus  dinyatakan sebagai vektor malaria sebelumnya juga
telah  dilaporkan oleh beberapa hasil penelitian lain.  Idram-Idris 2000 melaporkan  A. sundaicus  vektor malaria di Padangcermin Kabupaten Lampung
Selatan. Sementara itu  Mardiana  et al.  2003 menyatakan A. sundaicus  vektor malaria di wilayah pantai Bangsring Kabupaten Trengalek Jawa Timur.
4.6 Entomological inoculation rate EIR
Entomological inoculation rate adalah angka yang menunjukkan
kemampuan vektor nyamuk menginfeksi parasit ke dalam tubuh manusia. Nyamuk  A. sundaicus  sebagai vektor malaria, kemampuan menularkan
Plasmodium berbeda antara di Rajabasa dan Padangcermin. Angka EIR
menunjukkan  kemampuan  A. sundaicus  menularkan  Plasmodium  di  Rajabasa lebih besar EIR=0,710  gigitan  per orang per malam dibandingkan dengan di
Padangcermin EIR=0,162  gigitan  per orang per malam Tabel 4.30. Hal ini
dapat diartikan bahwa penularan malaria potensinya lebih tinggi di daerah Rajabasa  dibandingkan dengan Padangcermin.  Penularan  malaria  di  Rajabasa
lebih tinggi dibandingkan dengan Padangcermin karena nilai sporozoit rate  di Rajabasa lebih tinggi, meskipun MBR lebih rendah.
Hasil serupa dilaporkan oleh Susanna 2005 bahwa nyamuk A. sundaicus ditemukan sebagai vektor malaria di Desa Nongsa Pantai Kota Batam, dengan
nilai EIR sebesar 0,40078 gigitan per orang per malam. Adapun di Dakar vektor malaria adalah A. arabiensis  dengan angka MBR sebesar 17,25 per orang per
malam dan angka EIR lebih dari 9,5 gigitan per tahun Machault et al. 2009.
Tabel 4.30
Angka Entomological Inoculation Rate Spesies Anopheles Per Orang Per Malam  di Rajabasa, Lampung Selatan dan Padangcermin,
Pesawaran
No Spesies Anopheles
Rajabasa Padangcermin
MBR Sporozoit
rate EIR
MBR Sprozoit
rate EIR
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 A. sundaicus
A. subpictus A. barbirostris
A. kochi A. aconitus
A. tessellatus A. vagus
A. hycanus gr. A. annularis
A. minimus A. maculatus
32,29 3,35
3,56 0,87
1,87 0,32
4,35
0,54 0,67
0,47 0,022
0,710 54,26
2,79 3,86
0,86 2,36
4,58 0,18
0,003 0,162