Sistem Informasi Geografis Tempat dan Waktu Penelitian

2.4.2 Perilaku Nyamuk Anopheles spp. Beristirahat

Nyamuk Anopheles spp. pada umumnya dapat beristirahat baik di luar maupun di dalam rumah. Nyamuk A. maculatus dan A. balabacensis di Kokap Kabupaten Kulonprogo bersifat eksofilik, lebih banyak beristirahat pada ketinggian 0-75 cm dari permukaan tanah, di luar rumah lebih banyak beritirahat di semak-semak dan tebing parit Mahmud 2002. Sementara itu, di Loano Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah A. aconitus beristirahat di dalam rumah dan di luar rumah, di dalam rumah beristirahat di kamar tidur dan ruang tamu, sedangkan di luar rumah banyak beristirahat pada lubang-lubang buatan berjarak 20 m dari rumah, dengan ketinggian 0-75 cm Riyanti 2002. Di Jawa Tengah A. maculatus ditemukan beristirahat di luar rumah, hinggap pada pohon kopi dan tanaman-tanaman yang hidup di tebing yang curam, demikian juga A. barbirostris beristirahat di luar rumah dan di pohon kopi, pohon nanas dan tanaman lainnya Boewono dan Ristiyanto 2004 dalam Mulyadi 2010. Adapun di Moshi bagian utara Tanzania A. arabiensis lebih banyak eksofilik sebesar 80,7 dibandingkan A. gambiae sebesar 59,7 dan Culex spp. sebesar 60,8 Mahande et al. 2007.

2.5 Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis SIG merupakan suatu teknik pemetaan berbasis komputer yang dapat mengumpulkan, menyimpan, menampilkan, mengolah dan mengelola berbagai data spasial dari fenomena geografis Bretas 1996. Data dasar yang terstruktur dalam SIG sangat memudahkan pengawasan suatu penyakit tertentu dengan menggantikan atau menambahkan data dari suatu penyakit dengan data penyakit lainnya Verding et al. 1999. SIG dapat digunakan oleh tenaga kesehatan masyarakat dan para profesional termasuk pembuat kebijakan, statistikawan, epidemiolog, dan petugas medis. SIG dalam bidang kesehatan digunakan untuk menentukan sebaran geografis penyakit dan vektor penyakit Kitron 2008. Global Positioning System GPS adalah alat yang digunakan untuk menentukan titik koordinat letak permukaan bumi. GPS dan SIG dapat diaplikasikan untuk menunjukkan lokasi kejadian penyakit, dan menentukannya dalam bentuk kajian risiko wilayah kejadian. Teknologi informasi tersebut sangat menunjang pelaksanaan kegiatan penyelidikan epidemiologi, khususnya penyelidikan untuk kasus malaria. SIG dimanfaatkan pada bidang kesehatan antara lain untuk memprediksi dinamika populasi nyamuk Anopheles di daerah pantai, memonitor pola transmisi malaria, memprediksi epidemik, dan merencanakan strategi pengendalian. Nyamuk Anopheles di Indonesia sangat beragam baik dari aspek jumlah spesies, sebaran, populasi dan bioekologinya. Setiap spesies mempunyai daerah penyebaran geografi, habitat perkembangbiakan dan ekosistem yang khusus. Distribusi spasial Anopheles dimaksudkan sebagai sebaran berdasarkan tempat atau wilayah geografis yang meliputi komponen topografi, ketinggian tempat altitude, kemiringan lahan slope dan penggunaan lahan land use Risdiyanto et al. 2009. 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di dua wilayah Kabupaten, yaitu Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran yang merupakan wilayah kategori kasus malaria sedang medium case incidenceMCI di Indonesia, tepatnya di dua kecamatan dengan status kasus malaria tinggi high incidence areaHIA, yaitu Kecamatan Rajabasa dan Padangcermin. Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran merupakan wilayah yang berbatasan dengan pantai. Bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur, bagian utara berbatasan dengan Kota Bandar Lampung, bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus, sedangkan di bagian selatan berbatasan dengan Selat Sunda Gambar 3.1. Penelitian karakteristik habitat dan pemetaan larva Anopheles spp. dilakukan selama dua bulan, yaitu Agustus dan September 2008 di seluruh Kecamatan Rajabasa dan Padangcermin. Adapun penelitian kepadatan dan perilaku nyamuk Anopheles spp. dilaksanakan selama satu tahun, mulai Agustus 2008 sampai dengan September 2009. Gambar 3.1 Lokasi Penelitian, A Wilayah Kecamatan Rajabasa, B Wilayah Kecamatan Padangcermin

3.2 Penentuan Sampel Lokasi Penelitian