4.2.7 Tambak Benur Sebagai Habitat Perkembangbiakan Larva A.
sundaicus
Tambak benur terbengkalai merupakan habitat utama larva A. sundaicus, hanya ditemukan di Kecamatan Rajabasa. Tambak benur ditemukan berjumlah 18
buah. Setiap lokasi tambak terdapat beberapa bak benur, antara 4-46 bak, dengan
jumlah total bak benur sebanyak 229 buah Tabel 4.15. Sebagian bak digunakan
untuk memelihara benur dan sebagian lagi terbengkalai menjadi habitat larva A. sundaicus
.
Tabel 4.15 Tambak Benur yang Ditemukan Larva A. sundaicus di Kecamatan
Rajabasa, Lampung Selatan
Tambak Bak terbengkalai
Bak terpakai Jumlah
+ larva - larva
+ larva - larva
Tambak 1 1 6,7
0 0 0 0
14 93,3 15 100
Tambak 2 -
- 0 0
8 100 8 100
Tambak 3 -
- 0 0
10 100 10 100
Tambak 4 -
- 0 0
12 100 12 100
Tambak 5 -
- 0 0
8 100 8 100
Tambak 6 -
- 1 6,3
15 93,7 16 100
Tambak 7 1 8,3
0 0 0 0
11 91,7 12 100
Tambak 8 -
- 0 0
10 100 10 100
Tambak 9 1 10
0 0 0 0
9 90 10 100
Tambak 10 0 0
15 100 -
- 15 100
Tambak 11 -
- 0 0
10 100 10 100
Tambak 12 -
- 0 0
4 100 4 100
Tambak 13 -
- 0 0
8 100 8 100
Tambak 14 -
- 0 0
46 100 46 100
Tambak 15 -
- 0 0
10 100 10 100
Tambak 16 0 0
11 100 -
- 11 100
Tambak 17 -
- 0 0
12 100 12 100
Tambak 18 -
- 0 0
12 100 12 100
Jumlah 3 1,3
26 11,4 10,4
199 86,9 229 100
Keterangan : -
: Tidak terdapat bak
Bak benur terbengkalai merupakan habitat utama A. sundaicus di Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Bak benur terbengkalai yang
tidak ditemukan larva Anopheles karena dimanfaatkan untuk memelihara ikan. Sementara itu bak benur produktif yang ditemukan larva A. sundaicus adalah yang
digunakan untuk memelihara plankton pakan benur. Bak plankton produktif ditemukan larva A. sundaicus, hal ini disebabkan plankton merupakan sumber
makanan larva Anopheles. Bak yang produktif untuk memelihara benur tidak menjadi habitat larva A. sundaicus.
Bak benur sebagai habitat larva A. sundaicus memiliki karakteristik air pH kisaran 6,2-7, salinitas kisaran 0-9 ‰, suhu kisaran 29-34
Bak benur terbengkalai dapat menjadi habitat larva Anopheles, karena bak diisi air dan ditumbuhi lumut. Bak diisi air supaya tidak retak, namun disisi lain
menjadi media A. sundaicus untuk berkembangbiak. Pada saat bak produktif, benur dipelihara dengan makanan plankton. Sebagian plankton masih tertinggal di
dalam bak pada saat bak terbengkalai. Bak terbengkalai dengan kondisi air payau, terdapat lumut dan sisa plankton pakan benur merupakan habitat yang disenangi
larva A. sundaicus. C, 50 terdapat
sampah, 50 terdapat gulma air dan 25 terdapat ikan Tabel 4.16.
Tabel 4.16
Karakteristik Bak Benur Sebagai Habitat Perkembangbiakan Larva A. sundaicus
di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan
Lokasi Bak
Status Bak pH
Salinitas ‰
Suhu Air
o
Serasah C
Gulma air
Ikan Tambak 1 Terbengkalai
7 29
+ +
+ Tambak 6 Terpakai
sebagai bak plankton
7 11
32 +
- -
Tambak 7 Terbengkalai 7
32 -
+ -
Tambak 9 Terbengkalai 6,2
5 34
- -
-
Keterangan : + ada, - tidak ada
Hasil perhitungan tingkat risiko didapat nilai OR = 20,7, artinya bak yang terbengkalai mempunyai risiko 20,7 kali lebih tinggi sebagai habitat
perkembangbiakan larva A. sundaicus, dibandingkan dengan bak yang terpakai
memelihara benur Tabel 4.17. Hal ini menunjukkan bahwa bak yang
terbengkalai berpotensi menjadi habitat perkembangbiakan larva A. sundaicus. Di wilayah tambak benur, larva A. sundaicus hanya ditemukan pada habitat bak yang
dasarnya tidak langsung berhubungan dengan tanah. Larva ini tidak ditemukan pada kobakan atau kolam di sekitar tambak. Plankton yang tertinggal di dalam
bak, menjadi daya tarik A. sundaicus meletakkan telur untuk mempertahankan generasinya.
Tabel 4.17
Faktor Risiko Bak Benur Terbengkalai Sebagai Habitat Larva A. sundaicus
di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Bak
Keberadaan larva Total
OR Positif
Negatif Terbengkalai
tdk produktif 3
10,3 26
89,7 29
100 20,7
Terpakai produktif
1 0,5
199 99,5
200 100
Tabel 4.18
Faktor Risiko Serasah, Gulma Air dan Ikan pada Bak Terbengkalai Sebagai Habitat Larva A. sundaicus di Kecamatan Rajabasa,
Lampung Selatan
Faktor Risiko Keberadaan larva
Total OR
Positif Negatif
Serasah Ada
1 12,5 7 87,5
8 100 1,3
Tidak ada 2 9,5 19 90,5
21 100 Gulma air
Ada 2 33,3
4 66,7 6 100
7,7 Tidak ada
1 4,3 22 95,7 23 100
Ikan Tidak ada
2 11,8 15 88,2 17 100
1,4 Ada
1 8,3 11 91,7 12 100
Keberadaan serasah pada bak terbengkalai meningkatkan risiko sebagai habitat larva A. sundaicus 1,3 lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak
terdapat sampah. Keberadaan gulma air gangganglumut meningkatkan risiko 7,7 lebih tinggi sebagai habitat larva A. sundaicus dibandingkan dengan tidak ada
lumut. Keberadaan ikan pada bak benur yang terbengkalai menurunkan risiko 1,4 sebagai habitat larva A. sundaicus dibandingkan dengan yang tidak ada ikan
Tabel 4.18. Berdasarkan keterangan tersebut maka keberadaan gulma air
merupakan faktor risiko tertinggi keberadaan larva A. sundaicus pada habitat bak terbengkalai. Hal ini dikarenakan, selain gangganglumut sebagai tempat
persembunyian larva dari ikan pemangsa, lumut juga merupakan sumber makanan bagi larva. Ganggang dan lumut yang membusuk menyediakan mikrofauna dan
mikroflora sebagai bahan makanan larva Rao 1981.
4.2.8 Tambak Terbengkalai Sebagai Habitat Perkembangbiakan Larva A.