Hubungan Kelembaban Udara Relatif Dengan Jumlah A. sundaicus

Gambar 4.19 Hubungan Kelembaban Udara Relatif dengan Jumlah A. sundaicus Hinggap di Badan MBR di Kecamatan Padangcermin, Pesawaran, September 2008 - September 2009 Kelembaban udara mempengaruhi kelangsungan hidup dan kebiasaan menggigit nyamuk. Kelembaban udara yang rendah akan memperpendek umur nyamuk, sebaliknya kelembaban tinggi memperpanjang umur nyamuk. Pada kelembaban yang lebih tinggi, nyamuk akan menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit. Peningkatan kelembaban udara dan curah hujan berbanding lurus dengan peningkatan kepadatan nyamuk Epstein et al. 1998, artinya semakin tinggi 84,3 kelembaban udara kepadatan nyamuk semakin meningkat 108 per orang per malam. Hasil penelitian serupa dilakukan di Mayong Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dengan hasil bahwa kelembaban udara berhubungan dengan kepadatan nyamuk istirahat di dinding p = 0,001 dan kepadatan nyamuk istirahat di kandang p = 0,015 Yunianto 2003.

4.7.3 Hubungan Curah Hujan Dengan Jumlah A. sundaicus Hinggap di

Badan Hasil pengamatan meunjukkan indeks curah hujan tertinggi pada bulan Desember sebesar 22 ml dan terendah pada bulan Mei sebesar 10 ml Gambar 4.20 . Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan indeks curah hujan selama satu tahun. Hal ini disebabkan letak Indonesia berada di daerah tropis yang mempunyai dua musin, yaitu hujan dan kemarau. Pada bulan November-April 2009 curah curah hujan meningkat dan menurun bulan Mei-September 2009. Hasil perhitungan statistik hubungan antara indeks curah hujan dengan jumlah A. sundaicus hinggap di badan dengan α = 0,05 diperoleh nilai p = 0,005 p 0,05 Gambar 4.20. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna indeks curah hujan dengan jumlah A. sundaicus hinggap di badan per orang per malam. Koefesien determinasi r 2 didapatkan nilai 0,569, artinya jumlah A. sundaicus hinggap di badan 56,9 dipengaruhi oleh curah hujan. Hasil ini sama dengan pernyataan Mardiana dan Munif 2009, bahwa kepadatan nyamuk Anopheles di Sukabumi mempunyai hubungan positif dengan curah hujan. Gambar 4.20 Hubungan Indeks Curah Hujan dengan Jumlah A. sundaicus Hinggap di Badan MBR di Kecamatan Padangcermin, Pesawaran, September 2008 - September 2009