Suhu Air Derajat Keasaman pH Air

habitat kolam dan saluran air Sattler et al. 2005. Di Kota Mudon, Burma larva A. balabacensis ditemukan pada habitat sumur Lin-Tun et al. 1986.

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Habitat Perkembangbiakan

Larva Anopheles spp.

2.2.2.1 Suhu Air

Suhu air sangat mempengaruhi perkembangan larva. Secara umum nyamuk Anopheles lebih menyukai termperatur yang tinggi jika dibandingkan dengan jenis Culicinae. Itulah sebabnya jenis Anopheles lebih banyak dijumpai di daerah tropis Takken et al. 1990 dalam Susanna 2005. Suhu air dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan paparan sinar matahari pada habitat. Suhu mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air, suhu air semakin tinggi maka semakin rendah kelarutan oksigen di dalam air. Suhu air berpengaruh terhadap metabolisme pertumbuhan fase telur, larva dan pupa. Telur, larva dan pupa nyamuk menjadi dewasa membutuhkan waktu 14 hari pada suhu air 70 F 21,1 C, dan 10 hari pada suhu air 80 F 26,7 C McCafferty et al. 1983. Hasil penelitian di Ban Khun Huay, Ban Pa Dae dan Ban Tham Seau Kabupaten Mae Sot, Thailand bahwa suhu air mempengaruhi kepadatan larva A. minimus, A. kochi, A. jamesii Kengluecha et al. 2005. Sementara itu di Kakamega, Kenya larva A. gambiae didapatkan pada perairan dengan suhu air ≈ 3-3,4 C Tuno et al. 2005. Selain itu di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo, DIY larva A. maculatus dan A. balabacencis ditemukan pada habitat dengan suhu air antara 24,10 - 24.15 C Santoso 2002. Selanjutnya di Desa Doro Halmahera Selatan larva A. farauti ditemukan pada habitat dengan suhu air 25-30 o C Mulyadi 2010. Adapun di Lengkong Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat larva A. nigerrimus ditemukan pada perairan dengan suhu air 22,9- 31,2 C Munif et al. 2007.

2.2.2.2 Derajat Keasaman pH Air

Derajat keasaman pH air mempengaruhi kehidupan organisme di dalam air. Perairan asam kurang baik untuk perkembangbiakan bahkan cenderung mematikan organisme. Swingle 1961 dalam Boyd 1990 membuat klasifikasi pH terhadap kehidupan di air yaitu 1 pH 6,5-9 dibutuhkan oleh hewan air untuk bereproduksi, 2 pH 5-6,5 perkembangan hewan air lambat, 3 pH 4-5 hewan air tidak bereproduksi, 4 pH 4 merupakan titik kematian asam, dan 5 pH 11 merupakan titik kematian basa. Jenis Anopheles yang berbeda dapat berkembang dengan kondisi pH air yang berbeda. Larva A. culicifacies ditemukan hidup pada kisaran pH 5,4-9,8, A. plumbeus pH 4,4-9,3, sedangkan A. stephensi dan A. varuna ditemukan pada pH air 6-11 Clements 1999. Sementara itu di Bengal India ditemukan larva A. sundaicus pada perairan dengan pH 7,7-8,5 atau rata-rata 8,2 Sent 1938 dalam Rao 1981. Selanjutnya di Ban Khun Huay, Ban Pa Dae dan Ban Tham Seau Kabupaten Mae Sot, Thailand pH air mempengaruhi pertumbuhan larva A. dirus, A. kochi dan A. vagus Kengluecha et al. 2005. Adapun di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo, DIY larva A. letifer, A. maculatus dan A. balabacencis ditemukan pada habitat sawah dan kolam dengan pH 7,13-7,2 Santoso 2002. Di Doro Kabupaten Halmahera Selatan larva A. farauti ditemukan pada perairan seperti kobakan, kubangan, kolam, sumur, kali dan rawa-rawa dengan pH air 6,8- 7,1 Mulyadi 2010.

2.2.2.3 Salinitas Air