2.2 Habitat Perkembangbiakan Anopheles spp.
2.2.1 Jenis-jenis Habitat Perkembangbiakan Larva Anopheles spp.
Habitat perkembangbiakan merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk pada saat pra dewasa, mulai dari telur, larva dan pupa. Bates 1970 membagi
habitat larva menjadi empat kelompok yaitu 1 Habitat yang permanen dan semi permanen seperti rawa, danau, 2 Daerah aliran air yang berasosiasi dengan
tumbuhan, 3 Kontainer termasuk genangan air pada ketiak daun tumbuhan, dan 4 Genangan air pada tanah yang bersifat sementara. Sementara itu, Rao 1981
membagi habitat larva menjadi dua kelompok yaitu 1 Habitat yang bersifat alamiah seperti danau, rawa, genangan air, dan 2 Habitat buatan manusia seperti
daerah sawah, irigasi, kolam. Adapun Bruce-Chwatt 1985 mengklasifikasikan habitat larva dalam lima kelompok yaitu 1 Air tawar yang menggenang
permanen atau temporal seperti rawa-rawa yang terbuka luas atau daerah rawa yang merupakan bagian dari danau, kolam, genangan air, dan mata air, 2
Kumpulan air tawar yang sifatnya sementara seperti genangan air terbuka di lapangan dan bekas tapak kaki binatang, 3 Air yang mengalir permanen atau
semi permanen seperti sungai yang terbuka dengan vegetasi, air yang mengalir dari selokan, 4 Tempat penampungan air alami seperti lubang pada batu, pohon,
lubang buatan hewan, dan tempat penampungan air buatan manusia seperti kaleng, ban, tempurung kelapa, dan 5 Air payau seperti rawa-rawa pasang surut.
Habitat perkembangbiakan larva Anopheles spp. berbeda di beberapa wilayah di Indonesia. Munif et al. 2007 menyatakan bahwa di Langkap Jaya
Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sawah merupakan habitat perkembangbiakan larva A. barbirostris, A. vagus, dan A. aconitus, saluran irigasi
adalah habitat larva A. barbirostris dan A. aconitus, kubanganmata air habitat larva A. barbirostris dan A. maculatus; belas telapak kaki habitat larva A. kochi.
Sementara itu Sukowati 2000 melaporkan bahwa habitat pradewasa nyamuk A. subpictus
di Sayong adalah tambak dan saluran irigasi, di sekitar tambak yang banyak ditumbuhi oleh algae, lumut dan rumput dengan kisaran salinitas 5-35 ‰,
sedangkan di Longlongan tempat perkembang-biakannya adalah sawah, sungai, kobakan air, saluran irigasi yang banyak ditumbuhi oleh algae dan gulma air yang
lain seperti rumput dan eceng gondok dengan kisaran salinitas 10-35 ‰. Larva nyamuk A. maculatus di Kokap Kabupaten Kulonprogo, DIY tumbuh dan
berkembang pada perairan terbuka baik mengalir maupun tidak mengalir, dan dengan dasar berupa batu atau tanah, habitat yang sesuai bagi larva A.
balabacencis adalah pada perairan yang banyak ternaungi sehingga cahaya
matahari tidak dapat menembus langsung, dan dengan dasar berupa batu Santoso 2002. Di Mayong Kabupaten Jepara, Jawa Tengah habitat potensial larva
Anopheles pada musim kemarau ditemukan di sungai yang ditanami kangkung
oleh masyarakat setempat Mardiana et al. 2005.
Di Pulau Sulawesi, tepatnya di Ela-ela dan Caile Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan larva A. barbirostris, A. subpictus dan A. vagus ditemukan pada
habitat rawa-rawa, sedangkan larva A. barbirostris, A. vagus dan A. indefinitus ditemukan di sawah Suwito et al. 2010. Di Pulau Kalimantan, tepatnya di
Emparu Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat larva
A. umbrosus group, A.
barbirostris , A. tessellatus, A. maculatus dan A. kochi ditemukan pada habitat
sawah paca panen, kobakan dan saluran
Suwito et al. 2010, sedangkan di
Santuun Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan larva A. barbirostris, A. tessellatus, A.
vagus, A. kochi dan An. hyrcanus group ditemukan pada habitat kobakan bekas
kaki kerbau, sawah pasca panen, genangan air di sekitar permukiman dan parit Suwito et al. 2010.
Hasil pengindraan jauh menggunakan satelit Landsat, di Pulau Bangka habitat perkembangbiakan
potensial Anopheles spp. adalah sungai dengan luas 4.212 Ha, kolong bekas galian timah seluas 81.056 Ha, sawah seluas 452 Ha, rawa-rawa seluas 158.783 Ha dan
mangrove seluas 31.158 Ha Suwito 2007.
Larva Anopheles di beberapa negara lain mempunyai habitat yang bervariasi. Di Gurgaon, India habitat tangki ditemukan larva A. stephensi,
sedangkan di sumur ditemukan A. subpictus Sharma 1990. Adapun di Shahjahanpur, India larva A. culicifacies, A. subpictus, A. annularis, A. nigerrimus
dan A. barbirostris ditemukan pada habitat sawah Prasad et al. 1990. Di dataran tinggi Kenya larva A. gambiae ditemukan pada habitat rawa-rawa Minakawa et
al. 2004, sedangkan di Dar Es Salam, Tanzania larva A. gambiae ditemukan pada
habitat kolam dan saluran air Sattler et al. 2005. Di Kota Mudon, Burma larva A.
balabacensis ditemukan pada habitat sumur Lin-Tun et al. 1986.
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Habitat Perkembangbiakan