Tambak Terbengkalai Sebagai Habitat Perkembangbiakan Larva A.

Keberadaan serasah pada bak terbengkalai meningkatkan risiko sebagai habitat larva A. sundaicus 1,3 lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak terdapat sampah. Keberadaan gulma air gangganglumut meningkatkan risiko 7,7 lebih tinggi sebagai habitat larva A. sundaicus dibandingkan dengan tidak ada lumut. Keberadaan ikan pada bak benur yang terbengkalai menurunkan risiko 1,4 sebagai habitat larva A. sundaicus dibandingkan dengan yang tidak ada ikan Tabel 4.18. Berdasarkan keterangan tersebut maka keberadaan gulma air merupakan faktor risiko tertinggi keberadaan larva A. sundaicus pada habitat bak terbengkalai. Hal ini dikarenakan, selain gangganglumut sebagai tempat persembunyian larva dari ikan pemangsa, lumut juga merupakan sumber makanan bagi larva. Ganggang dan lumut yang membusuk menyediakan mikrofauna dan mikroflora sebagai bahan makanan larva Rao 1981.

4.2.8 Tambak Terbengkalai Sebagai Habitat Perkembangbiakan Larva A.

sundaicus Tambak terbengkalai hanya ditemukan di Kecamatan Padangcermin. Tambak ini merupakan habitat utama perkembangbiakan larva A. sundaicus. Karakteristik tambak terbengkalai di Padangcermin antara lain dasar perairan lumpur dan pasir, aliran air tidak mengalir dan mengalir lambat, terdapat gulma air, rapatan gulma air jarang, sedang dan rapat, tinggi gulma air 1-50 cm, tanaman sekitar berupa rerumputan dan semak, kedalaman 20-150 cm, luasnya 24-10.000 m², terdapat ikan kepala timah, mujair dan nila, serta bejarak 10-300 m dengan rumah terdekat. Jumlah tambak terbengkalai yang ditemukan sebanyak tujuh buah, kecuali pada bulan Desember bertambah satu buah menjadi delapan buah. Hal ini dikarenakan pada bulan Desember curah hujan meningkat dibandingkan dengan bulan lainnya, tambak yang tadinya tertimbun lumpur dan ditumbuhi semak belukar menjadi lebih berair, kemudian menjadi habitat larva Anopheles. Rata-rata suhu air tambak terbengkalai berkisar antara 28,43-34 ºC, rata-rata tertinggi pada bulan Mei-Juni sebesar 34 ºC dan terendah bulan November- Desember sebesar 28,43 ºC. Rata-rata suhu air polanya hampir mirip dengan rata- rata kadar garam, terendah pada bulan November-Desember sebesar 11,29 ‰ dan tertinggi 13,71 ‰ pada bulan Mei. pH air tertinggi pada bulan November- Desember sebesar 7,56 dan terendah bulan Maret dan Juni sebesar 6,86 Tabel 4.19 . Hasil ini memberikan arti bahwa peningkatan suhu air berbanding lurus dengan kadar garam dan berbanding terbalik dengan pH air, pada saat suhu air meningkat kadar garam juga ikut meningkat, sebaliknya pH air menurun. Kondisi dengan karakteristik tersebut merupakan habitat yang disenangi oleh larva A. sundaicus . Spesies ini tumbuh optimum pada suhu air 28-36 ºC Epstein et al. 1998, salinitas optimum 12-18 ‰ Bonne-Wepster 1953 dan pH optimum 7,7- 8,5 Rao 1981. Di area penelitian perubahan suhu, salinitas dan pH berkorelasi dengan hujan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan suhu dan salinitas menurun, sedangkan pH naik. Hal ini dikarenakan penambahan volume air hujan menyebabkan pengenceran salinitas dan penurunan suhu air. Rata-rata luas tambak terbengkalai yang ditemukan hampir sama setiap bulannya, kecuali pada bulan Desember. Pada bulan Desember tambak terbengkalai lebih luas sebesar 30,6 Ha, jika dibandingkan pada bulan lainnya sebesar 25,6 Ha. Hal ini disebabkan indeks curah hujan pada bulan Desember meningkat menjadi 22 ml per hari. Curah hujan yang meningkat menyebabkan peningkatan luasan habitat perkembangbiakan larva Anopheles, sehingga jumlah A. sundaicus hinggap di badan juga meningkat pada bulan Desember sebesar 108 per orang per malam. Tabel 4.19 Kondisi Suhu, Salinitas dan pH pada Tambak Terbengkalai di Kecamatan Padangcermin, Pesawaran Bulan Suhu air ºC Salinitas air ‰ pH air Rentang Rata-rata Rentang Rata-rata Rentang Rata-rata November 28-29 28,43 0-22 11,29 7-8 7,56 Desember 28-29 28,43 0-22 11,29 7-8 7,56 Januari 28-29 28,5 0-22 12,38 7-8 7,53 Februari 29-34 30,14 2-20 13,29 7-8 7,43 Maret 32-36 33,71 2-22 12,29 6-8 6,86 April 30-37 33,86 2-24 13,29 6-7 6,71 Mei 31-36 34 0-25 13,71 7 7 Juni 33-36 34 3-23 13,29 6,5-7 6,86 Tabel 4.20 Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Anopheles spp. di Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan No Spesies Anopheles Jenis habitat Luas m² Dalam cm Tinggi m dpl Dasar perairan Suhu air ºC Salinitas air ‰ pH air Arus air Gulma air Tinggi gulma air cm Rapatan gulma air 1 A.sundaicus Bak benur, kolam, rawa-rawa, sumur, bak air 1,5- 2.000 10-200 9-100 Lumpur 41, pasir 6, semen 54 26-34 0-11 6-7 Tidak mengalir 66 dan mengalir lambat 34 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra , Imperata sp., Ipomoea aquatica 1-60 Jarang, sedang, rapat 2 A.subpictus Kolam, rawa-rawa, sawah 1,5- 40.000 10-200 16-100 Lumpur 79, semen 31 26-32 0-6 6-7 Tidak mengalir 69 dan mengalir lambat 31 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra , Imperata sp., Ipomoea aquatica 1-60 Jarang, sedang, rapat, sangat rapat 3 A.vagus Kolam, lagun, parit, sawah, sumur, kubangan, kobakan, bak air, rawa-rawa 2- 120.000 1-200 9-139 Lumpur 82, pasir 6, batu sedang 12 27-32 0-1 6-7 Tidak mengalir 76 dan mengalir lambat 24 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp., Ipomoea aquatica 1-80 Jarang, sedang, rapat, sangat rapat 4 A.kochi Parit, sawah, sumur 1- 120.000 10-300 16-139 Lumpur 100 27-32 6,2-7 Tidak mengalir 68, mengalir lambat 27 dan mengalir sedang 5 Imperata sp. 1-80 Jarang, sedang, rapat, sangat rapat 5 A.annularis Kolam, lagun, parit, sawah, kubangan 4- 120.000 10-200 9-139 Lumpur 81, pasir 12, batu sedang 7 27-31 0-1 6,2-7 Tidak mengalir 72, mengalir lambat 21 dan mengalir sedang 7 Imperata sp., Ipomoea aquatica , Caladium bicolor 1-80 Jarang, sedang, rapat 6 A.aconitus Kolam, rawa-rawa, parit, sawah 10- 120.000 10-200 16-139 Lumpur 92, batu sedang 8 27-32 6-7 Tidak mengalir 68 , mengalir lambat 24 dan mengalir sedang 8 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp., Ipomoea aquatica , Caladium bicolor 1-80 Jarang, sedang, rapat, sangat rapat Lanjutan Tabel 4.20 Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Anopheles spp. di Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan No Spesies Anopheles Jenis habitat Luas m² Dalam cm Tinggi m dpl Dasar perairan Suhu air ºC Salinitas air ‰ pH air Arus air Gulma air Tinggi gulma air cm Rapatan gulma air 7 A.barbirostris Kolam, rawa-rawa, parit, kobakan, bak air 2-500 1-200 18-124 Lumpur 100 27-32 0-5 6-7 Tidak mengalir 53, mengalir lambat 42 dan mengalir sedang 5 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp. , Ipomoea aquatica , Caladium bicolor 1-20 Jarang, sedang, rapat 8 A.tessellatus Bak air 2-6 100- 200 23-27 Semen 100 27-32 6-6,5 Tidak mengalir 78 dan mengalir lambat 22 Tidak ada - - 9 A.minimus Parit, kubangan 2-500 1-100 22-117 Lumpur 76, pasir 8, batu sedang 16 27-30 6,5-7 Tidak mengalir 89 dan mengalir sedang 11 Imperata sp. 1-20 Jarang, sedang, rapat 10 A.indefinitus Bak benur 2 10 15 Semen 100 28 6,5 Tidak mengalir 100 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra 1 Sedang Tabel 4.21 Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Anopheles spp. di Kecamatan Padangcermin Pesawaran No Spesies Anopheles Jenis Habitat Luas m² Dalam cm Tinggi m dpl Dasar perairan Suhu air ºC Salinitas air ‰ pH air Arus air Gulma air Tinggi gulma air cm Rapatan gulma air 1 A.sundaicus Tambak terbengkalai, lagun, rawa-rawa, sumur, kobakan 0,5- 10.000 5-300 9-64 Lumpur 67, pasir 25, semen 8 26-40 0-34 5,2-8,5 Tidak mengalir 63 dan mengalir lambat 37 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp., Ipomoea aquatica 1-80 Jarang, sedang, rapat, sangat rapat 2 A.barbirostris Tambak terbengkalai, kolam, parit, sawah, saluran irigasi, kubangan, kobakan 0,5- 10.000 5-300 9-64 Lumpur 78, pasir 17, semen 5 27-40 0-16 5,2-8 Tidak mengalir 57, mengalir lambat 37 dan mengalir sedang 6 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp., Ipomoea aquatica , Nymphaea alba , Alsophila glauca 1-80 Jarang, sedang, rapat 3 A.vagus Kolam, rawa-rawa, parit, sungai, sawah, saluran irigasi, sumur, kubangan, kobakan 0,5- 50.000 5-300 14-46 Lumpur 90, pasir 6, semen 4 27-38 5,2-9,5 Tidak mengalir 68 , mengalir lambat 24 dan mengalir sedang 8 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp, Ipomoea aquatica , Nymphaea alba , Alsophila glauca 1-50 Jarang, sedang, rapat, sangat rapat 4 A.subpictus Tambak terbengkalai, rawa-rawa 1- 10.000 20-200 9-25 Lumpur 59, pasir 32, semen9 29-40 0-16 6,2-8,5 Tidak mengalir 67 dan mengalir lambat 33 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp., Ipomeoa aquatica 1-50 Jarang, sedang, rapat, sangat rapat 5 A.kochi Kolam, kobakan 0,5-60 5-300 14-64 Lumpur 82, semen 18 27-38 5,2-8 Tidak mengalir 77 dan mengalir lambat 23 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp., Ipomoea aquatica , Nymphaea alba , Caladium bicolor , Alsophila glauca 1-60 Jarang, rapat Lanjutan Tabel 4.21 Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Anopheles spp. di Kecamatan Padangcermin Pesawaran No Spesies Anopheles Jenis Habitat Luas m² Dalam cm Tinggi m dpl Dasar perairan Suhu air ºC Salinitas air ‰ pH air Arus air Gulma air Tinggi gulma air cm Rapatan gulma air 6 A.maculatus Kolam 4-60 50-150 14-46 Lumpur 100 27-38 5.8-7 Tidak mengalir 75 dan mengalir lambat 25 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Spirogyra, Imperata sp., Nymphaea alba, Alsophila glauca 1-50 Jarang, rapat 7 A.indefinitus Tambak terbengkalai, 24- 10.000 20-150 9-25 Lumpur 78, pasir 22 29-40 0-16 6.2-8.5 Tidak mengalir 69 dan mengalir lambat 31 Enteromorpha sp., Heteromorpha sp., Imperata sp. 1-50 Jarang, sedang, rapat 8 A.aconitus Sawah 60- 50.000 10-15 16-28 Lumpur 100 30-34 6.2-7 Tidak mengalir 100 Imperata sp. 1-20 Rapat 9 A.tessellatus Kobakan 10 5 21 Lumpur 100 28-30 30-34 6,5-7 Tidak mengalir 100 Imperata sp. 80 Sedang

4.3 Kepadatan Anopheles spp.

Nyamuk Anopheles spp. yang berkontak dengan manusia pada 15 dusun di Kecamatan Rajabasa sebanyak 10 spesies, yaitu A. sundaicus, A. vagus, A. tessellatus, A. aconitus, A. subpictus, A. annularis, A. kochi, A. minimus, A. barbirostris dan A. maculatus. Nyamuk A. sundaicus ditemukan sebagai spesies terbanyak, sebagaimana ditunjukkan oleh rata-rata angka hinggap di badan MBR sebesar 32,29 per orang per malam, melebihi spesies lainnya Gambar 4.4 . Pada 15 dusun di Kecamatan Padangcermin ditemukan sebanyak delapan spesies Anopheles yang berkontak dengan manusia, yaitu A. sundaicus, A. subpictus, A. barbirostris, A. kochi, A. aconitus, A. tessellatus, A. vagus dan A. hyrcanus group. Nyamuk A. sundaicus juga ditemukan sebagai spesies terbanyak, dengan rata-rata angka hinggap di badan MBR sebesar 54,26 per orang per malam, melebihi spesies lainnya Gambar 4.5. Gambar 4.4 Rata-rata Anopheles spp. Hinggap di Badan Per Orang Per Malam MBR pada 15 Dusun di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Gambar 4.5 Rata-rata Anopheles spp. Hinggap di Badan Per Orang Per Malam MBR pada 15 Dusun di Kecamatan Padangcermin, Pesawaran Nyamuk A. sundaicus sebagai spesies terbanyak di wilayah pantai juga ditemukan di beberapa daerah lain. Rosa et al. 2009 melaporkan A. sundaicus ditemukan terbanyak di wilayah pantai Sukamaju Teluk Betung Bandar Lampung. Sementara itu A. sundaicus ditemukan terbanyak di Pantai Purwodadi Kabupaten Purworejo Sukowati dan Shinta 2009. Nyamuk A. sundaicus banyak ditemukan di wilayah pantai karena banyak lagun, rawa-rawa dan tambak terbengkalai yang merupakan habitat potensial bagi larva A. sundaicus. Rata-rata nyamuk A. sundaicus hinggap di badan lebih banyak di Padangcermin sebesar 54,26 per orang per malam dibandingkan dengan di Rajabasa sebesar 32,29 per orang per malam. Hal ini berkaitan dengan luasan habitat perkembangbiakan larva A. sundaicus. Semakin luas habitat perkembangbiakan larva, maka semakin tinggi kepadatan nyamuk hinggap di badan. Larva A. sundaicus di Padangcermin mempunyai habitat lebih luas dibandingkan dengan di Rajabasa. Di Padangcermin habitat utama larva A. sundaicus berupa tambak terbengkalai yang luas keseluruhan mencapai 30,6 Ha, sedangkan di Rajabasa habitat utama larva A. sundaicus adalah bak benur terbengkalai luasan total hanya 1,4 Ha.