16 Mengenai jadwal kajian lapangan terdiri atas tiga tahapan terpisah, yakni
secara keseluruhan telah dilakukan Pemetaan Sosial, Evaluasi Kegiatan dan riset akhir berupa kajian pengembangan masyarakat untuk penyusunan program. Adapun
jadwalnya, sebagaimana ditujukkan pada Tabel 1.
\
Tabel 1 Jadwal Kajian Pengembangan Masyarakat
NO JENIS KEGIATAN
06 TAHUN 2007
08
BULAN 12 1 4 7 8 9 10
11 12 1 2
1 Pemetaan Sosial
2 Evaluasi Program
3 Persiapankolokium 4 Penyusunan
proposal 5 Kajian
Lapangan 6
Penyusunan Tugas Akhir 7 Seminar
dan Ujian
3.3 Sumber Data
Metode pengumpulan data lapangan dalam kajian pengembangan masyarakat ini dilakukan berdasarkan tujuan yang telah dirancang. Konsentrasinya
meliputi; penentuan sumber data yakni melalui pemilihan responden dari populasi 60 kepala keluarga, berdasarkan kebutuhan setiap jenis data yang ingin dikumpulkan.
Kebutuhan data meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data primer dari responden dikumpulkan melalui instrumen survei, sedangkan data informasi dari
informan ditempuh dengan wawancara. Semua data dimaksud akan dibahas bersama petani lahan kering dan stakeholders dalam FGD dengan menggunakan
analisis SWOT. Tabel 2 berikut ini menunjukkan proses pengklasifikasian pengumpulan data.
17
Tabel 2 Matrik Kelengkapan Metode Pengumpulan Data
TUJUAN JENIS DATA
SUMBER DATA
ANALISIS DATA
Mengidentifikasi dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan petani dengan
memanfaatkan potensi lahan kering
Gampong Lampisang Dayah.
Penggunaan lahan kering untuk
kegiatan pertanian dan pengembalaan
ternak dan tingkat produktifitas dalam
pemanfaatan lahan tersebut.
Responden : petani lahan
kering.
Informan : PPL Pertanian
dan Mantri hewan dari
dinas terkait. Analisis
tabulasi kuantitatif
Membandingkan tingkat kesejahte-
raan petani lahan kering dengan
mengukur tingkat pendapatan
keluarga dari sektor pertanian maupun
pengembalaan. Penghasilan petani
lahan kering dari sektor
pengembalaan dan dari sektor
pertanian Responden :
petani lahan kering
Informan : aparat desa
atau tokoh masyarakat.
Analisis tabulasi
data kuantitatif
Merumuskan rancangan strategi
dan rancangan program
pengembangan masyarakat petani
lahan kering Gampong
Lampisang Dayah
Potensi lokal SDM, SDA dan akses
fasilitas lainnya.
Partisipasi aktif Pemda Aceh Besar
dan Petani Responden :
petani lahan kering.
Stakeholders : Unsur dinas
terkait Bappeda,
BPMD Pertanian dan
Peternakan. FGD
Analisis SWOT
Analisis kuantita
tif dan kulitatif
18
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara objektif perlu dilakukan pengumpulan data dari informan dan responden serta data pendukung lainnya dengan menggunakan 4
metodelogi. Keempat metode tersebut meliputi survei, wawancara, FGD dan studi dokumentasi, sebagaimana dijelaskan berikut ini :
3.4.1 Wawancara
Teknik pengumpulan data informasi dilaksanakan melalui wawancara tatap muka terhadap informan, dengan instrumennya adalah daftar wawancara terstruktur.
Informannya meliputi seorang mantri hewan, seorang PPL Pertanian dan seorang aparat desa atau tokoh masyarakat yang ditunjuk oleh kepala desa serta seorang
pengusaha yang punya investasi dalam kegiatan penggembalaan ternak
3.4.2 Survei
Teknik pengumpulan data kuantitatif berupa data primer dalam kajian ini dilaksanakan dengan menggunakan instrumen kuisioner terhadap responden
sampel. Kuisioner dimaksud disusun dalam sebuah daftar kuisioner secara terbuka atau tidak diberikan pilihan jawaban yang mengikat, dengan demikian responden
dapat menyampaikan data dan informasi secara lebih luas tentang kegiatannya. Guna memperoleh data survei secara sempurna dan objektif, maka sebelum
operasional di lapangan terlebih dahulu dipilih sumber data responden secara acak. Dari 60 kepala keluarga petani lahan kering populasi Gampong Lampisang Dayah
akan diambil sampel 17 kepala keluarga atau di atas 25 persen. Responden yang dipilih secara acak ditetapkan 13 kepala keluarga, sedangkan 4 kepala keluarga di
pilih langsung terhadap seluruh penggembala ternak.
3.4.3 Focused Group Discussion FGD
Setelah hasil wawancara terkumpul dan analisis SWOT telah dilakukan, maka FGD dapat dilaksanakan karena FGD merupakan tindak lanjut hasil wawancara dan
hasil analisis SWOT yang akan dibahas bersama petani dalam suatu pertemuan diskusi. Pertemuan dan keikutsertaan petani dapat mengidentifikasi permasalahan
dan kesulitan yang dialami komunitas petani lahan kering. Dalam kesempatan yang sama, pertemuan dapat merancang suatu rumusan program pengembangan
masyarakat. Peneliti berperan ganda yaitu sebagai fasilitator diskusi dan pengamat jalannya diskusi. Peserta FGD adalah 17 KK petani lahan kering, stakeholders yaitu
unsur Bappeda Aceh Besar, BPM, mantri hewan dan PPL Pertanian.
19
3.4.4 Studi Dokumentasi
Mempelajari arsip-arsip, dokumen-dokumen dan catatan monografi desa yang berkaitan dengan keberadaan lahan kering, kependudukan dan keorganisasian
di tingkat desa. Data yang terkumpul melalui studi dokumen tidak mutlak digunakan seluruhnya karena sifatnya skunder atau sebagai data pendukung dalam
menganalisis data primer yang terkumpul melalui survei, wawancara, analisis SWOT dan FGD.
3.5 Metode Analisis Data
Data untuk analisis SWOT dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner SWOT terhadap 17 kepala keluarga responden petani lahan kering. Dalam operasional
pengisian kuisioner dipandu langsung bekerjasama dengan staf Bappeda dan PPL Pertanian khusus membantu pemberian nilai poin pada setiap urutan jawaban
kuisioner. Data yang dikumpulkan akan dianalisis secara kuantitatif sehingga ditemukan tingkatanjumlah nilai secara pasti setiap poin jawaban responden.
Langkah-langkah analisis SWOT harus ditempuh ; 1. Bobot setiap jawaban mempunyai alternatif pemberian nilai antara 1 – 4, semakin
penting pengaruh faktor, maka semakin tinggi bobot yang akan diberikan. 2. Setiap nomor pertanyaan yang dijawab responden dijumlahkan rata-rata baris.
3. Semua nomor jawaban akan diakumulasikan secara total dalam nilai baris, lalu dijumlahkan menjadi jumlah kolom dan dibagi dengan jumlah baris maka disebut
jumlah kolom. 4. Nilai rata-rata baris yang lebih besar dari rata-rata kolom adalah kekuatan dan
peluang. Sedangkan nilai rata-rata baris yang lebih kecil dari rata-rata kolom adalah kelemahan dan ancaman.
Berdasarkan data terukur tersebut dilakukan kajian bersama komunitas petani dalam FGD dalam dua sesi; pertama, identifikasi masalah petani lahan kering dan
kedua, rancangan program dan penyusunan program pengembangan masyarakat, untuk menguatkan pemberdayaan petani lahan kering itu sendiri. Dalam proses
pertemuan di forum FGD akan muncul tanggapan secara positif dan negatif, namun dapat disepakati sampai setuju untuk dirumuskan dalam matriks analisis SWOT.
Untuk mentransper pemikiran peserta diskusi ke dalam matriks analisis SWOT, menurut beberapa pakar harus diklasifikasikan hasilnya pada empat versi besar.
20 Rangkuti 2006, Siagian 1995 dan Adisasmita 2006, menjelaskan penyusunan
strategi tersebut, yaitu : 1. Strategi SO, mengandalkan seluruh kekuatan guna memanfaatkan peluang yang
ada. 2. Strategi
WO, mengandalkan peluang yang ada guna menekankan kelemahan. 3. Strategi
ST, mengandalkan kekuatan yang ada guna mengantisipasi ancaman. 4. Strategi WT, berusaha menekankan kelamahan guna mencegah munculnya
ancaman.
3.6 Rancangan Penyusunan Program