78 menanggulangi permasalahn kesulitan modal para petani lahan kering. Dengan
dibentuknya koperasi simpan-pinjam maka bisa menghimpun dana dari petani yang terjadi surplus pendapatan setiap bulan, dianggap bisa disalurkan kepada petani
yang mengalami kesulitan memperoleh modal. Adapun harapan dari strategi ini adalah mau merubah pola penyimpanan uang, yakni menyimpan pada koperasi
sehingga dapat membantu sesama komunitasnya. Strategi yang terpilih yaitu, mengakomudir keuntungan petani ke dalam
sebuah koperasi simpan-pinjam sebagai persediaan modal bagi petani lahan kering, yang dicirikan di atas akan bisa terujud dengan cara mengaplikasikannya ke dalam
sebuah rancangan program pelaksanaan kegiatan. Program yang paling tepat tersebut adalah ;
1 Mendirikan sebuah Koperasi simpan-pinjam yang berbadan hukum. 2 Melibatkan donatur dalam koperasi.
Rancangan program tersebut dianggap efektif sebab permasalahan petani lahan kering Gampong Lampisang Dayah adalah tidak tersedia modal yang cukup
dalam kegiatan usahatani di lahan luas maupun di lahan sempit. Sehubungan dengan perjanjian dengan pengusaha lokal tentang bantuan pada tahun 2006,
sampai saat ini belum adanya realisasi terhadap pembangunan infrastruktur petani lahan kering desa ini.
6.2.5 Memanfaatkan jasa pendamping teknis sebagai pemandu kegiatan usahatani.
Strategi yang dimunculkan dari penekanan kelemahan komunitas dengan memanfaatkan peluang yang ada di sekitar lingkungan petani lahan kering,
merupakan sebuah strategi yang dapat mendukung kegiatan strategi lain yakni terhadap pendampingan dan penyuluhan yang dilaksanakan PPL Pertanian. Dengan
demikian strategi ini dapat memunculkan rancangan program meneruskan dan mengembangkan kegiatan pendampingan teknis. Program yang dapat ditawarkan
dari strategi ini meliputi ; 1 Pelibatan pendamping teknis dalam kegiatan kelompok pertanian lahan kering .
2 Pelibatan pendamping teknis dalam lembaga adat Seuneubok. Rancangan program tersebut penting dimunculkan dengan tujuan adanya
kelanjutan peran PPL terhadap kegiatan usahatani dalam bentuk kelompok peertanian yang akan dibentuk.
79
6.2.6 Memamfaatkan program BRR untuk memperkenalkan dan menerapkan peralatan teknologi sederhana.
Mengingat bahwa petani lahan kering ini masih melekat dengan pola subsisten, maka satu-satunya cara merubah karakteristiknya adalah dengan
penerapan teknologi. Aplikasi teknologi perlu diterapkan dalam upaya pengolahan tanah pertanian maupun dalan pengolahan hasil pertanian. Petani tidak akan mampu
mengenal dan mengaplikasikan teknologi pertanian jika tidak ada pihak lain yang berpartisipasi dalam kegiatan pertanian dimaksud. Oleh sebab itu, bersamaan
dengan program BRR perlu dirancang program bagi petani untuk memperkenalkan teknologi sederhana ramah lngkungan sehingga akan memudahkan pekerjaan dan
bermanfaat dalam pengolahan bahan baku hasil pertanian. Maksud penerapan teknologi sederhana ini yakni dalam upaya mengangkat
pusat-pusat pertumbuhan produksi di tingkat komunitas keluarga petani lahan kering. Berkaitan dengan rancangan program ini maka perl partisipasi instansi terkait seperti
BPM Provinsi NAD yang memiliki proyek Teknologi Tepat Guna TTG. Rancangan program yang ditawarkan meliputi :
1 Pengenalan dan penerapan alat pengolah minyak kelapa. 2 Pengenalan dan penerapan alat pengolah sabut kelapa.
Kedua program ini punya potensi ekonomi, karena selama ini petani mengolah minyak kelapa secara tradisional dengan kualitas rendah sehingga tidak
diminati konsumen. Kemudian, di Kecamatan Seulimeum sampai saat ini belum ada kegiatan pemanfaatanpengolahan sabut kelapa.
6.2.7 Memamfaatkan lahan terlantar untuk kegiatan kelompok tani dalam rangka kemitraan dengan pengusaha lokal.
Dengan mempertibangkan kekuatan yang ada pada komunitas petani lahan kering, kemudian berusaha mengantisipasi unsur ancaman di luar lingkungannya,
maka berhasil dirancang dua strategi. Di antara dua strategi yang tersusun dalam matriks analisis SWOT, dapat dipilih satu alternatif dengan argumentasi bahwa
sangat strategis dalam upaya menanggulangi permasalahn kesulitan modal yang besar dari pihak institusi luar, guna peremajaan kebun petani lahan kering. Tujuan
bekerjasama dengan sektor swasta adalah dapat menggunakan kembali seluruh potensi lahan kering petani yang terlantar, tentunya melalui sebuah perjanjian bagi
hasil atau kesepakatan lain. Adapun harapan dari strategi ini adalah terealisasinya investasi kemitraan untuk menggarap lahan kering secara maksimal.
80 Strategi yang terpilih yaitu, memamfaatkan lahan dalam bentuk kelompok tani
guna membangun suatu trust dalam rangka kemitraan dengan pengusaha. Dengan demikian, jika kerjasama bagi hasil tidak ditemui, maka perlu membuka akses
negosiasi ke berbagai sumber penyedia modal pinjaman, merupakan suatu strategi yang sering dilakukan tetapi harus mengakses kepada sumber modal sebaiknya
pada pinjaman lunak bunga rendah. Jadi, jaringan kerja petani lahan kering Gambar 5 harus diperketat lagi dengan membangun jejaring sosial ke berbagai
institusi terkait secara vertikal. Yang dicirikan di atas akan bisa terujud dengan cara mengaplikasikannya ke dalam rancangan program pelaksanaan kegiatan. Program
yang relevan adalah, 1 Kemitraan usaha perkebunan antara petani lahan kering dengan pengusaha.
2 Kerjasama petani lahan kering dengan pengusaha lokal. Rancangan program tersebut dianggap efektif sebab permasalahan petani
lahan kering Gampong Lampisang Dayah belakangan ini adalah tidak cukup tersedia modal sendiri dalam kegiatan usahatani di lahan luas maupun di lahan sempit dan
perlunya merangkul investor lokal ke sektor pertanian pengembangan tersebut.
6.2.8 Meningkatkan kerjasama petani lahan kering dalam memantau penyelenggaraan musrenbangdes.