13
III. METODE KAJIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Profil petani lahan kering Gampong Lampisang Dayah tidak terlepas dengan permasalahan besar seperti masih melekatnya dengan pola pertanian subsisten.
Petani tersebut selalu terkait dengan keterbatasan sarana penunjang aktivitas pertanian infrastruktur di samping sangat sederhana dalam aplikasi teknologi
tepatguna. Akibatnya kegiatan tidak berkembang dengan baik, rendahnya produktifitas sehingga sulit berkembang pasar yang lebih luas. Rendahnya pendapatan,
terbatasnya akses kepada sumber modal dan rendahnya SDM, mengakibatkan rendahnya tingkat kesejahteraan.
Permasalahan sosial adalah kalangan petani lahan kering belum terjalin kerjasama petani secara maksimal maupun hubungan dengan pihak lain luar desa
yang dapat menggalang kreativitas petani. Tujuan penggalangan petani ialah guna memotivasi terbentuknya kelembagaan yang tangguh berkompetisi sehingga
mendapat kepercayaan institusi luar. Modal sosial tersebut dapat diusahakan melalui jejaring sosial namun belum terjadi dengan sempurna sehingga akses kerjasama
masih terbatas, malah belum mendapat kepercayaan trust dari sumber modal sekitarnya.
Permasalahan di atas sangat mempengaruhi kelancaran seluruh kegiatan petani lahan kering yang bergerak dalam penanaman kopi dan dan kelapa serta yang
bergerak dalam penggembalaan kerbau dan lembu. Dalam kegiatannya usahatani di lahan kering memang tidak terlepas dari unsur kelemahan dan ancaman, di samping
memiliki unsur kekuatan dan peluang. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki akan diinventarisir dalam faktor internal, sedangkan peluang dan ancaman akan
digolongkan dalam faktor eksternal. Tujuan akhir kajian adalah merumuskan program pengembangan masyarakat
setelah mengetahui indikator-indikator yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan. Guna lebih terfokus alur pemikiran dan analisis data dimaksud, perlu disusun dalam
suatu gambaran kerangka berpikir yang sistematis, sehingga memudahkan pengambilan data dari responden, mempercepat proses kajian analisis SWOT
Strengths, Weaknessess, Oprtunities dan Threats, serta dalam tahapan pelaksanaan kajian FGD. Berikut digambarkan kerangka berpikir penyusunan program :
14
Gambar 1 Kerangka Berpikir
Keterangan : Mempengaruhi,
memerlukan
Permasalahan Petani Lahan Kering
1. Pola pertanian subsisten; Ketergantungan pada musim
hujan rainfed. Ketidaktepatan cara
pengolahan tanah. Belum diaplikasi teknologi
pertanian tepatguna. Terbatasnya permodalan.
Tidak tersedia infrastruktur penunjang kegiatan pertanian
yang baik. Belum terjadi interaksi pasar
yang lebih luas. 2. Pola agribisnis terkendala;
Pola produksi pertanian ter- pencarbelum mengelompok.
Sararaprasarana ekonomi belum memadai.
Biaya trasportasi tinggi akibat kondisi geografis daerah.
Pola agroindustri terpusat di kota sehingga mahal bahan
baku hasil pertanian.
Sistem kelembagaan pedesa- an pasar keuangan lemah.
Faktor Internal Petani Lahan Kering
Ketersediaan lahan kering. jejaring sosial Kerjasama
petani lahan kering. Ketersediaan modal usaha.
Ketersediaan SDM. Aplikasi terknologi dalam
kegiatan pertanian. Ketersediaan infrastruktur.
Faktor Eksternal Petani Lahan Kering
Peran kelembagaan lokal. Peranan musrenbang.
Peranan pasar dan pemasaran hasil tani.
Peran dinas teknis melalui pendamping teknis.
Peran swastapengusaha. Peran ORNOP dalam
pemberdayaan petani.
USAHATANI LAHAN KERING
Strategi Rancangan
Program
Pembangunan sektor pertanian
secara partisipatif dalam rangka
penguatan ekonomi petani
lahan kering
.
Hasil Yang Diharapkan Petani
lahan kering
Pemanfaatan lahan kering secara
efektif dan efesien. Berjalannya pola
kegiatan agribisnis Meningkatnya
pendapatan dan kesejahteraan
keluarga petani lahan kering.
15
3.2 Lokasi dan Waktu Kajian