7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penguatan Ekonomi
Penguatan ekonomi sektor pertanian terutama terhadap tanaman pangan, dapat dibangun dengan konsep agribisnis. Secara kuantitatif diperhatikan juga
sejauhmana pemanfaatan sumber daya lokal atau sumber daya alam melalui kegiatan sektor pertanian dan sejauhmana dapat dikembangkan kegiatan tersebut dengan
tujuan peningkatan produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Peran kelembagaan dan sumber daya manusia turut mempengaruhi kinerja bidang pertanian
dalam usaha keberhasilan pemanfaatan sumber daya alam. Menurut Escafe dan Collin Clark dalam Winardi 1995, untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi economic growth perlu dilihat aspek pemunculan sumber-
sumber produksi baru, apakah dapat dipertahankan usaha atau bisa ditingkatkan lagi produksi dan membuka lapangan kerja sekitarnya. Perekonomian yang belum
berkembang maka pertanian merupakan pekerjaan dan sumber pendapatan pokok. Ketika pertanian tersebut tumbuh, maka industri manufaktur dan jasa akan tumbuh.
Untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dimaksud perlu keterkaitan produksi pertanian forward linkages dan backward linkages yaitu mata rantai dari
produksi, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, yang disebut agribisnis. Parhepi dan Goal dalam Soekartawi 1993, mengidentifikasi dalam 5 faktor yang menghambat
pola dan hubungan mata rantai agribisnis di pedesaan. Pertama pola produksi
komoditi pertanian tersebar sehingga sulit pembinaan yang efektif, kedua infrasruktur belum memadai sehingga sulit mencapai efesiensi usahatani, ketiga biaya produksi
lebih tinggi karena terisolir daerah, keempat pemusatan agroindustri di kota besar sehingga nilai bahan baku pertanian menjadi mahal akibat biaya-biaya yang
dikeluarga, kelima sistem kelembagaan di pedesaan yang lemah, sehingga tidak mendukung kegiatan agribisnis.
Kegiatan agribisnis perlu dimaksimalkan, dengan mempengaruhi pelaku pembangunan pertanian pedesaan. Mosher dalam Soekartawi 1993 menawarkan 4
aspek alternatif. Pertama pemanfaatan sumberdaya dengan tanpa merusak lingkungan resourse endowment, kedua pemanfaatan teknologi yang senantiasa
berubah technological endowment,
ketiga pemanfaatan budaya cultural endowment untuk keberhasilan pembangunan pertanian, keempat pemanfaatan
kelembagaan yang saling menguntungkan institutional.
8 Todaro 1985 mengemukakan, sangat diperlukan secara menyeluruh
melakukan perubahan-perubahan kepada seluruh sendi kehidupan sosial, ekonomi dan struktur kelembagaan pada masyarakat desa. Jika tidak dilakukan pembenahan
hal dimaksud, maka pembangunan pertanian sulit berkembang bahkan akan terjadi kesenjangan antar kelompok petani kecil dengan pemilik tanah. Artinya, penguatan
ekonomi masyarakat petani terpengaruh pada kondisi sosial dan budaya setempat.
2.2 Pendekatan Partisipatif