94
6.3.12 Pengenalan cara dan penerapan alat pengolah sabut kelapa
.
1 Latar belakang Sabut kelapa di desa ini tidak dimanfaatkan sedangkan di Kecamatan
Baiturrahman Aceh Besar justru menjadi pusat pengolahan bahan baku tersebut menjadi tali, alas kaki dan bahan baku goni untuk memenuhi permintaan pasar
tingkat propinsi dan kota Medan. Petani lahan kering desa ini belum memiliki ketrampilan tersebut dan mengenl alat pengurai sabut kelapa. Sehubungan
dengan prospek ekonomi tersebut maka perlu pengenalan dan penerapan peralatan TTG dimaksud agar tersedia lapangan kerja bagi petani lahan kering
dan keluarganya. 2 Tujuan
Tersedianya lapangan kerja baru bagi keluarga petani lahan kering 3 Sasaran
Diperuntukkan khusus bagi keluarga petani lahan kering.
6.3.13 Kemitraan usahatani dengan sektor swasta.
Kemitraan petani lahan kering dengan sektor swasta dan atau dengan pengusaha lokal dapat dijajaki dengan menunjuk perwakilan petani. Tujuan dilakukan
kemitraan diharapkan mampu menghimpun investasi swasta ke sektor pengembangan usahatani lahan kering di desa ini. Sasaran negosiasi yakni terhadap
institusi yang dianggap bisa berpeluang dalam penyediaan modal dalam bentuk kerjasama atau bagi hasil dengan suatu kesepakatan kerja. Oleh sebab itu, tidak
perlu dilakukan aksi program, tetapi bisa dilakukan suatu pilot project terhadap beberapa hektar lahan kering.
Dengan demikian, untuk terlaksana dan memperoleh kepercayaan pihak investor maka perlu peran Pemerintah Kabupaten Aceh Besar memfasilitasi,
termasuk penyelesaian pembangunan infrastruktur jalan lingkar yang telah direncanakan tahun 2008, dan memberi kemudahan lain berupa pelayanan
administrasi dan keringanan dalam memperoleh perizinan bagi pengusaha yang bergerak sektor agribisnis.
6.3.14 Kerjasama usahatani dengan pengusaha lokal.
Kemitraan petani lahan kering dengan perusahan adalah khusus dalam upaya meminta perhatian dari perusahan penggali dan pengolah bahan galian-C
95 yang sedang beroperasi di desa ini. Tindakan ini tidak melanggari hukum, karena
setiap perusahaan perlu adanya tanggungjawab sosial terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar operasionalanya. Untuk memanfaatkan potensi inilah maka perlu
suatu kerjasama antara petani lahan kering dengan pihak perusahaan secara terorganisir seperti kelompok pertanian yang akan dibentuk. Realisasi dana bisa saja
dalam bentuk modal atau pengembangan koperasi maupun pembangunan infrastruktur bagi petani lahan kering. Dengan terjalinnya hubungan kerjasama ini
maka akhir tahun 2008 harus sudah dilaksanakan kegiatan penting yang menjadi prioritas adalah pembangunan fasilitas pertanian seperti penampungan air bersih dari
sumber mata air gunung yang selama ini diinginkan masyarakat.
6.3.15 Melakukan advokasi ke BPM Aceh Besar, sebelum penyelenggaraan musrenbangdes.
Sebagaimana telah dijelaskan di depan, bahwa tindakan perjuangan pembelaan hak sesuai perundang-undangan melalui suatu pendekatan dapat
dibenarkan. Dalam hal ini advokasi kepada yang berwewenang sebagai pelaksana sistem perencanaan pembangunan dapat dilakukan terhadap BPM Aceh Besar.
Perwakilan petani atau kelembagaan termasuk kelompok tani maupun kelembagaan adat seperti Lembaga Adat Seuneubok dianggap layak melakukannnya. Tujuannya
ialah mempengaruhi Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dengan tuntutanya suapaya pelaksanaan musrenbangdes berlangsung secara transparan sehingga dalam
rangka terujudnya pola perencanaan dari kalangan bawah atau terserap aspirasi masyarakat tani.
6.3.16 Melakukan advokasi ke Bappeda Aceh Besar, sebelum penyelenggaraan musrenbang
.
Program ini sama halnya dengan program sebelumnya yakni tindakan perjuangan pembelaan hak sesuai perundang-undangan melalui suatu pendekatan
dapat dibenarkan. Dalam hal ini advokasi kepada yang berwewenang sebagai pelaksana sistem perencanaan pembangunan dapat dilakukan terhadap Bappeda
Aceh Besar. Perwakilan petani atau kelembagaan termasuk kelompok tani maupun kelembagaan adat seperti Lembaga Adat Seuneubok dianggap layak
melakukannnya. Tujuannya ialah mempengaruhi Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dengan tuntutanya suapaya pelaksanaan musrenbang berlangsung secara
transparan sehingga dalam rangka terujudnya pola perencanaan dari kalangan bawah atau terserap aspirasi masyarakat tani.
96
6.3.17 Pemberian bimbingan teknis bidang pertanian bagi betani lahan kering.