Rancangan Penyusunan Program METODE KAJIAN

20 Rangkuti 2006, Siagian 1995 dan Adisasmita 2006, menjelaskan penyusunan strategi tersebut, yaitu : 1. Strategi SO, mengandalkan seluruh kekuatan guna memanfaatkan peluang yang ada. 2. Strategi WO, mengandalkan peluang yang ada guna menekankan kelemahan. 3. Strategi ST, mengandalkan kekuatan yang ada guna mengantisipasi ancaman. 4. Strategi WT, berusaha menekankan kelamahan guna mencegah munculnya ancaman.

3.6 Rancangan Penyusunan Program

Penyusunan program atau sepadan dengan pengajuan sebuah formulasi kebijakan yang wujudnya dapat diaplikasikan bagi komunitas petani lahan kering setempat. Setelah semua hasil riset diketahui dan dianisis, maka rancangan yang dirumuskan adalah mempertimbangkan beberapa faktor. Pertama, meninjau kinerja petani dari aspek ekonomi, sosial budaya dalam aktivitas kehidupan pertanian subsisten, di samping melihat hubungan yang berpengaruh antara eksistensi internal dan tingkat keterlibatan eksternal dalam komunitas petani. Kedua, melihat potensi yang ada di okasi apakah telah dikembangakan atau diberdayakan. Ketiga, menetapkan lokasi pengembangan masyarakat berdasarkan evaluasi kegiatan yang ada, dengan memperhatikan keberlanjutannya dan tersedia sumber pendukung yang berpotensi. Semua unsur di atas akan dirancang dengan memanfaatkan partisipasi bersama stakeholders dari intansi teknis Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dan pelibatan unsur pihak ketiga meliputi pengusaha sebagai penyedia modal bagi petani lahan kering. Penyusunan rancangan program pengembangan masyarakat dilaksanakan secara terpadu antara fungsi peneliti sebagai fasilitator berlangsungnya pelaksanaan FGD yang menghadirkan responden dan memanfaatkan kembali stakeholders di atas. Sebagai fokus awal rancangan program akan melihat secara mendalam terhadap kegiatan-kegiatan petani lahan kering yang sedang berlangsung. Setelah dianalisis terhadap dua kegiatan yang memanfaatkan lahan kering, akan dilihat sektor mana yang lebih menonjol aktivitas seluruh petani guna melihat permasalahan usahatani dimaksud. Di samping menemukan jumlah pendapatan responden, akan dikaji juga usahatani yang mana lebih dominan dikerjakan, apakah penggembalaan, 21 perkebunan atau ladang akan terpilih untuk dievaluasi pendapatan rata-rata dalam satuan pertahuan terhadap luas penggunaan lahan kering. Satu di antara tiga kegiatan akan diketahui bahwa sektor mana yang lebih menguntungkan pemanfaatan lahan kering dalam upaya meningkatakan kesejahteraan keluarga. Artinya sektor tersebut cocok dikembangkan sebagai suatu program pengembangan petani lahan kering Gampong Lampisang Dayah. Rancangan program yang dihasilkan berdasarkan kesepakatan dari FGD dengan melibatkan stakeholders unsur Bappeda, Badan PMD dan PPL Pertanian, petani lahan kering yang dilakukan secara partisipatif. Bentuk rancangan program pengembangan masyarakat tersebut merupakan wujud dari jawaban pertanyaan- pertanyaan dalam rumusan 5 W + 1 H. Rumusan dimaksud merupakan jawaban terhadap isi judul rancangan program what, terhadap kelompok siapa dilakukan program whom, siapa yang berperan melakukannya who, dimana rencana lokasi program dilaksanakan where dan saat kapan mulai diselenggarakan when serta bagaimana teknis pelasanaannya how. 22

IV. PETA SOSIAL MASYARAKAT

DAN PERTANIAN LAHAN KERING Peta Sosial Gampong Lampisang L o k a s i Gampong Lampisang Dayah letaknya di sebelah Barat Daya Gunung Seulawah, dengan ketinggian rata-rata 11 meter di atas permukaan air laut. Suhu rata-rata antara 25°C sampai dengan 28°C. Di lihat dari arah mata angin, posisi wilayah hukum desa adalah; Sebelah Utara berbatasan dengan Pemukiman Tanoh Abee, sebelah selatan berbatasan dengan hutan tanah negara. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lampisang Teungoh, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Capeung Dayah. Luas desa ini 675 hektar, terdiri dari tanah pemukiman penduduk 13 hektar, lahan sawah irigasi teknis dan tadah hujan rainfed 135 hektar, lahan ladang 115 hektar, lahan kebun 48 hektar, lahan terlantar 95 hektar, hutan 36 hektar dan lainnya 8 hektar dan sudah termasuk tanah negara 225 hektar yang pernah dikelola Hutan Tanaman Industri HTI PT. Iindrapuri PTI. Ketersediaan lahan kering desa ini mencapai 524 hektar 77,63 dari total luas desa. Lahan kering ini terdiri dari empat jenis, meliputi lahan hutan, ladang, kebun dan dataran. Tanah dataran rumput 100 hektar saat ini terlantar sebagaimana 135 hektar dataran rumput pada tanah negara. Secara keseluruhan kondisi lahan terlihat dalam Tabel 3. Tabel 3 Jenis Lahan Menurut Luas NO JENIS LAHAN LUAS HA PERSEN 1. Pemukiman 13 1,93 2. Sawah 135 20 3. Ladang 115 17,04 4. Kebun 48 7,11 5. Dataran 95 14,07 6. Hutan 36 5,33 7. Lain-Lain 8 1,19 8. Tanah Negara 225 33,33 JUMLAH 675 100 Diadaptasi dari Data BPS NAD 2005