Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

243 rumah tangga petani dan buruh tani dibandingkan dengan kebijakan yang sama ditujukan ke sektor agroindustri. 7. Dari perspektif distribusi pendapatan rumah tangga, kebijakan ekonomi di sektor agroindustri berdampak menurunkan kesenjangan pendapatan rumah tangga, pendapatan tenaga kerja maupun pendapatan sektoral. Kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri makanan akan mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga yang lebih besar dibandingkan bila kebijakan yang sama ditujukan ke agroindustri non makanan. Kebijakan melakukan redistribusi pendapatan rumah tangga dari golongan atas ke rumah tangga golongan rendah berdampak paling besar mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga. Namun kebijakan tersebut berdampak menurunkan output sektoral dan pendapatan tenaga kerja non pertanian serta pendapatan rumah tangga non pertanian golongan atas di desa dan di kota, atau menghasilkan equity vs growth. Dengan demikian kebijakan yang paling berdampak positif dalam mengurangi kesenjangan pendapatan adalah kebijakan peningkatan investasi yang didukung oleh peningkatan ekspor agroindustri prioritas serta kebijakan peningkatan investasi yang didukung oleh peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor pertanian primer prioritas. 8. Kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri prioritas berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang seiring dengan pemerataan dan mengurangi kemiskinan di Indonesia.

9.2. Kesimpulan

1. Sektor agroindustri dewasa ini memiliki peran yang lebih besar dalam meningkatkan output, nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja dibandingkan sektor pertanian primer dan sektor lainnya, meskipun tidak menunjukkan perbedaan yang besar. Dalam hal penyerapan tenaga kerja agroindustri makanan memiliki peran yang lebih tinggi 244 dibandingkan agroindustri non makanan. Sebaliknya dalam hal peningkatan output dan nilai tambah modal, agroindustri non makanan memiliki peran yang lebih besar. 2. Meskipun sektor agroindustri memiliki peran yang besar dalam meningkatkan perekonomian nasional, namun pengembangan agroindustri melalui konsep Agricultural-Demand-Led Industrialization ADLI di Indonesia masih jauh dari penerapan yang ideal. Keterkaitan antara sektor agroindustri dengan sektor pertanian primer dalam meningkatkan pendapatan golongan rumah tangga buruh tani dan petani masih lemah. Manfaat pengembangan agroindustri lebih banyak mengalir ke rumah tangga non pertanian di kota, sedangkan buruh tani dan petani menerima pendapatan terkecil. 3. Berdasarkan peran dalam meningkatkan output, penyerapan tenaga kerja dan mengakselerasi pendapatan sektor lain serta meningkatkan pendapatan rumah tangga golongan rendah, idustri prioritas di sektor agroindustri adalah: a agroindustri makanan sektor tanaman pangan, b agroindustri makanan sektor perikanan, c agroindustri makanan sektor perkebunan, d industri kayu lapis bambu dan rotan, dan e industri karet remah dan karet asap. 4. Kebijakan ekonomi di sektor agroindustri makanan berdampak mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga yang lebih besar, sedangkan kebijakan ekonomi di sektor agroindustri non makanan berdampak mengurangi kemiskinan lebih besar. 5. Kebijakan peningkatan ekspor, investasi, dan insentif pajak di sektor agroindustri berdampak meningkatkan output sektoral, pendapatan tenaga kerja dan rumah tangga dan berdampak pula mengurangi kesenjangan output sektoral, pendapatan tenaga kerja dan rumah tangga serta mengurangi kemiskinan rumah tangga. Sedangkan kebijakan peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor agroindustri menghasilkan pengaruh 245 yang lebih kecil dibandingkan kebijakan ekonomi yang lain. Kebijakan redistribusi pendapatan dari rumah tangga golongan atas ke rumah tangga golongan rendah paling efektif mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga namun menghasilkan trade off ‘equity vs growth’. 6. Kebijakan ekonomi yang berdampak paling besar meningkatkan pendapatan, mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan rumah tangga adalah kebijakan peningkatan investasi dan peningkatan ekspor di sektor agroindustri prioritas.

9.3. Saran Kebijakan