Agroindustri Non Makanan Penelusuran Jalur Transmisi Pengaruh dari Sektor Agroindustri ke Rumah Tangga

langsung yang diterima melalui jalur kedua sebesar 0.011. Artinya stimulus ekonomi ke agroindustri rokok yang melewati tenaga kerja sebagai perantara akan menghasilkan peningkatan pendapatan bagi rumah tangga dibandingkan yang melewati sektor tanaman terlebih dahulu. Pada jalur tersebut TK non pertanian di desa memperoleh pengaruh langsung sebesar 0.188 sedangkan sektor tanaman pangan memperoleh pengaruh langsung sebesar 0.062. Rumah tangga yang memperoleh pengaruh global terbesar adalah RT non pertanian golongan rendah di kota dengan nilai sebesar 0.941 Pada jalur dasar yang melewati TK non pertanian di kota tersebut, rumah tangga memperoleh pengaruh langsung sebesar 0.225 dan pengaruh total sebesar 0.433 atau sekitar 46 persen dari pengaruh global. Sedangkan TK non pertanian di kota memperoleh pengaruh sebesar 0.313.

5.6.2. Agroindustri Non Makanan

Jalur dasar agroindustri non makanan, meliputi industri kapuk, industri kulit samakan dan olahan, industri kayu lapis, barang dari kayu dan bambu, industri bubur kertas dan industri karet asap, memiliki pola yang hampir sama dimana kontribusi agroindustri non makanan dalam memberikan tambahan pendapatan bagi RT buruh tani, petani kecil dan petani luas melalui pengaruh langsung yang dipancarkan relatif kecil kurang dari 0.01 sehingga tidak tertangkap oleh analisis SPA sebagai jalur tujuan. Namun demikian pengaruh langsung dan tidak langsung yang dipancarkan oleh agroindustri non makanan kepada rumah tangga buruh tani, petani kecil dan petani luas secara akumulasi tercermin dalam nilai pengganda pendapatan rumah tangga. Gambar 18 merangkum alur dipancarkannya pengaruh stimulus ekonomi pada agroindustri non makanan menuju institusi rumah tangga. Pengaruh langsung terbesar agroindustri non makanan secara umum dipancarkan ke RT non pertanian, baik golongan rendah dan golongan atas di desa dan di kota. Pada industri kapuk, pengaruh terbesar. dipancarkan ke RT non pertanian golongan rendah di kota melalui sektor perdagangan, TK non pertanian di kota dan modal sebagai perantara. Pada industri bubur kertas pengaruh dipancarkan melalui industri ringan dan berat dan melalui faktor produksi modal sebagai perantara. Gambar 18. Jalur Dasar Agroindustri Non Makanan ke Rumah Tangga Keterkaitan antara indutri bubur kertas dan industri ringan mempunyai makna bahwa output industri bubur kertas banyak digunakan oleh industri-industri ringan yang menggunakan bubur kertas sebagai bahan baku misalnya industri buku tulis, karton dan sebagainya sehingga menghasilkan peningkatan output bagi industri ringan. Dengan kata lain industri bubur kertas memiliki forward linkage yang kuat dengan industri ringan. Industri Kapuk Industri Bubur kertas Industri Kayu, Kulit, Karet RT non pert gol rendah atas di desa dan kota Ind berat ind ringan TK non pert kota RT non pert gol rendah di kota TK non pertanian desa kota Sektor Perdagangan RT non pert gol rendah di kota Modal TK non pert kota RT non pert gol rendah di desa kota dan gol atas kota Ind ringan TK non pert desa kota TK non pert desa kota Modal Buruh tani RT non pert gol rendah di desa kota dan gol atas kota di kota Petani luas, RT non pert gol rendah atas di desa kota Sedangkan pengaruh yang dipancarkan melalui industri berat berimplikasi industri bubur kertas memiliki backward linkage terhadap industri berat mesin-mesin produksi yang termasuk dalam alat berat, peralatan logam dan sebagainya yang digunakan untuk alat berproduksi. Keterkaitan dengan faktor produksi modal sebagai perantara berimplikasi bahwa industri bubur kertas bersifat padat modal. Pada industri kayu lapis, bambu dan rotan, industri kulit dan industri karet remah dan karet asap pengaruh terbesar dipancarkan ke RT non pertanian di kota dan di desa dan petani luas melalui industri ringan dan TK non pertanian sebagai perantara. Namun untuk industri karet remah dan karet asap selain ke RT non pertanian, pengaruh terbesar juga dipancarkan ke RT buruh tani. Keterkaitan industri-industri tersebut dengan industri ringan berimplikasi adanya forward linkage yang kuat dengan industri-industri ringan yang menggunakan output industri- industri tersebut sebagai bahan baku, seperti industri furniture, industri sepatu, industri ban mobil dan sebaginya. 1 Industri Kapuk Jalur dasar dan nilai pengaruh pada masing-masing jalur serta pengaruh global, pengaruh total dan pengaruh langsung agroindustri kapuk secara rinci disajikan pada Tabel 26 dan Gambar 19. Pengaruh langsung terbesar yang dipancarkan oleh industri kapuk mengarah pada RT non pertanian golongan rendah di kota dengan nilai sebesar 0.045 dan pengaruh total sebesar 0.087 atau sekitar 10.3 persen dari pengaruh global.Sedangkan pengganda global sebesar 0.836 yang tak lain adalah nilai pengganda pendapatan RT non pertanian golongan rendah di kota dengan adanya stimulus ekonomi pada agroindustri kapuk. Berdasarkan nilai pengaruh langsung terbesar ada tiga jalur dasar yang dilalui, pertama melalui TK non pertanian di kota sebagai perantara, melalui faktor produksi modal dan melalui sektor perdagangan kemudian menuju TK non pertanian di kota. Pada jalur yang melewati TK non pertanian sebagai perantara awal, jalur tersebut menghasilkan pengaruh total terbesar. Sedangkan pada jalur yang melewati modal sebagai perantara Tabel 26. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Kapuk ke Rumah Tangga Tahun 2003 Jalur Asal Jalur Tujuan RT Pengaruh Global Jalur Dasar Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global Non pert gol rendah desa 0.48 Agroind kapuk-TK NP ds- RT NP rendah ds 0.029 1.513 0.044 9.1 Agroind kapuk-Modal- RT NP rendah ds 0.01 2.077 0.022 4.5 Non pert gol rendah kota 0.836 Agroind kapuk-TK NP kota- RT NP rendah kota 0.045 1.913 0.087 10.3 Agroind kapuk-Modal- RT NP rendah kota 0.016 2.292 0.037 4.4 Agroind kapuk-Perdagangan- TK NP kota-RT NP rendah kota 0.023 1.982 0.02 2.4 Agro- industri Kapuk Non pert gol atas kota 0.313 Agroind kapuk-TK NP kota- RT NP atas kota 0.015 2.026 0.047 5.7 hanya menerima pengaruh langsung sebesar 0.016 namun menghasilkan pengganda jalur terbesar. Hal ini berimplikasi bahwa jalur yang melewati modal sebagai perantara awal, 0.719 0.023 Modal TK NP Desa NP Rendah Desa NP Rendah Kota 0.010 0.016 0.131 0.204 Perdagangan 0.043 0.079 0.100 NP Rendah Desa 0.029 0.671 TK NP Kota NP Atas Kota 0.015 0.235 NP Rendah Kota 0.023 0.063 Agro Kapuk NP Rendah Kota 0.045 Gambar 19. Jalur Dasar Agroindustri Kapuk ke Rumah Tangga menghasilkan keterkaitan dengan sektor lain yang lebih luas sehingga menghasilkan pengaruh tidak langsung yang lebih besar yang tercermin melalui pengganda jalur yang lebih besar pula. Gambar 19 menunjukkan pula jalur yang menuju ke RT non pertanian di desa, non pertanian golongan rendah di kota dan non pertanian golongan atas di kota. TK non pertanian di kota menerima pengaruh langsung sebesar 0.063, faktor produksi modal menerima pengaruh sebesar 0.079 dan sektor perdagangan menerima pengaruh sebesar 0.100. Terlihat bahwa stimulus ekonomi ke agroindustri kapuk yang menuju ke RT non pertanian golongan rendah di kota, pengaruh langsung yang dipancarkan justru mengarah pada sektor perdagangan. 2 Industri Kulit Samakan dan Olahan Jalur struktural pada agroindustri kulit samakan dan olahan disajikan pada Tabel 27 dan Gambar 20. Berdasarkan nilai pengaruh terbesar, stimulus ekonomi pada agroindustri kulit samakan dan olahan dipancarkan terutama ke RT petani luas, non pertanian golongan rendah di desa dan di kota serta RT non pertanian golongan atas di kota. Seperti halnya pada agroindustri lainnya, pengaruh global terbesar dipancarkan ke RT non pertanian golongan rendah di kota dengan nilai sebesar 0.864. Pengaruh yang dipancarkan ke rumah tangga tersebut melewati tiga jalur dasar. Jalur pertama melewati TK non pertanian di kota, jalur kedua melewati modal dan jalur ketiga melewati industri ringan terlebih dahulu baru kemudian baru menuju TK non pertanian di kota. Dari ketiga jalur tersebut pengaruh total terbesar terdapat pada jalur yang melewati TK non pertanian di kota, namun pengganda jalur yang mencerminkan keterkaitan dengan sektor-sektor lain melalui pengaruh tidak langsung justru terdapat pada jalur yang melibatkan industri ringan sebagai perantara. Berdasarkan nilai pengaruh terbesar, stimulus ekonomi hanya dipancarkan ke petani luas dengan nilai pengaruh global sebesar 0.181. Tabel 27. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Kulit Samakan dan Olahan ke Rumah Tangga Tahun 2003 Jalur Asal Jalur Tujuan RT Pengaruh Global Jalur Dasar Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global Petani Luas 0.181 Agroind kulit-Modal-RT tani luas 0.011 1.893 0.02 11.3 Non pert gol rendah desa 0.494 Agroind kulit-TK NP ds-RT NP rendah ds 0.017 1.521 0.026 5.2 Agroind kulit-Modal-RT NP rendah ds 0.025 2.087 0.052 10.6 Non pert gol rendah di kota 0.864 Agroind kulit-TK NP kota-RT NP rendah kota 0.039 1.923 0.076 8.7 Agroind kulit-Modal-RT NP rendah kota 0.039 2.303 0.09 10.4 Agroind kulit-Ind ringan-TK NP kota-RT NP rendah kota 0.011 2.746 0.03 3.5 Non pert gol atas di kota 0.325 Agroind kulit-TK NP kota-RT NP atas kota 0.013 1.756 0.023 7 Agro- industri Kulit Samakan dan Olahan Agroind kulit-Modal-RT NP atas kota 0.015 1.958 0.029 9.1 Agroindustri Kulit Samakan Olahan Modal TK NP Desa NP Rendah Desa NP Rendah Kota 0.025 0.016 0.131 0.204 0.108 Industri Ringan 0.025 0.191 0.142 NP Rendah Desa 0.017 0.671 TK NP Kota NP Rendah Kota NP Atas Kota 0.039 0.013 0.719 0.235 NP Rendah Kota 0.011 0.055 0.719 NP Atas Kota Petani Luas 0.015 0.011 0.079 0.056 Gambar 20. Jalur Dasar Agroindustri Kulit Samakan dan Olahan ke Rumah Tangga Artinya manfaat secara langsung pengembangan agroindustri kulit samakan dan olahan lebih banyak mengarah ke golongan RT petani luas, bukan ke buruh tani maupun petani kecil. Konsisten dengan jalur tujuan yang mengarah pada RT petani luas, jalur tersebut melewati modal sebagai perantara. Dengan demikian pengembangan agroindustri kulit samakan dan olahan akan memberikan nilai tambah kepada faktor produksi modal yang dampak akhinya akan dinikmati terutama oleh RT petani luas sebagai penyedia modal. Jalur dasar pada Gambar 20 tersebut juga menunjukkan bahwa faktor produksi modal sebagai perantara menerima pengaruh langsung sebesar 0.191, TK non pertanian di desa menerima 0.025, TK non pertanian di kota menerima 0.055 dan industri ringan menerima 0.142. Dari nilai-nilai pengaruh langsung tersebut, faktor produksi modal menerima pengaruh terbesar. 3 Agroindustri Kayu Lapis, Barang dari Kayu dan Bambu Jalur struktural pada agroindustri kayu lapis, barang dari kayu dan bambu disajikan pada Tabel 28. Seperti halnya pada jalur struktural pada agroindustri kulit samakan dan olahan, jalur dasar dengan pengaruh terbesar mengarah pada RT petani luas, non pertanian golongan rendah di desa, non pertanian golongan rendah di kota dan non pertanian golongan atas di kota. RT non pertanian golongan rendah di desa menerima pengaruh global terbesar di susul oleh RT non pertanian golongan rendah di desa. Pada jalur yang mengarah ke RT non pertanian golongan rendah di kota dan melewati TK non pertanian di kota, pengaruh langsung yang dipancarkan ke rumah tangga tersebut sebesar 0.069 dengan pengaruh total sebesar 0.143 atau sekitar 15.2 persen dari pengganda global. Nilai tersebut paling besar diantara pengaruh langsung yang diterima rumah tangga pada jalur yang lain. Namun pengganda jalur terbesar justru terdapat pada jalur yang menuju RT non pertanian golongan rendah di kota dengan melewati industri ringan sebagai perantara, sama seprti yang terjadi pada agroindustri kulit samakan dan olahan. Selain jalur yang melewati TK non pertanian di kota, pengaruh yang dipancarkan ke RT non pertanian golongan rendah di kota juga melewati modal sebagai perantara dan industri ringan. Pada jalur yang melewati modal, pengaruh langsung yang diterima RT non pertanian golongan rendah di kota sebesar 0.038. Sedangkan pada jalur yang melewati industri ringan, meskipun pengganda jalur menghasilkan nilai tertinggi namun pengaruh langsung yang diterima rumah tangga menunjukkan nilai relatif kecil. Tabel 28. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Kayu Lapis, Barang dari Kayu, Bambu dan Rotan ke Rumah Tangga Tahun 2003 Jalur Asal Jalur Tujuan RT Pengaruh Global Jalur Dasar Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global Petani luas 0.192 Agroind kayu-Modal- RT tani luas 0.011 2.026 0.021 11.1 Non pert gol rendah di desa 0.532 Agroind kayu-TK NP ds- RT NP rendah ds 0.028 1.655 0.046 8.6 Agroind kayu-Modal- RT NP rendah ds 0.025 2.227 0.055 10.3 Non pert gol rendah di kota 0.943 Agroind kayu-TK NP kota- RT NP rendah kota 0.069 2.066 0.143 15.2 Agroind kayu-Modal- RT NP rendah kota 0.038 2.448 0.093 9.9 Agroind kayu-Ind ringan- TK NP kota -RT NP rendah kota 0.013 2.887 0.036 3.9 Non pert gol atas di kota 0.353 Agroind kayu-TK NP kota- RT NP atas kota 0.023 1.894 0.043 12.2 Agro- industri Kayu lapis, barang dr kayu, bambo dan rotan Agroind kayu-Modal-RT NP atas kota 0.015 2.092 0.031 8.8 Pada jalur dimana pengaruh dipancarkan ke RT non pertanian golongan atas di kota, terdapat dua jalur yang dilalui. Jalur pertama melewati TK non pertanian di kota dan jalur kedua melewati modal kemudian menuju TK non pertanian di kota. Jalur yang melewati modal dan menuju ke RT non pertanian golongan atas di kota berimplikasi bahwa pengembangan agroindustri kayu lapis tersebut bersifat padat modal dan dampaknya juga dinikmati oleh RT non pertanian golongan atas di kota sebagai penyedia modal. Gambar 21 menyajikan jalur-jalur dasar yang menghubungkan pengaruh yang dipancarkan dari agroindustri kayu lapis, barang dari kayu dan bambu. Jalur dasar yang melewati faktor produksi modal akan memberikan pengaruh langsung terhadap modal sebesar 0.187, TK non pertanian di kota sebagai perantara akan menerima pengaruh sebesar 0.097, TK non pertanian di kota akan menerima pengaruh langsung sebesar 0.097 dan industri ringan akan menerima pengaruh langsung sebesar 0.163. Artinya pengembangan agroindustri kayu lapis, barang dari kayu dan bambu akan menghasilkan pengaruh peningkatan nilai tambah terhadap modal yang lebih besar dibandingkan nilai tambah yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja. Modal TK NP Desa Petani Luas NP Rendah Desa 0.011 0.025 0.056 0.131 0.108 Industri Ringan 0.041 0.187 0.163 NP Rendah Desa 0.028 0.671 TK NP Kota NP Rendah Kota NP Atas Kota 0.069 0.023 0.719 0.235 NP Rendah Kota 0.013 0.097 0.719 NP Rendah Kota NP Atas Kota 0.038 0,015 0.204 0,079 Gambar 21. Jalur Dasar Agroindustri Kayu Lapis, Barang dari Kayu dan Bambu ke Rumah Tangga Agro- industri Kayu lapis 4 Agroindustri Bubur Kertas Jalur struktural pada agroindustri bubur kertas disajikan pada Tabel 29. Berdasarkan nilai pengaruh langsung terbesar, stimulus ekonomi yang diberikan ke agroindustri bubur kertas hanya dipancarkan ke RT non pertanian golongan rendah di desa dan di kota serta RT golongan atas di kota. Atau dengan kata lain pengaruh secara langsung pengembangan agroindustri bubur kertas kurang memancar ke RT di sektor pertanian RT buruh tani, petani kecil dan petani luas. Namun demikian pengaruh global pengembangan agroindustri kayu lapis, barang dari kayu dan rotan terhadap rumah tangga menghasilkan nilai pengganda pendapatan rumah tangga seperti tercantum pada Tabel 9. Tabel 29. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Bubur Kertas ke Rumah Tangga, Tahun 2003 Jalur Asal Jalur Tujuan RT Pengaruh Global Jalur Dasar Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global Non pertanian gol rendah desa 0.488 Agroind bbr krts-TK NP desa- RT NP rendah ds 0.012 1.576 0.018 3.8 Agroind bbr krts-Modal- RT NP rendah ds 0.018 2.147 0.039 8 Non pert gol rendah kota 0.856 Agroind bbr krts-TK NP kota- RT NP rendah kota 0.029 1.984 0.057 6.7 Agroind bbr krts-Modal- RT NP rendah kota 0.028 2.366 0.067 7.9 Agroind bbr krts-Ind ringan- TK NP kota-RT NP rendah kota 0.014 2.805 0.039 4.5 Agroind bbr krts-Ind berat-TK NP kota-RT NP rendah kota 0.011 2.879 0.03 3.6 Agro- industri Bubur Kertas Non pert gol atas di kota 0.322 Agroind bbr krts-Modal- RT NP atas kota 0.011 2.015 0.022 6.9 Pengaruh global terbesar diterima oleh RT non pertanian golongan rendah dikota sebesar 0.856 dengan melalui empat jalur dasar. Jalur pertama melewati TK non pertanian di kota dengan menghasilkan pengaruh langsung bagi rumah tangga 0.029, terbesar diantara pengaruh langsung pada jalur yang lain. Jalur kedua melewati modal dengan pengaruh langsung sebesar 0.028. Jalur ketiga melewati industri ringan kemudian menuju TK non pertanian di kota dengan pengaruh langsung sebesar 0.014 dan jalur keempat melewati industri berat dan menuju TK non pertanian di kota dengan pengaruh langsung sebesar 0.011. Dari keempat jalur tersebut pengganda jalur terbesar terdapat pada jalur yang melewati industri ringan sebagai perantara. Hal ini menunjukkan bahwa agroindustri bubur kertas memiliki keterkaitan yang kuat dengan industri berat yang memasok mesin atau alat-alat berat bagi proses produksinya. Gambar 22 menyajikan jalur-jalur dasar yang menghubungkan pengaruh yang berasal dari agroindustri bubur kertas ke rumah tangga. Dari jalur- jalur dasar yang dilalui, TK non pertanian di desa sebagai perantara menerima pengaruh langsung sebesar 0.017, TK non pertanian di kota menerima pengaruh langsung Agro- industri Bubur Kertas Modal TK NP Desa NP Rendah Desa 0.018 0.131 0.108 Industri Ringan 0.041 0.187 0.178 NP Rendah Desa 0.012 0,.71 TK NP Kota NP Rendah Kota NP Rendah Kota 0.029 0.011 0.719 0.719 NP Rendah Kota 0.014 0.040 0.719 NP Rendah Kota NP Atas Kota 0.028 0.011 0.204 0.079 Gambar 22. Jalur Dasar Agroindustri Bubur kertas ke Rumah Tangga Industri Berat 0.071 0.208 sebesar 0.040, modal sebesar 0.140, industri ringan sebesar 0.178 dan industri berat menerima pengaruh langsung sebesar 0.208. 5 Agroindustri Karet Stimulus ekonomi pada agroindustri karet menghasilkan jalur struktural disajikan pada Tabel 30. Berbeda dengan agroindustri non makanan lain, pengaruh terbesar yang dipancarkan oleh agoindustri karet, selain terutama mengarah pada RT non pertanian, juga mengarah pada RT buruh tani. Hal ini tercermin dari pengaruh langsung yang diterima RT buruh tani sebesar 0.11 yang menunjukkan nilai pengaruh paling rendah dibandingkan dengan pengaruh yang berasal dari jalur dasar lainnya. Demikian pula dengan pengaruh global yang juga menunjukkan nilai paling rendah. Artinya dibandingkan dengan golongan rumah tangga non pertanian, dampak pengembangan agroindustri karet menghasilkan peningkatan pendapatan yang lebih rendah bagi golongan rumah tangga buruh tani. Tabel 30. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Karet ke Rumah Tangga, Tahun 2003 Jalur Asal Jalur Tujuan RT Pengaruh Global Jalur Dasar Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global Buruh tani 0.182 Agroind karet-TK NP ds-RT buruh tani 0.011 1.481 0.016 8.6 Non pert gol rendah desa 0.565 Agroind karet-TK NP ds-RT NP rendah ds 0.097 1.583 0.154 27.2 Agroind karet-Modal-RT NP rendah ds 0.016 2.153 0.034 5.9 Non pert gol atas desa 0.193 Agroind karet-TK NP ds-RT NP atas ds 0.025 1.43 0.035 18.2 Non pert gol rendah kota 1.05 Agroind karet-TK NP kota- RT NP rendah kota 0.245 1.981 0.485 46.1 Agroind karet-Modal-RT NP rendah kota 0.024 2.365 0.057 5.5 Agro- industri Karet Non pert gol atas kota 0.388 Agroind karet-TK NP kota- RT NP atas kota 0.08 1.812 0.145 37.4 Seperti halnya pada agroindustri yang lain, pengaruh global terbesar dipancarkan ke RT non pertanian golongan rendah di kota. Bahkan untuk golongan RT tersebut pengaruh global yang dipancarkan sebesar 1.05 dengan melewati dua jalur dasar. Jalur pertama melewati TK non pertanian di kota dan jalur kedua melewati modal. Jalur yang melewati TK non pertanian di kota menghasilkan pengaruh langsung sebesar 0.245 sedangkan jalur yang melewati modal hanya menghasilkan pengaruh langsung sebesar 0.024. Namun demikian jalur yang melewati modal sebagai perantara, akan menghasilkan jalur pengganda terbesar. Hal ini berarti bahwa jalur yang melewati modal akan membentuk keterkaitan antara agroindustri karet dengan modal dan sektor-sektor lain yang membentuk jalur sirkuit lebih besar dibandingkan jalur yang melewati faktor produksi tenaga kerja. Pada jalur-jalur dasar tersebut, TK non pertanian di desa akan menerima pengaruh langsung sebesar 0.145, TK non pertanian sebesar 0.340 dan modal menerima pengaruh langsung sebesar 0.119 Gambar 23. Agro- industri Karet Modal NP Rendah Desa 0.016 0.131 0.119 TK NP Kota NP Rendah Desa NP At as Desa 0.097 0.025 0.671 0.235 Buruh Tani 0.011 0.145 0.719 NP Rendah Kota 0,038 0.201 Gambar 23. Jalur Dasar Agroindustri Karet ke Rumah Tangga 0.069 0.024 TK NP Kota NP Rendah Kota NP Atas Kota 0.045 0.008 0.719 0.253 0.340

VI. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP OUTPUT SEKTORAL, PENDAPATAN

TENAGA KERJA DAN RUMAH TANGGA

6.1. Output Sektoral

Kebijakan ekonomi di sektor agroindustri berupa stimulus ekonomi baik peningkatan investasi atau peningkatan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan output sektor agroindustri. Melalui keterkaitan antar sektor lebih lanjut hal ini akan meningkatkan pertumbuhan output sektor ekonomi lainnya. Peningkatan output akan mendorong peningkatan permintaan tenaga kerja, baik tenaga kerja pertanian maupun non pertanian dan permintaan terhadap modal yang dipenuhi oleh rumah tangga dan perusahaan. Hal ini akan berdampak lebih lanjut pada peningkatan pendapatan rumah tangga dan perusahaan. Proses ini akan terus berlangsung melalui efek pengganda multiplier effect. Kebijakan yang ditujukan ke sektor agroindustri dibedakan atas kebijakan ke agroindustri makanan, kebijakan ke agroindustri non makanan dan kebijakan yang ditujukan ke industri-industri prioritas, yaitu agroindustri makanan sektor tanaman pangan, sektor perikanan, sektor perkebunan, industri kayu lapis, bambu dan rotan, serta industri karet remah dan karet asap. Dampak kebijakan ekonomi di sektor agroindustri terhadap perubahan output sektoral disajikan pada Tabel 31 dan Lampiran 10. Kebijakan peningkatan investasi ke agroindustri prioritas yang dikombinasikan dengan peningkatan ekspor ke agroindustri prioritas SK12 secara umum menghasilkan dampak peningkatan output sektoral terbesar. Sebaliknya kebijakan redistribusi pendapatan dari rumah tangga golongan atas ke rumah tangga golongan rendah akan menghasilkan dampak penurunan output sektoral. Meskipun persentase penurunan output relatif sangat kecil namun hal itu terjadi hampir di semua sektor ekonomi, kecuali sektor pertanian primer dan sektor agroindustri kapuk. Dikaitkan dengan dampak kebijakan tersebut terhadap pendapatan rumah tangga yang juga mengalami penurunan, hal ini berimplikasi bahwa penurunan pendapatan rumah tangga secara umum akan berakibat pula terhadap penurunan output sektoral kecuali sektor pertanian primer dan sektor agroindustri tertentu seperti disebutkan di atas.