Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Menurut Golongan Rumah Tangga

219 Secara umum kebijakan peningkatan investasi agroindustri menghasilkan dampak penurunan kesenjangan pendapatan tenaga kerja lebih besar dibandingkan kebijakan peningkatan ekspor dan pemberian insentif pajak agroindustri Namun kebijakan ekspor yang dikombinasikan dengan peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor pertanian primer berdampak pada penurunan kesenjangan pendapatan tenaga kerja yang lebih besar. Hasil analisis menunjukkan pula kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri makanan akan menghasilkan dampak penurunan kesenjangan pendapatan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan kebijakan yang ditujukan ke agroindustri non makanan.

7.3. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Menurut Golongan Rumah Tangga

Dalam penelitian ini institusi rumah tangga didisagregasi ke dalam enam golongan rumah tangga, yakni: 1 buruh tani, 2 petani, 3 non pertanian golongan rendah di desa, 4 non pertanian golongan atas di desa, 5 non pertanian golongan rendah di kota, dan 6 non pertanian golongan atas di kota. Kebijakan ekonomi di sektor agroindustri akan berdampak terhadap perubahan pendapatan antar golongan rumah tangga yang lebih lanjut akan mempengaruhi distribusi pendapatan antar golongan rumah tangga. Dampak kebijakan ekonomi di sektor agroindustri terhadap distribusi pendapatan rumah tangga menurut golongan rumah tangga disajikan pada Tabel 36. Indeks distribusi pendapatan Theil-Total berdasarkan indeks Theil-T menghasilkan angka 0.1459 sedangkan indeks Theil-T between menunjukkan distribusi antar golongan rumah tangga sebesar 0.03813. Sedangkan indeks Theil-T within atau kesenjangan di dalam golongan sebesar 0.10778. Dengan melakukan dekomposisi indeks Theil ke dalam kesenjangan antar dan dalam golongan, dapat diketahui kesenjangan pendapatan rumah tangga yang terjadi lebih banyak disumbang oleh kesenjangan di dalam golongan atau kesenjangan pendapatan antar rumah tangga itu sendiri. Dalam hal ini kesenjangan pendapatan dalam golongan menyumbang sekitar 74 persen dari total kesenjangan yang diukur dengan indeks Theil-T. 220 Tabel 36. Dampak Kebijakan Ekonomi di Sektor Agroindustri terhadap Distribusi Pendapatann Rumah Tangga Menurut Golongan Rumah Tangga, Tahun 2002 Dampak Thd Distribusi Pendapatan Rumah Tangga 1 THEIL-T THEIL-L SIMULASI Total Between Within Total Between Within DASAR 2 0.14591 100 0.03813 26 0.10778 74 0.11459 100 0.03607 32 0.07852 68 PENGELUARAN PEMERINTAH SK1 Primer -0.00003 -0.00003 -0.00001 -0.00003 -0.00003 0.00000 SK2 Mak 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 SK3 Non mak 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 EKSPOR SK4 Mak -0.00012 -0.00010 -0.00002 -0.00010 -0.00010 0.00000 SK5 Non mak -0.00001 -0.00001 0.00000 -0.00001 -0.00001 0.00000 SK6 SK4+SK1 -0.00014 -0.00012 -0.00002 -0.00012 -0.00012 0.00000 SK7 SK5+SK1 -0.00004 -0.00003 -0.00001 -0.00004 -0.00003 0.00000 INVESTASI SK8 Mak -0.00013 -0.00011 -0.00002 -0.00012 -0.00012 0.00000 SK9 Non mak -0.00003 -0.00002 0.00000 -0.00002 -0.00002 0.00000 SK10 Prioritas -0.00019 -0.00016 -0.00003 -0.00017 -0.00016 0.00000 SK11 SK10+G prm-prior -0.00023 -0.00019 -0.00004 -0.00020 -0.00019 0.00000 SK12 SK10+X prioritas -0.00032 -0.00026 -0.00005 -0.00027 -0.00027 0.00000 INSENTIF PAJAK SK13 Mak -0.00008 -0.00007 -0.00001 -0.00007 -0.00007 0.00000 SK14 Non mak -0.00002 -0.00002 0.00000 -0.00002 -0.00002 0.00000 REDISTRIBUSI PENDAP SK15 -0.00049 -0.00043 -0.00006 -0.000045 -0.000045 0.00000 Angka dalam kurung adalah nilai persentase terhadap indeks Theil-Total. 1 Nilai indeks Theil menurut Skenario adalah nilai perubahan antara indeks simulasi Dasar dengan indeks simulasi masing-masing Skenario. 2 Nilai indeks Theil sebelum dilakukan simulasi kebijakan. Sedangkan kesenjangan antar golongan, misalnya kesenjangan antar buruh tani dengan petani atau golongan lainnya, hanya menyumbang sekitar 26 persen. Namun dilihat persentase perubahan kesenjangan yang terjadi, perubahan kesenjangan antar kelompok memberikan kontribusi perubahan yang jauh lebih besar dibandingkan perubahan kesenjangan dalam kelompok. Hal ini berarti bahwa kebijakan ekonomi yang berdampak terhadap perubahan pendapatan rumah tangga dengan persentase yang sama tidak akan menyebabkan perubahan berarti terhadap kesenjangan pendapatan antar rumah tangga itu sendiri. Dengan demikian menjadi penting melakukan dekomposisi kesenjangan untuk 221 melihat dampak suatu kebijakan terhadap distribusi pendapatan antar golongan rumah tangga maupun antar rumah tangga itu sendiri. Kebijakan meningkatkan investasi agroindustri yang dialokasikan ke industri- industri prioritas dikombinasikan dengan peningkatan ekspor agroindustri prioritas dan pengeluaran pemerintah di sektor pertanian prioritas SK12 dan SK11 dapat lebih memperbaiki distribusi pendapatan antar golongan rumah tangga dibandingkan kebijakan lainnya. Kombinasi kebijakan ini dapat lebih memperbaiki distribusi pendapatan dibandingkan kebijakan tunggal peningkatan investasi, karena stimulus ekonomi yang diberikan ke sektor pertanian primer akan menghasilkan nilai pengganda pendapatan rumah tangga buruh tani dan petani terbesar dibandingkan stimulus ekonomi yang ditujukan ke sektor-sektor lainnya. Oleh karena itu dampak stimulus ekonomi akan lebih mengarah ke rumah tangga buruh tani dan petani dan lebih lanjut akan memperkecil kesenjangan pendapatan antara golongan atas dan rendah. Kebijakan peningkatan ekspor dan investasi di sektor agroindustri makanan SK4 dan SK8 secara umum dapat lebih memperbaiki distribusi pendapatan dibandingkan kebijakan ekspor dan investasi di agroindustri non makanan SK5 dan SK9. Demikian pula apabila peningkatan ekspor yang dikombinasikan dengan peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor pertanian primer sebagai pasokan bahan baku industri SK6 dan SK7 akan lebih memperbaiki distribusi pendapatan rumah tangga. Terlebih apabila kebijakan ekonomi tersebut ditujukan di agroindustri makanan. Kebijakan insentif pajak ke agroindustri makanan SK13 dan non makanan SK 14 menghasilkan penurunan indeks kesenjangan yang lebih kecil dibandingkan kebijakan investasi. Namun kebijakan insentif pajak pada agroindustri makanan akan berdampak pada penurunan indeks kesenjangan yang lebih besar. Kebijakan meningkatkan pengeluaran pemerintah di sektor agroindustri makanan dan non makanan sebesar 10, SK2 dan SK3 tidak menghasilkan perubahan terhadap distribusi pendapatan antar 222 golongan rumah tangga. Sementara kebijakan redistribusi pendapatan dari rumah tangga golongan atas ke rumah tangga golongan rendah SK15 merupakan kebijakan yang paling efektif mengurangi kesenjangan pendapatan antar golongan rumah tangga. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri makanan baik kebijakanan ekspor, investasi maupun insentif pajak akan menurunkan kesenjangan pendapatan yang lebih besar dibandingkan jika kebijakan yang sama ditujukan ke sektor agroindustri non makanan. Hal ini disebabkan stimulus ekonomi ke sektor agroindustri makanan akan menghasilkan nilai pengganda pendapatan lebih tinggi bagi rumah tangga buruh tani dan petani dibandingkan stimulus yang ditujukan ke sektor agroindustri non makanan lihat Tabel 9 yang lebih lanjut mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga. Hasil analisis di atas dapat diterangkan pula melalui jalur struktural SPA yang dipancarkan dari sektor agroindustri makanan ke rumah tangga lihat Tabel 20 sampai dengan Tabel 25 dan Gambar 12 sampai dengan Gambar 17, yang menerangkan bahwa pengaruh pengembangan ekonomi di sektor agroindustri makanan tanaman pangan, perikanan, perkebunan, peternakan, rokok dan minuman akan dipancarkan menyebar ke berbagai golongan rumah tangga buruh tani, petani maupun rumah tangga non pertanian di kota maupun di desa secara merata. Pengaruh tersebut juga dipancarkan lebih dulu melewati sektor pertanian primer tanaman pangan, tenaga kerja kerja pertanian maupun non pertanian. Sektor pertanian tanaman pangan merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan dijadikan sumber pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga pertanian. Selain itu jika dicermati lebih lanjut tenaga kerja pertanian menerima pengaruh langsung relatif jauh lebih besar dibandingkan pengaruh yang memancar ke sektor lain dan tenaga kerja lain. Dengan pengaruh terbesar yang memancar ke sektor tanaman pangan, tenaga kerja pertanian dan berbagai golongan rumah tangga, maka manfaat pengembanagn sektor agroindustri makanan akan menyebar dan dinikmati 223 oleh berbagai golongan rumah tangga dan dengan demikian akan menghasilkan distribusi pendapatan yang lebih merata. Secara umum perubahan indeks kesenjangan untuk seluruh Skenario menunjukkan angka yang relatif kecil. Hal ini memberikan pemahaman bahwa untuk menurunkan kesenjangan pendapatan rumah tangga diperlukan berbagai kebijakan yang dilakukan secara simultan dan memerlukan proses waktu. Sebagai gambaran, ukuran ketimpangan pendapatan yang dilakukan oleh Etharina 2005 menggunakan metoda yang sama untuk mengukur perkembangan ketimpangan pendapatan antara kelompok penduduk Jawa dan Luar Jawa, diperoleh angka indeks ketimpangan yang ditunjukkan melalui indeks Theil between kelompok tahun 1996 sebesar 0.0762 meningkat menjadi 0.0766 pada tahun 2001. Artinya selama periode lima tahun, indeks ketimpangan meningkat hanya sebesar 0.0004. Demikian pula hasil kajian Akita 1999 yang menunjukkan indeks kesenjangan pendapatan Theil-T antar golongan rumah tangga kota dan desa selama periode 1987 ke 1993 meningkat dari 0.055 menjadi 0.063 atau meningkat 0.008. Dengan gambaran tersebut perubahan indeks kesenjangan yang terjadi meskipun kecil, tetap relevan untuk dianalisis. Arah dari perubahan kesenjangan yang terjadi dengan demikian menjadi lebih penting untuk dipahami. Indeks Theil tidak menjelaskan apakah indeks distribusi sebesar 0.14591 tersebut termasuk katagori distribusi yang merata atau timpang. Namun dengan menganalisis secara terpisah dengan menggunakan metode indeks Gini Tabel 37, menghasilkan besaran indeks Gini untuk distribusi rumah tangga secara agregat sebesar 0.3938 yang menurut Todaro 2000 dapat dikatagorikan tidak merata. Dengan mengelompokkan rumah tangga ke dalam enam golongan rumah tangga, hasil analisis menunjukkan bahwa golongan rumah tangga sektor pertanian dan non pertanian yang berlokasi di desa berada pada distribusi yang cenderung merata. Sedangkan distribusi pendapatan rumah tangga non pertanian yang berada di kota menunjukkan kecenderungan tidak merata. 224 Tabel 37. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Menurut Golongan Berdasarkan Indeks Gini, Tahun 2002 RUMAH TANGGA GINI INDEKS KATAGORI Agregat 0.3938 tidak merata Buruh Tani 0.2580 merata Petani 0.2839 merata Non Pert Gol Rendah Desa 0.3065 merata Non Pert Gol Atas Desa 0.3019 merata Non Pert Gol Rendah Kota 0.3566 tidak merata Non Pert Gol Atas Kota 0.4241 tidak merata

7.4. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Desa dan Kota