Saran Penelitian Lanjutan KESIMPULAN DAN SARAN

246 sektor agroindustri sehingga pendapatan mereka dapat ditingkatkan, pemerintah perlu meningkatkan ketrampilan maupun pendidikan, serta meningkatkan akses informasi dan akses modal bagi golongan rumah tangga buruh tani dan petani. Secara operasional hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan pengeluaran pembangunan pemerintah di sektor pertanian primer maupun agroindustri yang dialokasikan ke investasi infrastruktur sektor pertanian, investasi kelembagaan, penelitian dan pengembangan yang terkait dengan peningkatan kualitas hidup rumah tangga petani dan buruh tani serta mendorong investasi di sektor agroindustri yang secara operasional dapat dilakukan melalui peraturan pemerintah untuk mempermudah petani memperoleh akses modal. 4. Agar pengembangan agroindustri lebih efektif meningkatkan perekonomian, mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan, pemerintah perlu mengarahkan kebijakan untuk meningkatkan investasi dan ekspor di sektor agroindustri prioritas.

9.4. Saran Penelitian Lanjutan

1. Penelitian tentang agroindusti yang akan datang disarankan untuk melakukan disagregasi sektor secara lebih rinci dan berdasarkan skala usaha sehingga dapat dianalisis peran agroindustri menurut skala usaha. 2. Disarankan melakukan penelitian lanjutan menggunakan data SNSE terbaru tahun 2005 untuk menganalisis peran agroindustri prospektif pada sektor agroindustri makanan dan non makanan. 3. Disarankan dalam membangun SNSE pada waktu mendatang agar pengelompokan rumah tangga dilakukan berdasarkan kelompok pendapatan sehingga dapat dianalisis dampak terhadap golongan pendapatan. DAFTAR PUSTAKA Adams Jr, R.H. and J.J. He. 1995. Sources of Income Inequality and Poverty in Rural Pakistan. Research Report 102. International Food Policy Research Institute, Washington D.C. Adelman, I. 1984. Beyond Export-Led Growth. In Adelman, I. 1995. Institution and Development Strategies. The Selected Essay of Irma Adelman. University of California, Berkeley, US. Adelman, I. and S.J. Vogel. 1990. The Relevance of ADLI for Sub-Saharan Africa. In Adelman , I. 1995. Institution and Development Strategies. The Selected Essay of Irma Adelman. University of California, Berkeley, US. Adelman, I., J.M. Bournieux and J. Waelbroeck. 1989. Agricultural Development-Led Industrialization in a Global Perspective. In Adelman , I. 1995. Institution and Development Strategies. The Selected Essay of Irma Adelman. University of California, Berkeley, US. Akita, T., R.A. Lukman and Y. Yamada. 1999. Inequality in the Distribution of Household Expenditure in Indonesia: A Theil Decomposition Analysis. The Developing Economies, 37 2 : 197-221. Anggarwal, R. and A. Tamir. 1990. The International Success of Developing Country Firms: Role of Government-Directed Comparatif Advantage. Management International Review, 30 2: 163-180. Arif, S. 1990. Dari Prestasi Pembangunan Sampai Ekonomi Politik: Kumpulan Karangan. Universitas Indonesia, Jakarta. Arndt, H.W. 1987. Pembangunan Ekonomi. Studi Tentang Sejarah Pemikiran. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta. Astuti, E. 2005. Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian dan Upaya Pengurangan Kemiskinan di Indonesia: Pendekatan Social Accounting Matrix. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. EDI Series in Economic Development, Washington D.C. Azis, I. J. 1989. Export Performance and Employment Effect. Inter University Center Economics University of Indonesia, Jakarta. Basalim, U., M.R. Alim dan H. Oesman. 2000. Perekonomian Indonesia: Krisis dan Strategi Alternatif. Universitas Nasional dan PT. Pustaka Cidesindo, Jakarta. Bautista, R.M. 2001. Agriculture-Based Development: A SAM Perspective on Central Vietnam. The Developing Economics, 39 1: 112-32. 248 Bautista, R.M., S. Robinson and M. El-Said. 1999. Alternative Industrial Development Path for Indonesia: SAM and CGE Analysis. TMD Discussion Paper No. 42. International Food Policy Research Institute IFPRI, Washington D.C. Binswanger, H., M.C. Yang, A. Bowers, and Y. Mundlak. 1987. On the Determinants of Cross-Country Aggregat Agricultural Supply. Journal of Econometrics, 36: 111- 131. Booth, A. 2000. Poverty and Inequality in The Soeharto Era: An Assessment. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 36 1: 73-104. Bourguignon, F. and C. Morrison. 1998. Inequality and Development: The Role of Dualism. Journal of Development Economics, 57 2: 233-257. Boccanfuso, D., B. Decaluwe and L. Savard. 2002. Poverty, Income Distribution and CGE Modelling: Does the Functional Form of Distribution Matter? Preliminary Draft. Centre de Recherche en Economie et Finance Appliquees, Senegal. Bulmer-Thomas,V. 1982. Input-Output Analysis in Developing Contries. John Wiley, New York. BPS. 1992. Kemiskinan dan Pemerataan di Indonesia, 1976-1990. Badan Pusat Statistik, Jakarta. 1998. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 1998. Badan Pusat Statistik, Jakarta. 2002a. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta. 2002b. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2000. Badan Pusat Statistik, Jakarta. 2003. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2000. Badan Pusat Statistik, Jakarta. 2004. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta. 2005a. Neraca Pemerintahan Umum Indonesia 1999-2004. Badan Pusat Staristik, Jakarta. 2005b. Statistik Industri Besar dan Sedang Indonesia 2003. Badan Pusat Statistik, Jakarta 2005c. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2005. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Chacholiades, M. 1990. International Economics. McGraw-Hill Publishing Company, New York. Chenery, H. and M. Syrquin. 1975. Pattern of Development 1950-1970. The World Bank, Washington D.C. 249 Cockburn, J. 2001. Trade Liberalisation and Poverty in Nepal. A Computable General Equilibrium Micro Simulation Analysis. Centre for the Study of African Economies and Nuffield College Oxford University and CREFA, jcocecn.ulaval.ca Cockburn, J. 2002. Procedures for Conducting Non-Parametric PovertyDistribution with DAD. CREFA, Universite Laval, jcocecn.ulaval.ca Cochrane, S. G. 1990. Input-Output Linkages in a Frontier Region of Indonesia. In Daryanto and Morison. 1992. Sructural Change in the Indonesian Economy: An Input-Output Analysis. Mimbar Sosek, 6 12: 74-99. Cogneau, D. and A.S. Robilliard. 2000. Growth, Distribution and Poverty in Madagascar: Learning from A Microsimulation Model in General Equilibrium Framework. Trade and Macroeconomic Division, International Food Policy Research Institute, Washington, D.C, USA. Daryanto, A. and J. Morison. 1992. Sructural Change in the Indonesian Economy: An Input-Output Analysis. Mimbar Sosek, 6 12: 74-99. Daryanto, A. 2000. Social Accounting Matrix Model for Development Analysis. Mimbar Sosek, 143: 23-43. Dasril, A.S. 1993. Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Produksi Sektor Pertanian dalam Industrialisasi di Indonesia 1971-1990. Disertasi Doktor Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Datt, G. and M. Ravallion. 1998. Farm Productivity and Rural Poverty in India. The Journal of Development Studies, 34 4: 62-85. Decaluwe, B., A. Patry and L. Savard. 1998. Income Distribution, Poverty Measures and Trade Shocks: A Computable General Equilibrium Model of a Archetype Developing Country. Centre de Recherche en Economie et Finance Appliquees, Dakar. Decaluwe, B., A. Patry, L. Savard and E. Thorbecke. 1999. Poverty Analysis Within a General Equilibrium Framework. Working Paper 9909. Centre de Recherche en Economie et Finance Appliquees, Dakar. Defourny, J. and E. Thorbecke. 1984. Structural Path Analysis and Multiplier Decomposition with a Social Accounting Matrix Framework. The Economic Journal, 94 373: 111-136. Deliarnov. 1995. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. De Janvry, A. 1984. Searching for Style of Development: Lesson from Latin America and Implication for India. Working Paper No. 357. Department of Agricultural and Resource Economics. University of California, Berkeley. 250 De Janvry, A., A. Fargeix and E. Sadoulet. 1991. Political Economy of Stabilization Programs: Feasibility, Growth and Welfare. Journal of Policy Modelling, 13 3: 317-345. De Janvry, A. and E. Sadoulet. 2000. Growth, Poverty and Inequality in Latin America: Casual Analysis, 1974-94. Review of Income and Wealth, 46 3: 267-87. Departemen Perindustrian. 2005. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional. Departemen Perindustrian, Jakarta. Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia. 2005. Kebijakan Pengembangan Industri Agro dan Kimia Tahun 2006. Departemen Perindustrian, Jakarta. Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Donaldson, L. 1984. Economic Development Analysis and Policy. West Publishing Company, Minnesota. Etharina. 2005. Disparitas Pendapatan Antardaerah di Indonesia. Jurnal Kebijakan Ekonomi, 7 5 : 59-74. Fane, G and P. War. 2002. How Economic Growth Reduces Poverty : A General Equilibrium Analysis for Indonesia. Discussion Paper No. 20029. United nations University – WIDER, Tokyo. Fei, J.C., and G. Ranis. 1964. Development of the Labor- Surplus Economy: Theory and Policy. Home-wood, Irwin, Illinois. Gillis, M., D.H. Perkins, M. Romer and D.R. Snodgrass. 1987. Economics of Development. Second Edition. W.W. Norton Company, New York. Ginting, R. 2006 Dampak Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan dan Distribusi Pendapatan di Sumatera Utara: Pendekatan Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hafizrianda, Y. 2006. Dampak Sektor Pertanian terhadap Distribusi Pendapatan dan Perekonomian Regional Provinsi Papua: Suatu Model Sistem Neraca Sosial Eknomi. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Haggblade, S., S.J. Hamer and P.B.R. Hazell. 1991. Modelling Agricultural Growth Multipliers. American Journal of Agricultural Economics, 73 2: 361-374. Hartadi, R. 1999. Peranan Sektor Agroindustri Dalam Perekonomian Jawa Timur Analisis Tabel Input-Output Tahun 1989 dan 1994. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Heriawan, R. 2004. Peranan dan Dampak Pariwisata pada Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Model I-O dan SAM. Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 251 Herrick, B. and C.P. Kindleberger. 1988. Economic Development. McGraw-Hill International Book Company, Singapore. Hirchman, A.O. 1958. The Strategy of Economic Development. Yale University Press, New Haven. Hogendorn, J. S. 1992. Economic Development. Second Edition. Harper Collins Publishers Inc., New York. Isard, W., I.J. Azis, M.P. Drennan, R.E. Miller, S. Saltzman, E. Thorbecke. 1998. Methods of Interregional and Regional Analysis. Ashgate Publishing Limited, England. Jensen, H.T and F.Tarp. 2004. On The Choise of Appropriate Development Strategy: Insights Gained from CGE Modelling of the Mozambican Economy. Journal of African Economies, 13 3: 446-478. Johnston, B.F. and J.W. Mellor. 1961. The Role of Agriculture in Economics Development. American Economic Review, 51 4: 566-593. Kakwani, N. 1980. On a Class of Poverty Measures. Econometrica, 48 2: 437-446. Kakwani, N. 2000. Growth and Poverty Reduction: An Empirical Analysis. Asian Development Bank, Washngton D.C. Kasliwal, P. 1995. Development Economics. South-Western College Publishing, Ohio. Kao, C.H.C., K.R. Anchel and C.K. Eicher. 1964. Disguised Unemployment in Agriculture: A Survey Agriculture in Economic Development. Mc Graw Hill, New York. Kim, C. K. 2004. An Industrial Development Strategy for Indonesia: Lessons from the Korean Experience. In Prabowo, McGuire and Wuryanto Eds. Report On a Conference. Industry Policy: Setting a Policy Framework for a Competitive Industrial Sector. Jakarta, 14-15 January 2004. United Nations Support Facility for Indonesian Recovery, Jakarta. Klein, R. W. 1971. A Dynamic Theory of Comparatif Advantage. The American Economic Review, 6:173-184. Krugman, P.R. dan Obstfeld, M. 1992. Ekonomi Internasional. Teori dan Kebijakan. Terjemahan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Kuznets, S. 1955. Economic Growth and Income Inequality. The American Economic Review, 45: 1-28. Lewis, W.A. 1954. Economic Development with Unlimited Supplies of Labor In Chenery and Srinivasan Eds. Handbook of Development Economics. Science Publisher B.V., Amsterdam. Mellor, J. 1976. The New Economics of Growth: A Strategy for India and the Developing World. Twentieth Century Fund, Cornell University Press, New York. 252 Mundlak, Y., D.F. Larson and R. Butzer 1997. The Determinants of Agricultural Production: A Cross Country Analysis. Policy Research Working Paper 1827. World Bank, Washington D.C. Nanga, M. 2006. Dampak Transfer Fiskal Terhadap Kemiskinan di Indonesia: Suatu Analisis Simulasi Kebijakan. Disertasi Program Doktor. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. National Centre for Social and Economic Modelling, 2003. Does The Way We Measure Poverty Matter? Discussion Paper no. 59, November 2003. University of Canberra, Canberra. OECD. 2000. Statistical Year Book: Central Goverment Debt 1980-1999. Organization for Economic Co-operation and Development, Paris. Oktaviani, R., D.B. Hakim, H. Siregar and Sahara. 2005. The Impact of Reducing Oil Subsidy on Indonesian Macroeconomic Performance, Agricultural Sector and Poverty Incidences A Recursive Dynamic Computable General Equilibrium Analysis. r oktaviaindo.net.id. O’Ryan, R. and M. Sebastian. 2003. The Role of Agriculture in Poverty Alleviation, Income Distribution and Economic Development: A CGE Analysis for Chile. Agricultural and Development Economics Division ESA. FAO of the United Nation, Rome. Pack, H. and L.E. Westphal. 1986. Industrial Strategy and Technological Change. Journal of Development Economics, 22 1: 87-128. Panchamukti, V.R. 1975. Linkage in Industrialization: a Study of Selected Developing Countries in Asia. Journal of Development Planning, 8: 121-165. Pambudy, R. 2005. Sistem dan Usaha Agribisnis yang Berkerakyatan, Berdayasaing, Berkelanjutan dan Terdesentralisasi: Suatu Perjalanan Ide, Pemikiran dan Konsep Menjadi Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Indonesia. Dalam Krisnamurthi Ed. Menumbuhkan Ide dan Pemikiran Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis. 60 Tahun Bungaran Saragih. Pusat Studi Pembangunan IPB, Bogor. Pyatt, G. and J. Round. 1985. Social Accounting Matrices: A Basis for Planning. The World Bank, Washington D.C. Pyatt, G. and J. Round. 2004. Multiplier Effects and the Reduction of Poverty. University of Warwick. J.I.Roundwarwick.ac.uk Ranis, G. 1984. Typology in Development Theory: Retrospective and Prospects. In Syrquin, Taylor and Westpal Eds. Economic Structure and Performance: Essay in Honor of Hollis B. Chenery. Academic Press, New York. Round, J. 2003. Social Accounting Matrices and SAM-Based Multiplier Analysis. Department of Economics, University of Warwick, United Kingdom. 253 Rangarajan, C. 1982. Agricultural Growth and Industrial Performance in India. IFPRI. Research Report 33. Washington D.C. Ravallion, M. and D. G. Datt. 1996. How Important to India’s Poor is the Sectoral Composition of Economic Growth? World Bank Economic Review, 10 1: 1-25. Ravallion, M. and D. G. Datt. 1999. When is Growth Pro-Poor Evidence from the Diverse Experience of India’s States. Policy Research Working Paper 2263. The World Bank, Washington D.C. Ravallion, M. and B. Bidani. 1994. How Robust Is Poverty Profile? The World Bank Economic Review, 8 1 : 75-102. Robinson, S. and M. El-Said. 1997. Estimating A Social Accounting Matrix Using Cross Entropy Difference Methods. TMD Discussion Paper No. 21. IFPRI, Washington D.C. Robinson, S., A. Cattaneo and M. El-Said. 2000. Updating and Estimating a Social Accounting Matrix Using Cross Entropy Methods. TMD Discussion Paper No. 58. IFPRI, Washington D.C. Salem, H.H. 2005. The Macroeconomic Social Accounting Matrix of Tunisia in 1996. Working Paper. Law and Economic Faculty of Le Mans University of Maine, France. Httpeconwpa.edu.8089epscomppapers0410 0410001.pdf. Sapuan dan C. Silitonga. 1994 . Pembangunan Pertanian Dalam Menanggulangi Kemiskinan. Prosiding Seminar Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, Jakarta. Saragih, B. 1992. Prosiding Seminar Nasional: Dinamika Pemikiran Tentang Pembangunan Pertanian. Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, Jakarta. Sarris, A. 2001. The Role of Agriculture in Economic Development and Poverty Reduction. An Empirical and Conceptual Foundation. Background Paper N0. 2. Rural Development Strategy. The World Bank, Washington D.C. Savard, L. 2003. Poverty and Inequality Analysis with CGE Framework: A Comparative Analysis of the Representative Agent and Micro-Simulation Approach. International Development Research Centre, Ottawa, Canada. lsavardidrc.org.so. Sen, A. 1976. Poverty: An Ordinal Approach to Measurement. Econometrics, 44 2: 219- 231. Sen, A. 1996. Social Accounting Matrix SAM and Its Implications for Macroeconomic Planning. Unpublished Assessed Article, Bradford University Development Project Planning Centre DPPC, Bradford. Simatupang, P., N. Syafaat, K.M. Noekman, A. Syam, S.K.Darmoredjo, B. Satoso. 2000. Kelayakan Pertanian Sebagai Sektor Andalan Pembangunan Ekonomi Nasional. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. 254 Simatupang, P., S.K. Darmoredjo. 2003. Produk Domestik Regional Bruto, Harga, dan Kemiskinan : Hipotesis “Trickle Down” Dikaji Ulang. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, 513: 291-324. Singer, H.W. 1979. Two Concept of External Economies. Journal of Political Economy, 62:143-151. Sitanggang, M. 2002. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Sumatera Utara Analisis Tabel Input-Output Tahun 2000. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sitepu, R. 2007. Dampak Investasi Sumberdaya Manusia terhadap Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan di Indonesia. Makalah Seminar Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soesastro, H. 1999. The Economic Crisis in Indonesia: Lessons and Challenges for Governance and Sustainable Development. www.pacific.net.id Sukirno. 1985. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sumodiningrat, G. 1988. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sutomo, S. 1995. Kemiskinan dan Pembangunan Ekonomi Wilayah. Analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Disertasi Doktor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Syafa’at, N. 2000. Kajian Peran Pertanian Dalam Strategi Pembangunan Ekonomi Nasional: Analisis Simulasi Kebijaksanaan dengan Pendekatan Imbas Investasi Induced Investment. Disertasi Doktor. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Thorbecke, E. and T.V.D Pluijm. 1993. Rural Indonesia: Socioeconomic Development in a Changing Environment. IFAD. New York University Press, New York Thorbecke, E. and H.S. Jung. 1966. A Multiplier Decomposition Method to Analyse Poverty Alleviation. Journal of Development Economics, 48 :279-300. Todaro, M.P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Terjemahan. Edisi Ketujuh. Erlangga, Jakarta UNSFIR. 2004. Industry Policy: Setting a Policy Framework for a Competitive Industrial Sector. Report on Conference, 14-15 January 2004. United Nations Support Facility for Indonesian Recovery, Jakarta. UNIDO. 2000. Indonesia: Strategy for Manufacturing Competitiveness. United Nation Industrial Development Organization, Jakarta. Uphoff, N. 1999. Rural Development Strategy for Indonesian Recovery: Reconciling Contradiction and Tensions. Paper Presented at the International Seminar on 255 Agricultural Sector During The Turbulence of Economics Crisis: Lessons and Future Directions 17-18 February, Center for Agro-Socioeconomics Research, Bogor. Vogel, S.T. 1994. Structural Change in Agriculture: Production Linkage and Agricultural Demand-Led Industrialization. Oxford Economic Papers, 46 1: 136-156. Wagner, J.E. 1996. Developing a Social Accounting Matrix to Examine Tourism in the Area de Protecao Ambiental de Guaraquecaba, Brazil. FPEI Working Paper No. 58. Southeastern Center for Forest Economic Research. Research Triangle Park, N.C. Whiteford, P. 1985. A Family’s Needs: Equivalence Scales, Poverty and Social Security. In National Centre for Social and Economic Modelling, 2003. Does The Way We Measure Poverty Matter? Discussion Paper no. 59, November 2003. University of Canberra, Canberra. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII. 2004. Angka Kecukupan Gizi Bagi Orang Indonesia. LIIPI, Jakarta. World Bank. 1999. Who Controls East Asian Corporations and the Implication for Legal Reform. Working Paper 2054. The World Bank, Washington D.C. Yudhoyono, S.B. 2004. Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi-Politik Kebijakan Fiskal. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. LAMPIRAN 257 Lampiran 1. Klasifikasi dan Disagregasi Neraca Uraian Kode Tenaga kerja pertanian di desa 1 Tenaga kerja pertanian di kota 2 Tenaga kerja non pertanian di desa 3 Tenaga Kerja Tenaga kerja non pertanian di kota 4 Faktor Produksi Bukan Tenaga Kerja 5 Rumahtangga buruh tani 6 Rumahtangga petani luas lahan ≤ 0.500 ha 7 Pertanian Rumahtangga petani luas lahan ≥ 0.500 ha 8 Rumahtangga golongan rendah 9 Perdesaan Rumahtangga golongan atas 10 Rumahtangga golongan rendah 11 Rumah Tangga Non Pertanian Perkotaan Rumahtangga golongan atas 12 Perusahaan 13 Institusi Pemerintah 14 Pertanian Tanaman Pangan 15 Peternakan dan Hasil-hasilnya 16 Perikanan 17 Kehutanan dan Perburuan 18 Pertanian Tanaman Lainnya 19 Agroindustri Makanan Industri pengolahan makanan sektor peternakan 20 Industri pengolahan makanan sektor tanaman pangan 21 Industri pengolahan makanan sektor perikanan 22 Industri pengolahan makanan sektor perkebunan 23 Industri minuman 24 Industri rokok 25 Agroindustri Non Makanan Industri Kapuk 26 Industri kulit samakan dan olahan 27 Industri kayu lapis, barang dari kayu, bambu dan rotan 28 Industri bubur kertas 29 SEKTOR PRODUKSI Industri karet remah dan karet asap 30 Industri ringan selain agroindustri dan lainnya 31 Industri berat 32 Pertambangan 33 Listrik, Gas Dan Air Minum 34 Konstruksi dan Real Estate 35 Perdagangan Besar, Eceran, Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan 36 Restoran dan Perhotelan 37 Angkutan dan Komunikasi 38 Bank dan Asuransi 39 Real Estate dan Jasa Perusahaan 40 Pemerintahan, Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film, Jasa Sosial 41 Jasa Perseorangan, Rumah Tangga dan Jasa Lainnya 42 Neraca Kapital 43 Pajak tidak langsung minus subsidi 44 Luar Negeri 45 258 Lampiran 2. Definisi Rumah Tangga menurut Golongan dalam Neraca SNSE 1. Rumah tangga buruh tani Rumah tangga dengan kepala rumah tangga atau penerima pendapatan terbesar bekerja sebagai buruh tani. 2. Rumah tangga pengusaha pertanian Rumah tangga dengan kepala rumah tangga atau penerima pendapatan terbesar dari hasil mengusahakan lahan pertanian agricultural cperators. Golongan rumah tangga ini dapat diklasifikasikan lagi atas mereka yang memiliki lahan pertanian kurang dari 0,5 ha disebut sebagai petani guremkecil; 0,501-1ha; atau lebih dari 1 ha. 3. Rumah tangga golongan rendah Golongan rumah tangga bukan pertanian dengan kepala rumah tangga atau penerima pendapatan terbesar bekerja sebagai pengusaha bebas golongan rendah, tenaga tata usaha golongan rendah, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan seperti supir bis, kondetur bis, pekerja bebas sektor jasa perorangan, pekerja kasar. Golongan rumah tangga ini dirinci lagi menjadi mereka yang bertempat tinggal di perdesaan dan di kota. 4. Rumah tangga golongan atas Golongan rumah tangga bukan pertanian dengan kepala rumah tangga atau penerima pendapatan terbesar bekerja sebagai pengusaha bebas bukan pertanian golongan atas, manajer, profesional seperti akuntan, dokter, militer, gurudosenguru besar, pekerja tata usaha dan penjualan golongan atas. Golongan rumah tangga ini dirinci lagi menjadi mereka yang berdomisili di perdesaan dan di kota. Sumber: BPS, 2003 Lampiran 3. Kriteria Penggolongan Rumah Tangga Berdasarkan SUSENAS 2002 Golongan Rumah Tangga Lapangan Usaha Jenis Jabatan Pekerjaan 1 Penguasaan Lahan Lokasi 1. Buruh tani Pertanian Tenaga pertanian kode 62, 64 - Desa 2. Petani Pertanian Petani kode 61 Memiliki Desa 3. Non pertanian gol bawah di desa Non pertanian Kode 36-39, 43-45, 52-59, 63,64, 70-99 - Desa 4. Non pertanian gol atas di desa Non pertanian Kode 01-21, 30-35, 40-42, 50-51, 60 - Desa 5. Non pertanian gol bawah di kota Non pertanian Kode 36-39, 43-45, 52-59, 63,64, 70-99 - Kota 6. Non pertanian gol atas di kota Non pertanian Kode 01-21, 30-35, 40-42, 50-51, 60 - Kota Catatan: 1 Kode jenis pekerjaanjabatan dalam SUSENAS 2002 didasarkan pada Klasifikasi Jenis PekerjaanJabatan Indonesia KJI 1982 yang tercantum dalam Pedoman Pencacah KOR SUSENAS. 259 Lampiran 4. Klasifikasi Agroindustri Makanan dan Non Makanan Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI atau International Standard Industrial Classification ISIC Kode Nama Industri

1. Agroindustri Makanan Sektor Peternakan

15111 15112 15211 15212 Pemotongan hewan Pengolahan dan pengawetan daging Susu Makanan dari susu

2. Agroindustri Makanan Sektor Tanaman Pangan 15131

15132 15133 15134 15139 15311 15312 15316 15317 15321 15322 15323 15424 15329 15410 15440 15493 15494 15495 15496 15497 15498 Pengalengan buah-buahan dan sayuran Pengasinanpemanisan buah-buahan dan sayuran Pelumatan buah-buahan dan sayuran Pengeringan buah-buahan dan sayuran Pengolahan dan pengawetan lainnya untuk buah-buahan dan sayuran Penggilingan padi dan penyosohan beras Penggilingan padi-padian lainnya Pengupasan dan pembersihan kacang-kacangan Pengupasan dan pembersihan umbi-umbian termasuk rhizoma Tepung terigu Tepung dari bahan nabati lainnya Pati ubikayu Berbagai macam pati palma Pati lainnya Roti dan sejenisnya Makaroni, mie, spagheti, bihun, soun dan sejenisnya Kecap Tempe Makanan dari kedele dan kacang-kacangan lainnya selain kecap dan tempe Krupuk dan sejenisnya Bumbu masak dan penyedap masakan Kue-kue basah

3. Agroindustri Makanan Sektor Perikanan 15121

15122 15123 15124 15129 Pengalengan ikan dan biota perairan lainnya Penggaramanpengeringan ikan dan biota perairan lainnya Pengasapan ikan dan biota perairan lainnya Pemindangan ikan dan biota perairan lainnya Pengolahan dan pengawetan ikan dan biota perairan lainnya

4. Agroindustri Makanan Sektor Perkebunan

15318 15141 15142 15143 15144 Kopra Minyak kasar minyak makan dari nabati dan hewani Crude vegetable and animal cooking oil Margarine Minyak goreng dari minyak kelapa Minyak goreng dari minyak kelapa sawit 260 Kode Nama Industri 15145 15313 15314 15315 15318 15421 15422 15423 15424 15429 15431 15432 15491 Minyak goreng lainnya Pengupasan dan pembersihan kopi Pengupasan, pembersihan dan pengeringan coklat Pengupasan dan pembersihan biji-bijian selain kopi dan coklat Kopra Gula pasir Gula merah Gula lainnya Sirop Pengolahan gula lainnya selain sirop Bubuk coklat Makanan dari coklat dan kembang gula Pengolahan teh dan kopi

5. Agroindustri Minuman 15213

15510 15520 15530 15540 Es krim Minuman keras Anggur dan sejenisnya Malt dan minuman yang mengandung malt Minuman ringan

6. Agroindustri Rokok 16002

16003 16004 16009 Rokok kretek Rokok putih Rokok lainnya Hasil lainnya dari tembakau, bumbu rokok dan klobotkawung Sumber: BPS 2002b; BPS 2005b. Lampiran 4. Lanjutan Lampiran 5. Pengganda Output, Nilai Tambah, Tenaga Kerja dan Modal Menurut Sektor, Tahun 1998 dan 2003 PENGGANDA OUTPUT NILAI TAMBAH TENAGA KERJA MODAL 1998 2003 1998 2003 1998 2003 1998 2003 SEKTOR Nilai Rank 2003 Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank Pertanian Primer Pert tan pangan 6.07 10 6.05 22 1.86 7 2.86 3 0.60 3 2.06 1 0.90 14 0.80 23 Peternakan hasilnya 6.38 7 6.74 7 1.99 5 2.67 9 0.54 4 1.72 7 1.03 7 0.95 12 Perikanan 7.19 3 1.63 28 2.01 4 0.33 28 0.43 9 0.19 28 1.13 4 0.14 28 Kehutanan perburuan 5.57 14 4.98 26 2.13 1 2.11 26 0.28 14 1.23 26 1.32 1 0.88 17 Pertanian tan. Lainnya 6.31 8 6.34 17 2.10 3 2.79 6 0.39 10 1.87 3 1.22 2 0.92 15 Agroindustri Makanan Sektor peternakan 4.16 21 6.09 21 1.49 17 2.31 24 0.22 21 1.53 19 0.90 13 0.79 25 Sektor tan pangan 4.80 19 6.24 19 1.64 14 2.41 20 0.25 19 1.58 12 1.00 8 0.82 21 Sektor perikanan 5.05 17 6.34 18 1.84 8 2.39 22 0.27 16 1.55 16 1.12 5 0.84 19 Sektor p erkebunan 4.01 22 5.96 24 1.43 19 2.24 25 0.20 22 1.46 20 0.88 15 0.79 26 Industri minuman 4.96 18 6.22 20 1.95 6 2.47 17 0.26 18 1.67 11 1.21 3 0.80 22 Industri rokok 5.60 13 6.34 16 1.42 20 2.64 10 0.30 13 1.85 4 0.80 18 0.79 24 Agroindustri Non Makanan Kapuk 3.47 24 6.57 11 0.91 23 2.38 23 0.15 25 1.44 18 0.54 22 0.94 14 Kulit samakan, olahan 3.27 25 6.66 10 0.62 25 2.50 15 0.16 24 1.42 21 0.33 25 1.08 5 Kayu lapis, barang dr kayu, bambu dan rotan 4.60 20 7.02 2 0.94 22 2.69 8 0.24 20 1.56 22 0.50 23 1.13 3 Bubur kertas 3.56 23 6.78 6 0.69 24 2.47 18 0.17 23 1.41 15 0.37 24 1.06 6 karet remah asap 2.79 26 6.67 9 0.42 26 2.83 4 0.10 26 1.85 23 0.23 26 0.98 11 Industri ringanlainnya 2.39 27 6.82 4 0.36 28 2.61 11 0.08 27 1.53 5 0.20 28 1.09 4 Industri berat 2.35 28 6.54 12 0.36 27 2.45 19 0.08 28 1.40 24 0.20 27 1.04 8 2 6 1 Lampiran 5. Lanjutan PENGGANDA OUTPUT NILAI TAMBAH TENAGA KERJA MODAL 1998 2003 1998 2003 1998 2003 1998 2003 SEKTOR Nilai Rank 2003 Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank Sektor Lain Pertambangan 7.1564 4 6.4996 14 1.7991 10 2.9556 2 0.4493 5 1.5825 13 0.9638 10 1.3731 2 Listrik, gas Air minum 6.1184 9 7.7834 1 1.4960 16 3.1433 1 0.2811 15 1.6984 8 0.8675 16 1.4449 1 Konstruksi Real Estate 5.4198 16 6.813 5 1.0619 21 2.5728 12 0.2652 17 1.5611 14 0.5689 21 1.0117 9 Perdagangan besar, eceran, pergudangan 7.9151 1 6.0454 23 2.1282 2 2.5062 14 0.6776 2 1.6797 9 1.0358 6 0.8265 20 Restoran dan perhotelan 7.3189 2 6.3731 15 1.7099 12 2.5274 13 0.4362 8 1.6757 10 0.9095 12 0.8517 18 Angkutan komunikasi 6.5673 6 6.5202 13 1.6384 15 2.4735 16 0.4404 7 1.5357 17 0.8554 17 0.9378 13 Bank dan asuransi 5.9383 11 2.9317 27 1.7269 11 0.9819 27 0.3795 11 0.5384 27 0.9621 11 0.4435 27 Real estate js perusahaan 5.4229 15 5.8687 25 1.6899 13 2.3919 21 0.3186 12 1.3435 25 0.9792 9 1.0484 7 Pemerintahan, pertahan, pend, kesehatan, 6.7442 5 6.8456 3 1.8057 9 2.8189 5 0.6984 1 1.9215 2 0.7907 19 0.8974 16 Jasa 5.6236 10 6.7329 8 1.4731 7 2.7643 7 0.4474 6 1.7826 6 0.7324 20 0.9817 10 Agroindustri makanan

4.76 6.20