224 Tabel 37. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Menurut Golongan Berdasarkan
Indeks Gini, Tahun 2002
RUMAH TANGGA GINI INDEKS
KATAGORI Agregat
0.3938 tidak merata
Buruh Tani
0.2580 merata
Petani
0.2839 merata
Non Pert Gol Rendah Desa
0.3065 merata
Non Pert Gol Atas Desa
0.3019 merata
Non Pert Gol Rendah Kota
0.3566 tidak merata
Non Pert Gol Atas Kota
0.4241 tidak merata
7.4. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Desa dan Kota
Selain melakukan disagregasi rumah tangga ke dalam enam golongan rumah tangga seperti diuraikan di atas, secara terpisah dari enam golongan rumah tangga tersebut
diagregasikan menjadi dua golongan rumah tangga menurut lokasi desa dan kota. Dengan demikian dampak kebijakan agroindustri terhadap distribusi pendapatan rumah tangga
dapat dianalisis secara spasial antara rumah tangga desa dan rumah tangga kota, kecuali untuk SK15 yaitu kebijakan redistribusi pendapatan dari golongan atas ke golongan rendah
yang tidak dapat dilakukan pada analisis ini. Pada Tabel 38 disajikan indeks kesenjangan Theil-T Total pendapatan rumah
tangga desa dan kota pada Skenario Dasar sebelum dilakukan simulasi sebesar 0.14591, sama seperti pada distribusi pendapatan menurut golongan rumah tangga pada Tabel 34.
Indeks distribusi Theil-T between rumah tangga desa dan kota sebesar 0.02915, lebih kecil dibandingkan dengan indeks distribusi rumah tangga menurut golongan rumah tangga.
Artinya distribusi pendapatan antar golongan rumah tangga desa dan kota lebih merata dibandingkan dengan distribusi pendapatan rumah tangga menurut golongan rumah tangga.
Sedangkan besaran indeks Theil-T within kelompok sebesar 0.11675. Dari besaran tersebut kesenjangan between kelompok rumah tangga desa dan kota memberikan kontribusi
terhadap kesenjangan total yang terjadi sekitar 20 dan kesenjangan kelompok atau
225 kesenjangan antar individu rumah tangga memberikan kontribusi terhadap kesenjangan
total sekitar 80.
Tabel 38. Dampak Kebijakan Ekonomi di Sektor Agroindustri terhadap Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Desa dan Kota Tahun, 2002
Dampak Thd Distribusi Pendapatan Desa dan Kota
THEIL-T
1
THEIL-L
1
SIMULASI KEBIJAKAN Total
Between Within
Total Between
Within DASAR
2
0.14591 100
0.02915 20.0
0.11676 80.0
0.11459 100
0.02921 25.5
0.08538 74.6
PENGELUARAN PEMERINT AH
SK1 Primer
-0.00003 -0.00002
-0.00001 -0.00002
-0.00002 0.00000
SK2 Mak
0.00000 0.00000
0.00000 0.00000
0.00000 0.00000
SK3 Non mak
0.00000 0.00000
0.00000 0.00000
0.00000 0.00000
EKSPOR
SK4 Mak
-0.00011 -0.00009
-0.00002 -0.00009
-0.00009 0.00000
SK5 Non mak
-0.00002 -0.00002
0.00000 -0.00002
-0.00002 0.00000
SK6 SK4+SK1
-0.00013 -0.00011
-0.00003 -0.00011
-0.00011 0.00000
SK7 SK5+SK1
-0.00005 -0.00004
-0.00001 -0.00004
-0.00004 0.00000
INVESTASI
SK8 Mak
-0.00012 -0.00010
-0.00002 -0.00010
-0.00010 0.00000
SK9 Non mak
-0.00003 -0.00003
-0.00001 -0.00003
-0.00003 0.00000
SK10 Prioritas
-0.00019 -0.00015
-0.00004 -0.00016
-0.00016 0.00000
SK11SK10+Gprm-prior
-0.00022 -0.00018
-0.00004 -0.00018
-0.00018 0.00000
SK12 SK10+X prioritas
-0.00031 -0.00025
-0.00006 -0.00025
-0.00025 0.00000
INSENTIF PAJAK
SK13 Mak
-0.00007 -0.00006
-0.00001 -0.00006
-0.00006 0.00000
SK14 Non mak
-0.00003 -0.00002
-0.00001 -0.00002
-0.00002 0.00000
Angka dalam kurung adalah nilai persentase terhadap indeks Theil-Total.
1
Nilai indeks Theil menurut Skenario adalah nilai perubahan antara indeks simulasi Dasar dengan indeks
simulasi masing-masing Skenario .
2
Nilai indeks Theil sebelum dilakukan simulasi kebijakan.
Akita 1999 melakukan analisis distribusi Theil-T Total untuk rumah tangga desa dan kota tahun 1993 diperoleh angka sebesar 0.257. Akita juga melakukan analisis yang
sama tahun 1987 diperoleh nilai sebesar 0.241. Dengan demikian dari hasil tersebut dapat dikatakan selama masa Orde Baru tahun 1987–1993, kesenjangan pendapatan antar
rumah tangga desa dan kota mengalami peningkatan. Kesenjangan pendapatan rumah tangga cenderung meningkat setelah tahun 1993 hingga puncaknya pada masa krisisi
ekonomi 1998 yang ditunjukkan melalui perbandingan pendapatan rumah tangga buruh
226 tani dan non pertanian golongan atas di kota hampir mencapai satu banding 10. Namun
indeks kesenjangan rumah tangga desa dan kota setelah masa krisis cenderung menurun yang ditunjukkan melalui nilai indeks Theil-Total tahun 2002 dari hasil penelitian ini
sebesar 0.14591. Dampak kebijakan ekonomi di sektor agroindustri menyebabkan menurunnya
kesenjangan terutama kesenjangan antar kelompok. Indeks kesenjangan menurun berkisar 0.0002 sampai 0.00025. Penurunan indeks kesenjangan tersebut merupakan kontribusi
dari kesenjangan Theil-T between kelompok. Rendahnya kontribusi indeks Theil-T within karena perubahan kebijakan akan menghasilkan perubahan pendapatan antar kelompok
dengan persentase berbeda. Sedangkan perubahan pendapatan antar rumah tangga di dalam masing-masing kelompok akan terjadi dengan persentase yang
sama sehingga relatif tidak akan mempengaruhi distribusi pendapatan antar rumah tangga dalam kelompok
tersebut. Kebijakan yang efektif menurunkan indeks kesenjangan adalah kebijakan tunggal
maupun kombinasi peningkatan investasi ke sektor agroindustri yang dialokasikan ke
industri prioritas SK10, SK11 dan S12. Kebijakan lainnya, yaitu peningkatan ekspor dan pemberian insentif pajak juga berdampak menurunkan kesenjangan pendapatan rumah
tangga. Kebijakan peningkatan pengeluaran pemerintah ke sektor agroindustri makanan dan non makanan sebesar 10 SK1 dan SK2 tidak berpengaruh terhadap distribusi
pendapatan rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan pula bahwa kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri makanan SK4, SK6 dan SK8 akan jauh lebih efektif
menurunkan kesenjangan pendapatan rumah tangga desa dan kota dibandingkan jika kebijakan yang sama ditujukan ke agroindustri non makanan. Hal ini disebabkan
agroindustri makanan secara umum bersifat labor intensive, sehingga dampak kebijakan terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga buruh tani dan petani yang memasok
227 sebagian besar tenaga kerja akan lebih besar. Hal ini akan memperkecil kesenjangan
pendapatan antar rumah tangga desa dan kota.
7.5. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian dan Non Pertanian