Gaya Kepemimpinan X Variabel Laten Bebas Budaya Perusahaan

pekerja dalam membentuk budaya perusahaan dapat menjadi lebih besar dibandingkan dengan faktor-faktor lain, seperti strategi bisnis, struktur organisasi, sistem manajemen, alat-alat analisis keuangan dan kepemimpinan. Untuk menyampaikan aspirasi baik berupa saran, keluhan ataupun kritik yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan, karyawan dapat menyampaikannya melalui serikat pekerja. Setelah itu, perusahaan akan mengadakan rapat dengan pihak serikat pekerja untuk menindaklanjuti masalah yang ada. Ini menunjukkan kepercayaan yang cukup besar dari karyawan terhadap serikat pekerja yang dianggap mampu mewakili semua aspirasi yang dimiliki oleh karyawan.

c. Norma Perusahaan X

7 Urutan pertama yang mempengaruhi budaya perusahaan adalah norma perusahaan X 7 , dengan menjadikan variabel ini sebagai patokan atau pembanding untuk semua variabel indikator lain dalam membentuk budaya perusahaan. Norma perusahaan dapat membentuk budaya perusahaan paling tinggi dibandingkan dengan variabel lain. Budaya perusahaan dipengaruhi sebesar 1.00 oleh norma perusahaan, dengan SMC = 0.45 atau 45 . Variabel ini dapat mempengaruhi budaya perusahaan dilihat dari nilai-nilai yang diakui perusahaan dan kebijakan- kebijakan perusahaan terhadap karyawan. Norma adalah nilai-nilai yang diterima oleh suatu kelompok sebagai nilai-nilai bersama yang mencerminkan keinginan kelompok tersebut. Dengan kata lain, norma merupakan peraturan-peraturan hidup dan amalan yang diterima dalam masyarakat. Dalam konteks perusahaan, norma adalah cara bekerja yang diterima umum dan diamalkan dalam perusahaan, yang menjadi nilai budaya perusahaan tersebut Daud, 2003. PT. Interbis Sejahtera memiliki norma yang diwujudkan dalam nilai-nilai perusahaan. Norma perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan ini mampu mempengaruhi lingkungan dan kondisi yang ada dalam perusahaan, sehingga karyawan merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya dan merasa didukung atau termotivasi untuk memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Moeljono 2005, bahwa organisasi yang budayanya kuat berarti akan semakin banyak anggota organisasi yang menerima keterikatannya pada norma-norma dan sistem nilai-nilai organisasional yang berlaku, dan makin meningkat pula komitmen mereka terhadap keberhasilan penerapan norma-norma dan sistem nilai-nilai tersebut.

d. Kualitas Manajemen X

8 Kualitas manajemen dapat dilihat dari keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan kerja, pemahaman terhadap konsep serta tujuan perusahan dan kesesuaian tujuan perusahaan dengan tujuan kerja karyawan. Pada umumnya, PT. Interbis Sejahtera memiliki manajemen yang berkualitas, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan. PT. Interbis Sejahtera memberikan perhatian yang sama dalam visi dan strategi terhadap karyawannya, karena perhatian yang sama tersebut merupakan salah satu cara untuk mengendalikan pelaksanaan secara bersama dan memberikan dorongan bagi setiap karyawan untuk melakukan perubahan. Karyawan PT. Interbis Sejahtera memiliki keinginan untuk belajar dan melakukan perubahan, namun antara pihak manajemen dan karyawan ternyata kurang sinergi, sehingga dirasakan kualitas manajemen yang ada belum mendukung karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan baik oleh perusahaan maupun karyawan bahwa dengan terjadinya sinergi antara kedua belah pihak, maka akan tercipta budaya perusahaan yang kondusif untuk bekerja dan apabila hubungan antara kedua belah pihak tidak sinergi, maka budaya perusahaan yang tercipta tidak akan harmonis sehingga karyawan merasa tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan kualitas manajemen yang ada belum mendukung menyebabkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar

9 123 130

Pengaruh Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)” Medan

1 41 76

Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Honda Istana Deli Kencana I

5 58 95

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN ( STUDY KASUS KARYAWAN PT. DAMBOSCO BRONTON ).

0 6 26

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan PT Makmur Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong - Kalimantan Selatan).

0 6 15

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan PT Makmur Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong - Kalimantan Selatan).

0 2 16

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

1 6 14

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Delapan Nol Delapan West Di Sukoharjo.

0 3 13

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Delapan Nol Delapan West Di Sukoharjo.

0 4 17

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. INTERBIS PALEMBANG -

0 1 25