kualitas manajemen memberikan kontribusi terendah sebesar 0.74 atau 26 lebih rendah dari norma perusahaan, dengan nilai SMC sebesar 0.27
27 . Nilai kontribusi dan tingkat penjelas yang rendah dapat diartikan bahwa kualitas manajemen memegang peranan yang tidak begitu penting
dalam pembentukan budaya perusahaan. Hal diatas didukung oleh Ndraha 2005 dengan menyatakan
bahwa kegagalan program budaya perusahaan sebagian besar disebabkan oleh kurangnya komitmen dan kualitas dari manajemen puncak dan
karyawan. Komitmen berarti memberikan pelatihan, alat-alat, sumberdaya, kekuasaan, tanggung jawab, kebebasan dan dorongan. Hal
itu mempunyai arti mengerjakan sesuatu menurut tatacara yang telah diatur. Komitmen juga berarti bertanya, mendengarkan, melakukan,
memberitahukan dan mengarahkan. Hal ini berarti manajemen yang tidak berkualitas akan menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaan program
budaya perusahaan.
e. Peraturan Perusahaan X
9
Peraturan perusahaan X
9
dapat ditunjukkan melalui aturan yang dibuat perusahaan secara tegas beserta sanksi dan reward-nya. Variabel
ini memiliki kontribusi diurutan kedua terbesar setelah norma perusahaan yang mempengaruhi budaya perusahaan sebesar 0.88 artinya 12 lebih
rendah dibandingkan dengan norma perusahaan, dengan SMC sebesar 0.38 atau 38 . PT. Interbis Sejahtera dapat melihat kekuatan peraturan
yang dibuat dari sikap dan perilaku disiplin para karyawannya, karena disiplin dapat mempunyai dampak kuat terhadap suatu perusahaan untuk
mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang direncanakan. Misalnya, setiap karyawan dibagian produksi diwajibkan memakai tutup
kepala, sarung tangan, sepatu dll pada saat bekerja. Ini dilakukan untuk menjaga keselamatan karyawan pada saat bekerja sehingga tanpa
disuruhpun karyawan akan sadar untuk memakainya karena berguna juga
buat mereka sehingga peraturan-peraturan yang dibuat di PT. Interbis Sejahtera sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. PT. Interbis
juga memberlakukan peraturan jika karyawan absen dalam 2 hari baik itu berturut-turut maupun tidak dalam waktu 3 bulan, maka perusahaan akan
memberikan sanksi atau surat peringatan kepada karyawan tersebut. Dengan peraturan, PT. Interbis Sejahtera mengharapkan dapat
memperbaiki perilaku, mencegah adanya karyawan lain yang melakukan hal serupa yang tidak baik, serta mempertahankan standar yang konsisten
dan efektif. Ketiadaan unsur tersebut mempunyai dampak kualitas sumberdaya manusia yang kurang baik, sehingga diharapkan disiplin
dapat ditegakkan dan menjadi bagian dari budaya perusahaan dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan.
f. Iklim Perusahaan X
10
Iklim perusahaan X
10
yang dinilai yaitu lingkungan pekerjaan, kerjasama antar rekan kerja, dan kemudahan bertukar pendapat dengan
orang lain. Iklim perusahaan dapat dibentuk oleh kondisi fisik, seperti fasilitas kerja dan kondisi non fisik, seperti lingkungan kerja yang
kondusif dan nyaman. Dalam rangka menciptakan budaya perusahaan yang baik, selain
dengan berusaha menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, PT. Interbis Sejahtera juga melihat kekuatan sumberdaya manusia dari
semangat dan kemampuan kerjasama. Dengan adanya kerjasama tersebut, akan mampu meningkatkan, mempertahankan, dan mengembangkan
kualitas. Kerjasama juga menuntut karyawan untuk menghargai pendapat orang lain demi kelancaran pencapaian tujuan perusahaan.
PT. Interbis Sejahtera menyadari bahwa lingkungan yang kondusif itu harus diciptakan, sehingga memungkinkan setiap individu secara
berkelompok mampu mengaktualisasikan diri berdasarkan nilai-nilai yang disepakati. Dengan lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan