Model Dalam Budaya Perusahaan

menyelesaikan suatu masalah yang artinya penghargaan dan keuntungan tidak didasarkan pada individu melainkan sekelompok orang.

F. Komponen-Komponen Dalam Budaya Perusahaan

Menurut Daud 2003, budaya perusahaan dikaitkan dengan sistem nilai, norma, sikap, dan etika kerja yang dimiliki bersama oleh setiap karyawan yang menjadi asas dalam setiap tingkah laku karyawan, cara mereka berfikir, berhubungan antara satu sama lain, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Daud 2003 kembali menjelaskan tentang komponen-komponen dalam budaya perusahaan tersebut, yaitu sebagai berikut : ¾ Nilai, merupakan tanggapan dan penerimaan individu dari sudut pemikiran masing-masing, yang didasarkan karena setiap individu meletakkan satu nilai berdasarkan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan atau bagaimana mereka mentafsir keadaan yang berlaku. ¾ Norma, adalah nilai-nilai yang diterima oleh suatu kelompok sebagai nilai-nilai bersama yang mencerminkan keinginan kelompok tersebut. Dengan kata lain, norma merupakan peraturan-peraturan hidup dan amalan yang diterima dalam masyarakat. Dalam konteks perusahaan, norma adalah cara bekerja yang diterima umum dan diamalkan dalam perusahaan, yang menjadi nilai budaya perusahaan tersebut. ¾ Sikap, adalah kesediaan seseorang dari segi mental dan fisik untuk bertindak terhadap sesuatu. Sikap mempunyai peranan penting sebagai faktor pendorong dalam tindakan manusia untuk menerima atau menolak sesuatu. ¾ Etika, adalah prinsip-prinsip kerja yang terbentuk dari gabungan unsur nilai, norma, dan sikap yang dilakukan secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Apabila setiap orang dalam perusahaan memiliki satu tujuan yang sama, maka akan terwujud keharmonisan dalam perusahaan tersebut untuk mengamalkan etika kerja yang sama. Nilai, norma, dan sikap yang dilakukan secara positif, akan menerbitkan prinsip-prinsip kerja yang baik, yang nantinya akan rnewujudkan satu budaya perusahaan yang baik secara keseluruhan. Begitu juga sebaliknya, apabila setiap orang mengamalkan nilai, norma, dan sikap yang kurang baik, maka akan menyebabkan etika kerja yang kurang baik pula. Budaya perusahaan sebagai suatu karakteristik dalam suatu organisasiperusahaan, yang meliputi nilai, norma, peraturan, dan iklim perusahaan, serta kepemimpinan leadership. Karena budaya perusahaan dibentuk dari atas ke bawah dan sebaliknya, maka kualitas manajemen sangat perlu diperhatikan, mengingat karyawan akan bercermin pada sikap dan tingkah laku serta kemampuan atasannya. Selain itu, serikat pekerja, yang merupakan organisasi karyawan, hendaknya mampu bersikap sebagai wakil untuk menyalurkan semua aspirasi karyawan dalam menentukan suatu kebijakan di perusahaan Moeljono, 2005.

G. Produktivitas

Produktivitas pada dasarnya adalah sikap mental terhadap kemajuan dan kehidupan. Didalam dunia industri telah lama didasari bahwa produktivitas adalah alat untuk meningkatkan daya kompetisi dan keuntungan Ravianto, 1990. Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi yang positif dengan produktivitas tenaga kerja. Tenaga kerja yang mempunyai kualitas kerja tinggi dapat menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi pula. Kualitas tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu sikap kerja, pengetahuan dan keterampilan. Siagian 2002 menjelaskan ketiga faktor yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja disebut sebagai perilaku produktif yang merupakan suatu gabungan yang rumit tetapi jelas wujudnya dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang. Ravianto 1986 menambahkan bahwa produktivitas tenaga kerja secara spesifik merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu. Peran serta tenaga kerja merupakan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif. Pengukuran produktivitas dalam ruang lingkup organisasi atau perusahaan bermanfaat untuk 1 menilai efisiensi konversi sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, 2 perencanaan sumber daya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, 3 menyusun kembali tujuan ekonomis dan non ekonomis perusahaan dengan skala prioritas menurut hasil usaha pengukuran produktivitas, 4 perencanaan target tingkat produktivitas untuk masa yang akan datang melalui modifikasi secara realistis berdasarkan tingkat pengukuran saat ini Ravianto, 1990. Manullang 1990 menjelaskan, perhitungan produktivitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya : 1. Indeks produktivitas Indeks produktivitas adalah rasio indeks keluaran dengan indeks masukan. Perhitungan indeks produktivitas memperlihatkan baik tingkat produktivitas maupun perubahan yang terjadi dalam perjalan waktu. Perubahan yang diukur dari tahun ke tahun dapat diungkapkan dalam bentuk persentase maupun indeks. Perubahan persentase dilakukan dengan membagi selisih antara produktivitas tahun pengukuran dan produktivitas periode dasar dengan tingkat periode dasar. 2. Produktivitas dengan pengukuran nilai tambah Jika nilai tambah digunakan sebagai ukuran keluaran, maka kita perlu membuat secara terpisah indeks harga, baik untuk nilai keluaran maupun untuk bahan-bahan yang digunakan sebagai masukan, sesuai dengan perubahan-perubahan harga tercatat. Hal ini perlu karena nilai tambah merupakan hasil pengurangan penjualan dengan masukan antara, dimana variable-variabel ini dipengaruhi oleh perubahan harga. 3. Dilihat dari sisi masukannya, produktivitas dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu produktivitas parsial dan produktivitas total a. Produktivitas Parsial Merupakan rasio dari output dengan salah satu jenis input. b. Produktivitas Total Merupakan rasio dari output dengan kumpulan seluruh input. Produktivitas total mencerminkan akibat dari gabungan input dalam rangka menghasilkan output. Produktivitas total dapat menjadi alat diagnostik yang berharga untuk tingkat perusahaan atau unit operasi, misalnya untuk melihat kontribusi dari faktor modal, faktor tenaga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar

9 123 130

Pengaruh Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)” Medan

1 41 76

Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Honda Istana Deli Kencana I

5 58 95

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN ( STUDY KASUS KARYAWAN PT. DAMBOSCO BRONTON ).

0 6 26

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan PT Makmur Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong - Kalimantan Selatan).

0 6 15

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan PT Makmur Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong - Kalimantan Selatan).

0 2 16

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

1 6 14

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Delapan Nol Delapan West Di Sukoharjo.

0 3 13

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Delapan Nol Delapan West Di Sukoharjo.

0 4 17

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. INTERBIS PALEMBANG -

0 1 25