buat mereka sehingga peraturan-peraturan yang dibuat di PT. Interbis Sejahtera sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. PT. Interbis
juga memberlakukan peraturan jika karyawan absen dalam 2 hari baik itu berturut-turut maupun tidak dalam waktu 3 bulan, maka perusahaan akan
memberikan sanksi atau surat peringatan kepada karyawan tersebut. Dengan peraturan, PT. Interbis Sejahtera mengharapkan dapat
memperbaiki perilaku, mencegah adanya karyawan lain yang melakukan hal serupa yang tidak baik, serta mempertahankan standar yang konsisten
dan efektif. Ketiadaan unsur tersebut mempunyai dampak kualitas sumberdaya manusia yang kurang baik, sehingga diharapkan disiplin
dapat ditegakkan dan menjadi bagian dari budaya perusahaan dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan.
f. Iklim Perusahaan X
10
Iklim perusahaan X
10
yang dinilai yaitu lingkungan pekerjaan, kerjasama antar rekan kerja, dan kemudahan bertukar pendapat dengan
orang lain. Iklim perusahaan dapat dibentuk oleh kondisi fisik, seperti fasilitas kerja dan kondisi non fisik, seperti lingkungan kerja yang
kondusif dan nyaman. Dalam rangka menciptakan budaya perusahaan yang baik, selain
dengan berusaha menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, PT. Interbis Sejahtera juga melihat kekuatan sumberdaya manusia dari
semangat dan kemampuan kerjasama. Dengan adanya kerjasama tersebut, akan mampu meningkatkan, mempertahankan, dan mengembangkan
kualitas. Kerjasama juga menuntut karyawan untuk menghargai pendapat orang lain demi kelancaran pencapaian tujuan perusahaan.
PT. Interbis Sejahtera menyadari bahwa lingkungan yang kondusif itu harus diciptakan, sehingga memungkinkan setiap individu secara
berkelompok mampu mengaktualisasikan diri berdasarkan nilai-nilai yang disepakati. Dengan lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan
peluang bagi semua unsur manajemen agar berfungsi seperti apa yang diinginkan dan meningkatkan kinerja karyawan. Tetapi dalam
kenyataannya lingkungan kerja yang kondusif sulit untuk dicapai karena sulit untuk menyatukan visi dan misi semua karyawan perusahaan yang
memiliki latar belakang berbeda. Dari hasil wawancara dan pengamatan mengenai iklim perusahaan, responden menginginkan suatu iklim
perusahaan yang kondusif untuk meningkatkan kinerja mereka. Hal ini dibuktikan bahwa variabel ini merupakan variabel indikator yang
memberikan pengaruh ketiga tertinggi dalam model ini untuk mempengaruhi budaya perusahaan dengan kontribusinya sebesar 0.87,
berarti 13 lebih rendah dari norma perusahaan. Nilai SMC variabel ini adalah 0.37 37 . Untuk itulah dalam melakukan program budaya
perusahaan, diperlukan persiapan yang berupa penciptaan lingkungan kerja dengan paradigma yang disepakati untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
3. Variabel Laten Terikat Produktivitas Kerja Karyawan
Variabel indikator yang diamati sebagai pembentuk produktivitas kerja karyawan ada enam yaitu, perilaku kerja Y
1
, dedikasi karyawan Y
2
, disiplin karyawan Y
3
, loyalitas karyawan Y
4
, kerjasama karyawan Y
5
, dan kematangan karyawan Y
6
. Keenam variabel tersebut berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan karena mempunyai t-value di atas 1.96
tingkat signifikansi 5 . Berdasarkan analisa data, didapatkan bahwa dedikasi karyawan Y
2
mempunyai nilai λ tertinggi, yang artinya bahwa
dedikasi karyawan mempunyai pengaruh yang sangat tinggi dalam pembentuk produktivitas kerja karyawan. Sedangkan kematangan karyawan Y
6
, memiliki nilai
λ yang terendah, yang berarti bahwa kematangan karyawan Y
6
memiliki kontribusi terendah dalam mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Berikut ini merupakan uraian secara rinci mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan :