Aspek Teknis Teknologis Ketenagakerjaan

beberapa fan yang bertugas mendinginkan biskuit sehingga suhu biskuit turun secara perlahan agar dapat dioles atau dikemas langsung. 7. Sortasi dan pengolesan cream Biskuit yang dingin kemudian disortasi untuk memisahkan antara biskuit yang rusak dengan yang masih utuh. Setelah hasil sortasi tadi, ada jenis yang langsung dikemas dan ada yang dioles cream terlebih dahulu. 8. Pengemasan Setelah biskuit dioles, disini juga melalui proses sortasi lalu dikemas dengan kemasannya yang kemudian diproses dan dilem lalu dimasukkan dalam dus-dus yang siap dikirim kepasaran. Tabel 3. Jenis Merek – Merek Biskuit Di PT. Interbis Sejahtera No Jenis Biskuit No Jenis Biskuit 1 Black Sweet Biskuit 20 Queen Chocolate 2 Black Sweet Cookies 21 Rose Chocolate 3 Bon-bon Chocolate 22 Rose Coffee 4 Butter Chocolate 23 Rose Cream 5 Butter Cream 24 See Hong Puff 6 Butter Milk 25 Short Cake Banana 7 Coco Puff 26 Short Cake Chocolate 8 Coconut 27 Short Cake Milk 9 Cream Creakers 28 Short Cake Peanut 10 Legenda Banana 29 Wafer Banana 11 Legenda Jeruk 30 Wafer Chocolate 12 Legenda Vanilla 31 Wafer Cream 13 Marie Roll 30 32 Butter Short Cake 14 Marie Susu 20 33 Creamy Chocolate 15 Marie Susu Roll 24 34 Lemon Puff 16 Masco Cream 35 Lemon Cream 17 Mini See Hong Puff 36 Lemon Short Cake 18 Peanut Creakers 37 Nanas Cream 19 Queen Peanut 38 Orange Cream Sumber : Departemen Personalia PT. Interbis Sejahtera Maret 2006 Gambar 7. Proses Pembuatan Biskuit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN D. Validitas Dan Reliabilitas Kuisioner

Validitas digunakan untuk menganalisis sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur Singarimbun dan Effendi, 1989. Dalam Structural Equation Modelling SEM, besar kecilnya tingkat validitas setiap indikator dalam mengukur variable laten ditunjukkan oleh besar kecilnya loading λ. Dimana semakin besar λ merupakan indikasi bahwa indikator bersangkutan semakin valid sebagi instrumen pengukur variabel laten. Akan tetapi, batasan berapa besar λ sehingga suatu indikator dikatakan valid, sampai sejauh ini belum ada yang mengemukakannya. Sementara batasan yang dapat digunakan adalah hasil dari analisa t-value Solimun, 2002. Dari hasil analisa t-value gambar 14 dapat disimpulkan bahwa 70 butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai λ yang didapat lebih besar dari 1,96 yang merupakan nilai kritis uji t pada taraf nyata 5 . Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan pengukuran reliabilitas alat ukur tersebut. Reliabilitas didefinisikan oleh Singarimbun dan Effendi 1989 sebagai derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pada Structural Equation Modelling SEM, untuk pengukuran besar kecilnya tingkat reliabilitas setiap indikator ditunjukkan oleh nilai error untuk variabel eksogen dan untuk variabel endogen. Semakin kecil nilai error, menunjukkan indikator tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi sebagai pengukur variabel laten. Sama halnya dengan validitas, batasan berapa besar λ sehingga suatu indikator dikatakan valid, sampai sejauh ini belum ada yang mengemukakannya. Sementara batasan yang dapat digunakan adalah hasil dari analisa t-value. Dari hasil gambar 14, dapat dilihat bahwa setiap indikator reliabel karena nilai dan lebih besar dari 1,96 yang merupakan nilai kritis uji t pada taraf nyata 5 .

E. Profil Responden

Penelitian ini didukung oleh 120 responden yang merupakan karyawan dari sub divisibagian dalam PT. Interbis Sejahtera. Dari 120 responden 19.16 80.84 Laki-Laki Perempuan 11.66 78.34 10 20-29 30-39 ≥40 terdapat 23 orang responden berjenis kelamin laki-laki dan 97 orang responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah karyawan PT. Interbis Sejahtera lebih banyak perempuan dengan perbandingan 4:1 untuk perempuan. Berdasarkan usia, responden terbanyak yaitu karyawan yang berusia 30 - 39 tahun 78.34 , usia 20 – 29 tahun 11.66 , dan sisanya 10 berusia ≥ 40 tahun. Data responden berdasarkan jenis kelamin dan usia secara diagram dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. Gambar 8. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 9. Data Responden Berdasarkan Usia Tingkat pendidikan responden apabila dikategorikan berdasarkan pendidikan formal terakhir, terlihat bahwa jumlah responden terbanyak yaitu berpendidikan SMA sejumlah 79 orang 65.84 , dilanjutkan yang berpendidikan SMP berjumlah 30 orang 25 , berpendidikan DiplomaS0 berjumlah 7 orang 5.83 dan sisanya 7 orang berpendidikan sarjanan S1 3.33. Pada perusahaan ini, tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh pada saat karyawan melamar untuk masuk ke perusahaan pada golongan pekerja kecuali untuk golongan teknisi, latar belakang pendidikan 25.00 65.84 5.83 3.33 SMP SMA Diploma Sarjana 1.67 10 73.33 15 1-5 6-10 11-15 ≥16 diperhatikan pada saat melamar. Untuk lebih jelasnya, data responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Gambar 10. Gambar 10. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masa kerja responden dikelompokkan menjadi 4, yaitu di bawah 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 - 15 tahun, dan di atas 15 tahun. Terdapat 2 orang 1.67 yang bekerja di bawah 5 tahun, 12 orang 10 dengan masa kerja 6 - 10 tahun, 88 orang 73.33 dengan masa kerja 11 - 15 tahun dan 18 orang 15 dengan masa kerja ≥ 16 tahun.. Responden cukup loyal terhadap perusahaan, yang dapat dilihat pada persentase terbesar pada masa kerja 11 - 15 tahun. Hal ini dikarenakan perusahaan memberikan kompensasi yang cukup memuaskan bagi karyawan dan melihat kondisi persaingan kerja saat ini cukup ketat sehingga mereka lebih memilih bekerja di PT. Interbis Sejahtera daripada menjadi pengangguran. Secara lengkapnya data responden berdasarkan masa kerja disajikan pada Gambar 11. Gambar 11. Data Responden Berdasarkan Masa Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar

9 123 130

Pengaruh Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)” Medan

1 41 76

Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Honda Istana Deli Kencana I

5 58 95

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN ( STUDY KASUS KARYAWAN PT. DAMBOSCO BRONTON ).

0 6 26

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan PT Makmur Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong - Kalimantan Selatan).

0 6 15

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan PT Makmur Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong - Kalimantan Selatan).

0 2 16

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

1 6 14

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Delapan Nol Delapan West Di Sukoharjo.

0 3 13

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Delapan Nol Delapan West Di Sukoharjo.

0 4 17

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. INTERBIS PALEMBANG -

0 1 25