Pengembangan X Variabel Laten Bebas Motivasi Kerja Karyawan

dijadikan bekal untuk melakukan promosi. Tetapi dalam hal ini dapat kita lihat bahwa sebenarnya pengalaman belum dapat dijadikan sebagai tolak ukur bahwa sesorang itu cakap dalam bekerja tetapi justru kompetensi seseoranglah yang patut dijadikan sebagai tolak ukur apakah seseorang itu cocok untuk dipromosikan atau tidak. Hasibuan 2003 kembali menjelaskan, dasar-dasar untuk mempromosikan karyawan terbagi menjadi 3 yaitu: ¾ Pengalaman seniority. ¾ Kecakapan ability. ¾ Kombinasi pengalaman dan kecakapan. PT. Interbis Sejahtera dalam hal promosi menerapkan dasar-dasar kombinasi pengalaman dan kecakapan.

2. Variabel Laten Bebas Budaya Perusahaan

Variabel indikator yang menjadi pembentuk budaya perusahaan dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan X 5 , aspirasi serikat pekerja X 6 , norma perusahaan X 7 , kualitas manajemen X 8 , peraturan perusahaan X 9 , dan iklim perusahaan X 10 . Semua variabel tersebut dapat diterima sebagai faktor yang berpengaruh dalam budaya perusahaan, karena memiliki nilai t di atas 1.96 tingkat signifikansi 5 . Pada penelitian ini, didapatkan hasil pengolahan data bahwa norma perusahaan X 7 merupakan faktor yang berpengaruh paling besar dalam budaya perusahaan dan kualitas manajemen X 8 merupakan faktor yang memberikan pengaruh terkecil pada variabel budaya perusahaan. Berikut ini merupakan uraian secara rinci mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi budaya perusahaan :

a. Gaya Kepemimpinan X

5 Gaya kepemimpinan X 5 merupakan variabel indikator yang memiliki nilai λ terendah kedua sebesar 0.79 atau 21 lebih rendah dibandingkan dengan norma perusahaan. Nilai SMC variabel ini adalah sebesar 0.31 atau 31 . Variabel ini merupakan variabel indikator dengan pengaruh terendah nomor dua sebelum kualitas manajemen X 8 dalam model ini untuk membentuk budaya perusahaan. Karyawan PT. Interbis Sejahtera menyadari bahwa peranan pemimpin tidak begitu penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal ini juga didasarkan pada saat wawancara, bahwa responden menilai bahwa gaya kepemimpinan yang ada saat ini kurang sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga diperlukan perubahan atau perbaikan gaya kepemimpinan yang ada untuk kelancaran jalannya perusahaan. Menurut Heidjrachman dan Suad 1986, gaya kepemimpinan adalah sebagai pola tingkah yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu. Ditambahkan oleh Arep dan Hendri 2002, gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi motivasi stafkaryawan. Apabila pimpinan memiliki sikap dan cara memimpin yang baik, maka karyawan akan termotivasi untuk bekerja dengan baik, sehingga mampu memiliki prestasi kerja yang baik dan dapat memberikan hasil yang terbaik pula buat perusahaan.

b. Aspirasi Serikat Pekerja X

6 Karyawan PT. Interbis Sejahtera menganggap aspirasi serikat pekerja X 6 menjadi indikator yang cukup penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari faktor muatan sebesar 0.81, yang berarti 19 lebih rendah dibandingkan dengan norma perusahaan dengan SMC = 0.32 32 . Angka ini menunjukkan bahwa aspirasi serikat pekerja dinilai oleh responden berpengaruh dalam membentuk budaya perusahaan. Penilaian responden yang cukup tinggi ini menunjukkan besar dan pentingnya pengaruh aspirasi serikat pekerja dalam membentuk budaya perusahaan. Mathis dan John 2002 mendefinisikan serikat pekerja merupakan asosiasi formal dari para pekerja yang mempromosikan kebutuhan- kebutuhan anggotanya melalui tindakan kolektif. Pengaruh aspirasi serikat pekerja dalam membentuk budaya perusahaan dapat menjadi lebih besar dibandingkan dengan faktor-faktor lain, seperti strategi bisnis, struktur organisasi, sistem manajemen, alat-alat analisis keuangan dan kepemimpinan. Untuk menyampaikan aspirasi baik berupa saran, keluhan ataupun kritik yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan, karyawan dapat menyampaikannya melalui serikat pekerja. Setelah itu, perusahaan akan mengadakan rapat dengan pihak serikat pekerja untuk menindaklanjuti masalah yang ada. Ini menunjukkan kepercayaan yang cukup besar dari karyawan terhadap serikat pekerja yang dianggap mampu mewakili semua aspirasi yang dimiliki oleh karyawan.

c. Norma Perusahaan X

7 Urutan pertama yang mempengaruhi budaya perusahaan adalah norma perusahaan X 7 , dengan menjadikan variabel ini sebagai patokan atau pembanding untuk semua variabel indikator lain dalam membentuk budaya perusahaan. Norma perusahaan dapat membentuk budaya perusahaan paling tinggi dibandingkan dengan variabel lain. Budaya perusahaan dipengaruhi sebesar 1.00 oleh norma perusahaan, dengan SMC = 0.45 atau 45 . Variabel ini dapat mempengaruhi budaya perusahaan dilihat dari nilai-nilai yang diakui perusahaan dan kebijakan- kebijakan perusahaan terhadap karyawan. Norma adalah nilai-nilai yang diterima oleh suatu kelompok sebagai nilai-nilai bersama yang mencerminkan keinginan kelompok tersebut. Dengan kata lain, norma merupakan peraturan-peraturan hidup dan amalan yang diterima dalam masyarakat. Dalam konteks perusahaan, norma adalah cara bekerja yang diterima umum dan diamalkan dalam perusahaan, yang menjadi nilai budaya perusahaan tersebut Daud, 2003. PT. Interbis Sejahtera memiliki norma yang diwujudkan dalam nilai-nilai perusahaan. Norma perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan ini mampu mempengaruhi lingkungan dan kondisi yang ada dalam

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar

9 123 130

Pengaruh Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)” Medan

1 41 76

Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Honda Istana Deli Kencana I

5 58 95

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN ( STUDY KASUS KARYAWAN PT. DAMBOSCO BRONTON ).

0 6 26

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan PT Makmur Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong - Kalimantan Selatan).

0 6 15

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan PT Makmur Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong - Kalimantan Selatan).

0 2 16

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

1 6 14

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Delapan Nol Delapan West Di Sukoharjo.

0 3 13

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Delapan Nol Delapan West Di Sukoharjo.

0 4 17

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. INTERBIS PALEMBANG -

0 1 25