58
penerimaan bahan baku sampai pengiriman barang telah dikembangkan konsep HACCP Hazard Analysis Critical Control Point.
5.2 Struktur Organisasi
Bentuk dasar struktur organisasi PT Ulam Tiba Halim adalah berbentuk organisasi fungsional. Organisasi tersebut biasanya terbentuk di sekitar fungsi
dasar yaitu pemasaran, operasional, keuangan dan lainnya. Struktur organisasi PT Ulam Tiba Halim terdapat departemen pemasaran, departemen penjualan,
departemen keuangan, departemen personalia, departemen umum, departemen pengawasan, departemen pengolahan, departemen teknik, departemen PPIC
Production Planning Inventory Control, departemen RD Research and Development dan departemen QC Quality Control. Seluruh kegiatan di PT
Ulam Tiba Halim dibawahi oleh seorang manajer yang semuanya dipantau oleh seorang direktur. Lampiran 1 menunjukkan struktur organisasi PT Ulam Tiba
Halim.
5.3 Proses Produksi
Proses produksi diawali dengan proses penggilingan yang kemudian dilanjutkan dengan proses penimbangan. Semua proses tersebut dilakukan oleh
tenaga-tenaga terampil dan terlatih yang menjamin keakuratan dari semua hasil produksi yang dihasilkan.
Bahan baku yang semula berupa gula yang masih berbentuk butiran- butiran kemudian digiling menjadi serbuk dan digranulasi. PT Ulam Tiba Halim
menggunakan mesin granulasi yang berteknologi modern, sehingga diperoleh hasil serbuk yang halus, bersih serta mudah larut dalam air. Oleh karena itu,
secara kualitas maupun kuantitas semua kebutuhan produksi dapat dipenuhi sesuai dengan besarnya permintaan pasar.
59
Proses berikutnya untuk mendapatkan perbandingan komposisi yang tepat dan akurat, dilakukan proses penimbangan yang dilakukan oleh tenaga-
tenaga terampil dan terlatih. Sehingga diperoleh perbandingan dan formulasi yang sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, PT
Ulam Tiba Halim menjamin keakurasian hasil dari semua komposisi yang dihasilkan.
Proses pencampuran merupakan mata rantai dari proses produksi. Beberapa bahan yang telah melalui proses penimbangan dan penggilingan
disiapkan untuk dicampur menjadi satu komposisi yang sesuai dengan formula yang telah ditentukan. Peran mesin pencampur dan operatornya sangat
menentukan kesempurnaan hasil akhir pengolahan suatu produk sebelum masuk ke dalam divisi pengemasan.
5.4 Proses Pengemasan dan Proses Kontrol
Pengemasan merupakan bagian akhir dari sebuah proses produksi. Pada tahapan ini dikenal dua bagian pengemasan yaitu pengemasan primer dan
pengemasan sekunder. Pengemasan primer berhubungan langsung dengan produk yakin kemasan sachet untuk membungkus minuman serbuk instan,
sedangkan pengemasan sekunder merupakan tahap lanjutan yakni kemasan plastik dan dus untuk membungkus minuman serbuk instan yang telah dikemas
dalam bentuk sachet. Setelah melalui pengemasan sekunder, produk telah siap untuk masuk ke gudang barang jadi.
Adapun setiap tahapan demi tahapan dilakukan pengawasan dan kontrol yang cermat dan teliti. Melalui prosedur yang telah ditetapkan setiap petugas
dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi melakukan kontrol dengan teratur pada setiap bagian produksi, sehingga mutu dan kualitas produk yang dihasilkan dapat
terjaga dan stabil.
60
QC Quality Control dilakukan disemua lini terutama pada bagian-bagian yang memerlukan perhatian khusus seperti pengetesan bahan baku, pengetesan
bahan kemasan, pengetesan produk setengah jadi dan pengetesan produk jadi.
5.5 Manajemen dan Pemasaran