Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

17 semakin tinggi nilai peubah tersebut untuk objek itu, sedangkan jika arahnya berlawanan maka nilainya rendah. 4. Kedekatan letakposisi dua objek diinterpretasikan sebagai kemiripan sifat yang ditunjukkan oleh nilai-nilai peubahnya semakin mirip.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian di bidang pemasaran telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut membahas pemasaran dari berbagai sudut pandang serta berbagai aspek pembahasan, salah satu topik yang dianalisis yaitu mengenai positioning. Analisis-analisis yang dilakukan tersebut dilakukan terhadap berbagai produk dengan menggunakan teknik sampling dan alat analisis yang beragam. Tabel 9. Penelitian Terdahulu Mengenai Positioning dan Minuman Serbuk Nama Peneliti Tahun Judul Alat Analisis Putricia, Dhita 2002 Analisis Positioning Jamu Bukti Mentjos Pada Industri Jamu Tradisional Bukti Mentjos, Jakarta Pusat - Analisis Perilaku Pembelian - Analisis Citra - Analisis Biplot Arisandy, Bayu 2005 Analisis Positioning Serta Preferensi Konsumen Nata De Coco Pada PT FITS Mandiri Di Kota Bogor - Metode Thurstone - Metode Biplot Sefudin 2005 Strategi Penempatan Produk Product Positioning Frestea di PT Coca-Cola Distribution Indonesia Studi Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat - K Means Clustering - Analisis Pesaing Mayangsari, Tri Hastuti 2000 Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Promosi Melalui Pendekatan Proses Hirarki Analitik Pada Minuman Juice Serbuk Frutillo dan Hore PT Nutrifood Indonesia - Metode Proses Hirarki Analitik PHA Sumber : Kumpulan Skripsi, Institut Pertanian Bogor Penelitian yang dilakukan oleh Putricia, 2002 bertujuan mengetahui persepsi konsumen terhadap produk jamu merek Bukti Mentjos, mengetahui 18 positioning produk jamu kesehatan dengan merek jamu Bukti Mentjos terhadap produk jamu kesehatan pesaing dan merencanakan strategi pemasaran dengan melihat keunggulan dan kelemahan produk jamu kesehatan Bukti Mentjos melalui bauran pemasaran. Metode pengambilan sampel secara purposive. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tabulasi sederhana untuk menganalisis perilaku konsumen, sedangkan data mengenai nilai atribut terhadap produk jamu kesehatan dianalisis dengan menggunakan metode citra dan Biplot. Atribut yang menjadi penilaian adalah rasa pahit yang pas, aroma wangi dan kesegaran, khasiat tinggi, zat yang terkandung lengkap, kemasan menarik, mutukualitas produk terjamin, merek produk populer, tingkat kebersihan tinggi, harga yang pas, informasi pemakaian yang jelas, label yang informatif serta tercantumnya nomor Departemen Kesehatan. Tujuan penelitian dari Arisandy 2005 adalah untuk mengetahui dan menganalisis keputusan pembelian terhadap nata de coco serta atribut yang mempengaruhi dan tingkat kepentingannya dalam keputusan pembelian nata de coco, mengidentifikasi segmen dan pasar target serta mengetahui dan menganalisis posisi produk PT FITS Mandiri dibandingkan dengan pesaingnya serta merumuskan suatu bauran pemasaran alternatif bagi PT FITS Mandiri yang sesuai dengan keadaan pasar. Teknik pengambilan sampel secara judgement sampling. Alat analisis yang digunakan adalah metode Thurstone dan Metode Biplot. Atribut yang diteliti antara lain rasa manis, harga, nomor izin Depkes, masa kadaluarsa, bentuk kemasan, kejernihan isi produk, kesesuaian isi, kandungan zat tambahan, kemudahan memperoleh, merek produk, dan produsen produk. Sefudin 2005, bertujuan menganalisis preferensi konsumen terhadap produk teh botol Frestea, menganalisis segmen pasar dan target pasar serta atribut apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian Frestea dan 19 menyusun strategi penempatan produk Frestea berdasarkan analisis pemasaran sasaran. Teknik pengambilan sampel secara nonprobabilty sampling. Pengolahan data untuk mengetahui segmentasi dengan metode analisis kelompok yakni K-Means Clustering dan analisis Cluster, sedangkan untuk mengetahui targeting dengan menggunakan analisis pesaing. Hasil yang diperoleh bahwa faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli teh kemasan adalah kualitas rasa, aroma dan warna, harga terjangkau, mudah didapat, kemasan dan keterkenalan merek. Penelitian mengenai minuman serbuk instan telah dilakukan oleh Mayangsari, 2000. Tujuannya untuk mengkaji bentuk kegiatan promosi PT Nutrifood Indonesia khususnya untuk produk Frutillo dan Hore, menganalisis tujuan utama dari kegiatan promosi PT Nutrifood Indonesia untuk produk Frutillo dan Hore serta menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan serta menyusun rekomendasi yang berkaitan dengan pemilihan alternatif strategi promosi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki perusahaan. Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi yang paling tepat dianalisis dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik PHA. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semua alat promosi diterapkan oleh PT Nutrifood Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai oleh PT Nutrifood Indonesia melalui pelaksanaan promosi dari hasil analisis dengan PHA adalah meningkatkan penjualan, memperluas pangsa pasar, menciptakan kesadaran merek, menghadapi pesaing dan menginformasikan dan mengingatkan produk. Untuk memilih alternatif strategi promosi yang tepat perusahaan memberikan prioritas utama pada kendala yang dihadapi selanjutnya adalah pendukung yang dimiliki 20 perusahaan, hasilnya alternatif yang tepat yaitu promosi penjualan kepada pedagang perantara. Penelitian yang dilakukan pada saat ini memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dari segi teknik pengambilan sampel pada penelitian terdahulu tidak ada pembatasan dalam pengambilan sampel, sedangkan dalam penelitian ini sampelnya dibatasi yakni menggunakan teknik quota sampling yaitu dengan karakteristik responden yang membeli dan pernah mengkonsumsi minuman serbuk instan serta minimal pernah mengkonsumsi Marimas lebih dari satu kali. Hal ini dilakukan karena dengan karakteristik responden yang demikian maka mereka akan memiliki pengetahuan dan dapat menilai produk minuman serbuk instan khususnya Marimas. Alat analisis yang digunakan hampir sama yaitu analisis Citra dan analisis Biplot, ini dikarenakan analisis Citra sesuai untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap suatu produk, sehingga dapat mengetahui apakah suatu produk telah mencapai posisi yang diinginkan didalam benak konsumen dan memberikan implikasi terhadap retensi pelanggan. Metode Thurstone tidak digunakan dalam penelitian ini karena bukan merupakan alat analisis, melainkan jenis skala yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap atribut. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah differensial sematik. Analisis Biplot masih digunakan dalam penelitian ini karena memiliki keunggulan dibandingkan metode lain seperti dengan MDS Multidimensional Scaling yakni analisis Biplot mampu menyajikan keeratan antar peubah atribut, hal ini tidak diperoleh pada analisis dengan menggunakan MDS. Pada penelitian-penelitian terdahulu terhadap produk minuman yang menjadi acuan informasi adalah atribut-atribut yang dijadikan peubah yang dinilai oleh konsumen sehingga dalam penelitian ini atribut-atribut yang digunakan 21 antara lain tingkat kemanisan, aroma buah, citarasa, kemasan, harga, kemudahan mendapatkan produk, kandungan zat gizi, keterkenalan merek dan keragaman variasi rasa. 22

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain Kottler, 2000a. Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran- sasaran individu dan organisasi.

3.1.2 Komponen Utama Pemasaran

Manajemen pemasaran memiliki tiga komponen utama. Kartajaya 1997 menyajikan tiga komponen ini dengan sistematis seperti pada Gambar 1 yang dijabarkan dalam tiga siklus. 1. Siklus dalam inner cycle yang menggambarkan situasi persaingan suatu perusahaan dalam lingkungan bisnisnya yang terdiri dari customer pelanggan, company perusahaan, competitor pesaing dan change perubahan. 2. Siklus tengah midlle cycle yang menggambarkan strategi, taktik dan nilai pemasaran STV. 3. Siklus luar outer cycle yang menggambarkan tiga kata tanya paling penting yang harus dijawab dengan tepat pada waktu melaksanakan program- program pemasaran yaitu apa, mengapa dan bagaimana.