Kewenangan Sumber Daya dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan

136 Kabupaten Pacitan telah tepenuhi. Hal tersebut dibuktikan dengan tersedianya informasi kebijakan dalam bentuk soft file dan hard file, baik tentang bagaimana cara pelaksanaan kebijakan maupun tentang kesanggupan pihak-pihak terlibat untuk ikut melaksanakan kebijakan pendidikan kesetaraan dengan baik.

d. Kewenangan

Kewenangan dibutuhkan oleh pelaksana suatu kebijakan untuk mementukan sebuah keputusan apabila dihadapkan dengan suatu permasalahan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh George C. Edward III Joko Widodo, 2008: 103, bahwa ketika pelaksana kebijakan dihadapkan dengan permasalahan yang membutuhkan sebuah keputusan, keberadaan kewenangan yang cukup sangatlah penting bagi pelaksana kebijakan untuk membuat keputusan. Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal memiliki kewenangan penuh untuk membuat keputusan apabila di dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan menghadapi permasalahan yang membutuhkan sebuah keputusan sebagai langkah penyelesaian masalah tersebut. Akan tetapi di dalam pembuatan keputusan tetap memperhatikan tugas dan pokok fungsi yang menjadi batas kewenangan Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal, sehingga keputusan yang dibuat tidak keluar dari kewenangan yang ditetapkan. 137 Selain kewenangan di atas, kewenangan lain yang secara khusus dimiliki oleh Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal adalah kewenangan untuk mendirikan satuan pendidikan non formal, mengangkat tutor, mengendalikan mutu, evaluasi dampak program, memonitor penyelenggaraan pendidikan kesetaraan, dan mengembangkan kurikulum lokal. Akan tetapi kewenangan tersebut belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal oleh Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal. Hal tersebut dibuktikan dengan belum ada pemanfaatan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum lokal. Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal sebagai pelaksana kebijakan belum melakukan pengembangan kurikulum lokal yang dipakai untuk pendidikan kesetaraan. Kewenangan pengembangan kurikulum lokal diserahkan kepada masing-masing lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan. Sama halnya dengan Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal, kewenangan untuk pengembangan kurikulum lokal juga tidak dimanfaatkan dengan optimal oleh lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan. Dapat disimpulkan bahwa kewenangan di dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan cukup dimiliki oleh pelaksana kebijakan, akan tetapi belum optimal di dalam pemanfaatannya. 138

e. Sumber Daya Peralatan