141 Kabupaten Pacitan ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan yang
tertuang dalam Peraturan Bupati No. 54 Tahun 2016. Berkaitan dengan implemenasi kebijakan pendidikan kesetaraan,
tugas pokok dan fungsi tidak memiliki struktur birokrasi khusus yang dibuat untuk menangani pelaksanaan pendidikan kesetaraan. Pendidikan
kesetaraan dilaksanakan oleh kepada Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal, menyesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi seksi tersebut yang
memegang pelaksanaan pendidikan non formal khususnya pendidikan
kesetaraan. Untuk mempermudah struktur birokrasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, maka ditunjang dengan dua aspek penting,
yaitu:
a. SOP Standar Operating Procedure
Standar operasional menjadi bagian penting di Dinas pendidikan Kabupaten Pacitan yaitu menjadi pedoman mengerjakan
dan menyelesaikan suatu tugas. Di dalamnya berisi tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh staf dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan
adanya standar operasional ini, akan memudahkan staf di dalam melaksanakan tugasnya dan menuntun agar tidak keluar dari standar-
standar yang telah ditetapkan, termasuk prosedur dan jadwal penyelesaiannya.
Meskipun standar operasional telah dibuat, namun masih ada beberapa staf yang tidak begitu memahami bagaimana standar
operasional yang ada. Akan tetapi hal tersebut tidak memberikan
142 dampak yang besar terhadap melaksanakan tugas implementasi
kebijakan pendidikan kesetaraan karena kerjasama dan saling membantu antar staf dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
b. Fragmentasi
Fragmentasi atau penyebaran tanggung jawab di dalam suatu organisasi dilakukan untuk memfokuskan penyelesaian tugas di dalam
implementasi suatu kebijakan. Struktur birokrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan di Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Non Formal terbagi menjadi tiga seksi, yaitu Seksi Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Seksi Pembinaan Non
Formal, dan Seksi Pembinaan Sarana Prasarana PAUD dan Pendidikan Non Formal. Masing-masing unit kerja memiliki tugas dan
kewajiban untuk
melaksanakan tugasnya
di dalam
proses implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan berdasarkan tupoksi
Seksi Pendidikan Non Formal. Implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan yang dilakukan oleh Seksi Pembinaan Non Formal, dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dipimpin oleh kepala seksi yang memiliki tanggung jawab untuk memimpin anggotanya di dalam
melaksanakan kebijakan pendidikan kesetaraan. Hubungan yang terjalin di antara unit kerja juga memberikan
pengaruh kepada keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Hubungan yang terjadi di antara unit kerja implementasi kebijakan
pendidikan kesetaraan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan berupa
143 kerjasama yang baik antar unit kerja. Mereka saling membantu,
mendukung, dan saling bekerjasama untuk melaksanakan kebijakan pendidikan kesetaraan. Tidak ada persaingan yang mengarah kepada
hal-hal negatif. Begitu juga antar staf yang bertugas sebagai pelaksana kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten
Pacitan yang saling bekerjasama dan membantu dalam memberikan pelayanan
dan mengimplementasikan
kebijakan pendidikan
kesetaraan. Fragmentasi di dalam struktur organisasi mengarahkan pada
gagalnya komunikasi dari masing-masing unit kerja serta semakin terfragmentasinya organisasi akan membutuhkan koordinasi yang
lebih intensif dari pelaksana puncak. Untuk menjaga setiap unit kerja dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan menjamin tidak adanya
gagal komunikasi antar unit kerja dalam proses implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten
Pacitan, maka dilakukan komunikasi dan koordinasi setiap waktu melalui kelompok diskusi yang memanfaatkan teknologi komunikasi,
yaitu berupa group WhatsAap. Melalui kelompok ini memudahkan pelaksana kebijakan pendidikan kesetaraan Dinas Pendidikan
Kabupaten Pacitan untuk melaksanakan koordinasi dan penyebaran informasi.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi
Dinas Pendidikan
Kabupaten Pacitan
dalam
144 mengimplementasikan pendidikan kesetaran telah sesuai dengan
ketentuan, di mana masing-masing unit kerja melaksanakan tanggung jawab masing-masing secara profesional dan sesuai dengan ketentuan.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Implementasi Kebijakan