145 menyesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi lingkungan
kurikulum tersebut diterapkan. 5
Adanya kerjasama dan izin dari berbagai pihak termasuk sekolah formal untuk pemakaian gedung sebagai ruang kelas kegiatan
pembelajaran pendidikan kesetaraan.
b. Faktor Penghambat dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan
Kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan
Faktor penghambat implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan antara lain:
1 Beberapa informasi kebijakan belum dipahami secara jelas oleh
pelaksana kebijakan dan pihak-pihak terkait. 2
Kewenangan yang dimiliki peleksana kebijakan belum difungsikan secara optimal.
3 Sumber daya anggaran yang difungsikan untuk memenuhi
kebutuhan implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan belum belum mencukupinya.
4 Faktor ekonomi masyarakat Pacitan yang mayoritas dalam tingkat
ekonomi menengah ke bawah, sehingga mereka lebih
mementingkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pada mengikuti kegiatan pendidikan.
5 Faktor geografis Kabupaten Pacitan yang sebagian besar adalah
perbukitan sangat menyulitkan pemerataan pendidikan termasuk layanan pendidikan kesetaraan. Layanan pendidikan kesetaraan
146 masih sangat terbatas apabila dibandingkan dengan luas wilayah
Kabupaten Pacitan dan letak satuan pendidikan kesetaraan berada di pusat kecamatan, serta ditambah dengan akses jalan dan
transportasi yang tidak memadai. Hal ini menyulitkan masyarakat yang berada di daerah terpencil untuk datang ke sekolah
penyelenggara pendidikan kesetaraan. 6
Kesadaran masyarakat yang masih kurang tentang pentingnya pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya masyarakat
Kabupaten Pacitan yang memandang sebelah mata tentang arti penting pendidikan.
7 Masih belum terselenggaranya pendidikan kesetaraan secara
maksimal di Kabupaten Pacitan. Dibuktikan dengan hanya program Paket C saja yang telah berjalan. Sedangkan program
Paket A dan Paket B hanya beberapa satuan pendidikan saja yang memberikan layanan.
8 Rendahnya intensitas kehadiran warga belajar dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran karena berbagai alasan. 9
Minimnya gaji tutor. Hal ini dikarenakan anggaran dari pemerintah yang dinilai kurang mencukupi dan masih kurangnya buku
pegangan tutor untuk digunakan sebagai referensi dalam mengajar. 10
Kurangnya buku petunjuk pelaksanaan kurikulum dan modul bagi warga belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran menjadi
147 masalah yang menghambat implementasi kebijakan pendidikan
kesetaraan. 11
Kurangnya sarana dan prasarana praktik, serta tidak adanya kepemilikan gedung sendiri untuk menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran oleh lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan.
148
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan
Kabupaten Pacitan dapat diketahui dilaksanakan melalui tahapan perencanaan program, pelaksanaan program, dan evaluasi program yang
di dalamnya dipengaruhi oleh: a Komunikasi di dalam proses implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan yang dilakukan oleh
pelaksana kebijakan telah mencakup dimensi konsistensi dan transformasi, akan tetapi belum mencapai dimensi kejelasan karena belum
semua pihak memahami informasi kebijakan secara jelas ; b Sumber daya pendukung belum terpenuhi secara maksimal karena sumber daya
anggaran belum mencukupi untuk menunjang kebutuhan implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan; c Disposisi yang dimiliki pelaksana
kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan sangat kuat; d Struktur birokrasi dalam implementasi kebijakan
pendidikan kesetaraan telah sesuai dengan ketentuan, di mana masing- masing unit kerja melaksanakan tanggung jawab masing-masing secara
profesional dan sesuai dengan ketentuan.