Komponen Pendidikan Kesetaraan Pendidikan Kesetaraan

28

5. Komponen Pendidikan Kesetaraan

Komponen pendidikan merupakan bagian dari sistem pendidikan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kesetaraan membutuhkan beberapa komponen pendidikan, antara lain: a. Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan dapat diartikan sebagai hasil yang diharapkan dari pendidikan. Adanya tujuan yang jelas akan mempermudah untuk merancang berbagai kebutuhan untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Seperti halnya pendidikan secara umum, tujuan pendidikan juga tidak dapat dipisahkan dari pendidikan kesetaraan. Tujuan pendidikan kesetaraan adalah memperluas akses pendidikan bagi masyarakat, khususnya dalam memperoleh pendidikan umum yang setara dengan pendidikan dasar dan menengah di sekolah formal melalui program kesetaraan Paket A setara dengan SD, program kesetaraan Paket B setara dengan SMP, dan program kesetaraan Paket C setara dengan SMA. b. Warga Belajar Menurut Umberto Sihombing 2001: 26, warga belajar merupakan anggota masyarakat yang ikut dalam kegiatan pembelajaran dan turut aktif dalam menentukan apa yang ingin dipelajari. Dalam pendidikan formal disebut dengan siswa atau peserta didik. Warga belajar di pendidikan kesetaraan tidak terikat oleh umur. 29 Penetapan jumlah rombongan belajar dari masing-masing program kesetaraan disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaan sumber daya satuan pendidikan. Menurut Mustofa Kamil 2011: 97-98, jumlah warga belajar pada program kesetaraan paket A sejumlah antara 20 sampai 30 orang, program kesetaraan paket B rata-rata 40 orang, dan program paket C sekitar 40 sampai dengan 50 orang. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah jumlah maksimal rombongan belajar pendidikan kesetaraan adalah: Program kesetaraan paket A= 20 orang, program kesetaraan paket B= 25 orang, dan program kesetaraan paket C= 30 orang. c. Tutor Pendidik merupakan orang yang secara sengaja mempengaruhi orang lain untuk mecapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi yang secara akademis disebut dengan tenaga kependidikan Wiji Suwarno, 2013: 37. Di dalam pendidikan non formal pendidik disebut dengan tutor. Tutor yang mengajar di pendidikan kesetaraan merupakan orang yang memiliki kompetensi khusus yaitu memiliki kemampuan untuk menjadi tutor yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan di setiap masing-masing program pendidikan kesetaraan. d. Kurikulum Kurikulum merupakan pedoman atau acuan yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang berfungsi untuk mengatur jalannya penyelenggaraan pendidikan tersebut. Di dalam proses 30 pendidikan kurikulum memiliki kedudukan yang sangat penting dan strategis, yaitu berperan penting dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan di dalam penyelenggaraan pendidikan kesetaraan diharapkan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kondisi daerah dengan menekankan pada tercapainya tujuan akademik, keterampilan fungsional, serta sikap dan kepribadian profesional peserta didik. e. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan salah satu hal penting yang mempengaruhi proses penyelenggaraan pendidikan kesetaraan secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk gedung sekolah yang digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan kesetaraan dan juga bahan pembelajaran seperti buku teks, modul, dan sumber bahan belajar lain yang dapat digunakan oleh peserta didik.

D. Hasil Penelitian yang Relevan