Sarana dan Prasarana Deskripsi Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta
70
instruktur. Keinginan
untuk berhasil ditunjukkan dengan tingkat kehadiran, kesungguhan dalam mempelajari materi pelatihan, bertanggung
jawab dalam menyelesaikan tugas dan sikap ketika menghadapi kesulitan. Tingkat kehadiran remaja dalam mengikuti pelatihan sudah
mencapai 75. Remaja bersungguh-sungguh memperhatikan penjelasan instruktur. Tanggung jawab remaja binaan dalam menyelesaikan tugas
masih perlu perbaikan. Remaja mudah menyerah ketika mengalami kesulitan. Keinginan untuk berhasil tergantung sifat, minat, kemampuan
dan permasalahan di masa lalu. Hal ini disampaikan oleh Ibu “TW” selaku instruktur keterampilan menjahit, bahwa:
“Keinginan remaja untuk berhasil berbeda-beda. Keinginan untuk berhasil tergantung sifat, minat, kemampuan dan permasalahan di
masa lalu. Kehadiran anak dalam mengikuti pelatihan secara umum sudah bagus sekitar 75 karena jika ada anak yang tidak hadir
selalu saya cari. Anak selalu memperhatikan apa yang saya jelasan. Tanggung jawab anak dalam mengerjakan tugas masih perlu
digarap karena bekerja sesuai mood. Sikap remaja ketika menemui permasalahan mudah patah semangat” CW 2, 10022016.
Remaja menghadiri pelatihan karena BPRSR mewajibkan remaja binaan mengikuti pelatihan keterampilan. Remaja belum memiliki rasa
tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas karena jika ditagih hasilnya belum jadi dengan berbagai alasan. Sikap remaja ketika menghadapi
kesulitan mudah patah semangat. Hal ini disampaikan oleh Ibu “SR” selaku pendamping kebutuhan keterampilan menjahit, bahwa:
“Anak selalu menghadiri pelatihan karena diwajibkan oleh lembaga, Tanggung jawab anak dalam menyelesaikan tugas masih kurang
mbak, kadang rajin kadang malas dan kalau ditagih hasilnya belum jadi dengan alasan salah motong, malas mendedel dll. Anak ketika
menghadapi kesulitan seperti materinya susah atau salah terus
71
biasanya mutungan
mbak, tidak berangkat dan jika malas memperbaiki kesalahannya biasanya minta ganti bahan” CW 1,
06022016.
Remaja binaan meminta kunci untuk melaksanakan tugas lembur seperti ada pesanan dan memperbaiki sesuatu. Remaja melakukan lembur
atas permintaan dari instruktur. Hal ini disampaikan oleh Bapak “BS” selaku Kepala Sie Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial, bahwa:
“Anak semangat menjahit di luar jam pelatihan. Anak menjahit sering meminta kunci untuk mengerjakan tugas lembur seperti ada
pesanan dan memperbaiki sesuatu atas permintaan dari instruktur” CW 6, 16022016.
Remaja binaan bertanya kepada instruktur dan teman yang lebih memahami ketika menemui permasalahan dalam pelatihan. Remaja yang
memiliki kemampuan rendah dalam memahami materi sering merasa jengkel
jika sulit memahami materi yang diberikan instruktur, sehingga keinginan belajarnya menurun. Hal ini disampaikan oleh “FS” selaku
remaja binaan keterampilan menjahit, bahwa: “Aku memperhatikan penjelasan instruktur, tapi kadang nangkepnya
lama yang lain sudah sampai Z aku masih A. Aku sering mbak tanya pada instruktur, tapi kalau gak mudeng-mudeng bikin jengkel” CW
5, 16022016.
Remaja sulit berkonsentrasi dalam belajar karena beban ganda yang ada di dalam dirinya akibat permasalahan di masa lalu. Hal ini
disampaikan oleh Ibu “TW” selaku instruktur keterampilan menjahit, bahwa:
“…Anak-anak yang mengalami permasalahan di masa lalunya susah berkonsentrasi dalam belajar karena beban pikiran yang ada di dalam
dirinya” CW 7, 17022016.