Batas Usia Remaja Remaja Putus sekolah 1. Pengertian Remaja

34 fisiknya sendiri, menjaga dan melindungi, serta menggunakannya secara efektif d. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, dengan tugas membebaskan sifat kekanak-kanakkan yang selalu menggantungkan diri pada orang tua, mengembangkan sikap dan perasaan tertentu kepada orang tua tanpa menggantungkan diri padanya dan mengembangkan sikap hormat kepada orang dewasa tanpa menggantungkan sikap hormat. e. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis dengan tugas merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri f. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan dengan jalan memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta mempersiapkan pekerjaan g. Persiapan untuk memasuki kehidupan berkeluarga dengan cara mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan keluarga h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk kompetensi kewarganegaraan dengan cara mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan kemasyarakatan i. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung tinggi nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku j. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika sebagai pedoman tingkah laku. 35 Menurut Petro Blos dalam Sarlito Wirawan Sarwono 2006:24, bahwa perkembangan pada hakekatnya adalah usaha penyesuaian diri coping yaitu untuk secara aktif mengatasi stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah. Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan Sarlito Wirawan Sarwono 2006: 25 membagi ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu: a. Remaja Awal Early Adolescence Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan- perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya oleh lawan jenis, remaja sudah berfantasi erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan remaja awal sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa. b. Remaja Madya Middle Adolescence Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Remaja senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic” yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi kebingungan karena remaja tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peka, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipoes complex perasaan cinta pada ibu sendiri 36 pada masa kanak-kanak dengan mempererat hubungan dengan kawan- kawan dari lain jenis. c. Remaja Akhir Late Adolescence Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal di bawah ini: 1 Minat yang mantap terhadap fungsi-fungsi intelek 2 Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru 3 Terbentuknya identitas sekual yang tidak akan berubah lagi 4 Egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. 5 Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya private self dan masyarakat umum the public. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses penyesuaian remaja menuju kedewasaan ada tiga tahap perkembangan yaitu remaja awal early adolescence masih terheran-heran akan perubahan- perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri, remaja madya middle adolescence sangat membutuhkan kawan-kawan dan remaja akhir late adolescence konsolidasi menuju periode dewasa.

Dokumen yang terkait

Efektifitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Remaja Putus Sekolah Di Upt.Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

8 156 133

Evaluasi program bimbingan ketrampilan menjahit untuk anak putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

0 12 128

PEMBINAAN MORAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL ”WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

4 61 337

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MODISTE BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH : Studi Deskriptif Pelatihan Keterampilan Modiste di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Cimahi.

1 6 34

PENYELENGGARAAN PELATIHAN TATA RIAS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMANGKASAN RAMBUT BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PEMBERDAYAAN SOSIAL BINA REMAJA CIBABAT-CIMAHI.

1 2 36

Pengaruh Struktur Organisasi, Motivasi, Gaya Kepemimpinan dan Teknologi terhadap Kinerja Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.

0 0 13

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168