Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

26 perilaku remaja untuk aktif dalam pembelajaran agar dapat mencapai harapan atau cita-cita yang diinginkan.

7. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi berada di dalam diri seseorang, sehingga keberadaanya merupakan suatu substansi yang tidak dapat diamati secara langsung. Motivasi dapat diteliti dengan mengidentifikasi indikator-indikator dalam term-term tertentu. Menurut Kompri 2015: 247-248 ada sejumlah indikator untuk mengetahui warga belajar yang memiliki motivasi belajar dan memiliki motivasi belajar yang rendah dalam proses pembelajaran. Indikator untuk mengetahui warga belajar yang memiliki motivasi belajar adalah: “a memiliki gairah yang tinggi; b penuh semangat; c memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi; d mampu jalan sendiri ketika tutor meminta warga belajar mengerjakan sesuatu; e memiliki rasa percaya diri; f memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi; g kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi; h memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi” Indikator warga belajar yang memiliki motivasi belajar yang rendah sebagai berikut: “a perhatian terhadap materi pelajaran kurang; b semangat juang rendah; c mengerjakan sesuatu merasa seperti diminta membawa beban berat; d sulit untuk jalan sendiri ketika diberi tugas; e memiliki ketergantungan kepada orang lain; f warga belajar bisa berjalan kalau sudah dipaksa; g daya konsentrasi kurang meskipun secara fisik berada di kelas namun pikirannya di luar kelas; h cenderung menjadi pembuat kegaduhan serta mudah berkeluh kesah dan pesimis ketika menghadapi kesulitan” Hamzah B. Uno 2014: 23 menyebutkan indikator motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam 27 belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan warga belajar dapat belajar dengan baik. Adapun indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Indikator Motivasi Belajar No Aspek Indikator 1 Intrinsik a. Tanggung jawab warga belajar dalam mengerjakan tugas b. Adanya hasrat untuk mendalami materi pelajaran c. Kesenangan dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran d. Adanya harapan untuk berprestasi dan keberhasilan di masa depan 2 Ekstrinsik a. Belajar hanya untuk menghindari hukuman dari orang tua atau instruktur b. Belajar karena mengharapkan hadiah yang dijanjikan tutor atau orangtua c. Belajar untuk mengungguli orang lain karena gengsi d. Belajar karena tertarik pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan instruktur Berdasarkan indikator-indikator motivasi di atas, dapat dirumuskan bahwa dalam penelitian ini menggunakan indikator yang dibuat oleh Hamzah B. Uno. Indikator motivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan warga belajar dapat belajar dengan baik.

B. Keterampilan Menjahit

Kebutuhan akan peningkatan penguasaan keterampilan pada masa sekarang semakin dirasa penting seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin beragam 28 Sudaresti dan Yoyon Suryono, 2015: 68. Keterampilan adalah gambaran kemampuan motorik seseorang yang ditunjukkan melalui penguasaan suatu gerakan Heri Rahyubi, 2012: 211. Pendapat tersebut didukung oleh Muhibbin Syah 2011: 126 bahwa belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat- urat syaraf dan otot-otot dengan tujuan memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Sedangkan menurut Anwar 2006:8-9, keterampilan merupakan salah satu potensi dan tujuan asasi manusia yang kualitasnya dipengaruhi oleh faktor eksternal dalam bentuk rekayasa sistematis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas keterampilannya serta memanfaatkan segenap potensi dirinya untuk memperlihatkan eksistensi dirinya terhadap orang lain. Menurut Hasanah 2011: 94 menjahit merupakan proses menyatukan dua helai kain menjadi satu dengan menggunakan tusuk-tusuk. Upaya memperoleh keterampilan dilakukan secara sengaja, terorganisir, sistematis dalam waktu yang relatif singkat melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan adalah kegiatan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengembangan bakat dalam upaya meningkatkan kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan tertentu atau pekerjaan yang spesifik Fauzia, 2011: 20. Kegiatan pelatihan terselenggara karena adanya unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain sehingga terjadi proses pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah peserta pelatihan, narasumber fasilitator instruktur, penyelenggara, kurikulum, media, metode, sarana dan prasarana pelatihan, proses pelatihan, keluaran dan dampak pelatihan Fauzia, 2011: 20. Komponen-komponen dalam pembelajaran pelatihan 29 adalah masukan mentah raw input, masukan instrumental instrumental input, masukan lingkungan environmental input, proses keluaran output dan dampak impact Fauzia, 2011: 20. Fits yang dikutip Klausmeier dalam Hamzah B. Uno 2014: 18, mengidentifikasi tiga tahap dalam belajar keterampilan: 1. Tahap kognitif, biasanya berlangsung relatif singkat. Pada tahap ini, pembelajaran mengkaji dan memikirkan bagaimana melakukan keterampilan. Selama tahap ini, program gerak yang ada dalam petunjuk atau manual dipelajari. 2. Tahap intermedietet tahap pengorganisasian. Pada tahap ini, operasi reseptor-efektor -umpan balik, menjadi terorganisasi. Semakin sedikit perhatian yang diberikan pada gerakan-gerakan tertentu. 3. Tahap penyempurnaan. Pada tahap ini, gerakan-gerakan spesifik menjadi semakin lancar dan kurang mendapat perhatian, kontrol terhadap gerakan- gerakan spesifik juga semakin berkurang, kontrol justru diberikan kepada gerakan secara keseluruhan. Dengan kata lain, keterampilan menjadi semakin otomatis untuk dilakukan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menjahit adalah gambaran kemampuan motorik seseorang yang ditunjukkan melalui penguasaan suatu gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat- urat syaraf dan otot-otot dengan tujuan memperoleh dan menguasai keterampilan menyatukan dua helai kain menjadi satu dengan menggunakan tusuk-tusuk. Upaya memperoleh keterampilan dilakukan secara sengaja,

Dokumen yang terkait

Efektifitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Remaja Putus Sekolah Di Upt.Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

8 156 133

Evaluasi program bimbingan ketrampilan menjahit untuk anak putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

0 12 128

PEMBINAAN MORAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL ”WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

4 61 337

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MODISTE BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH : Studi Deskriptif Pelatihan Keterampilan Modiste di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Cimahi.

1 6 34

PENYELENGGARAAN PELATIHAN TATA RIAS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMANGKASAN RAMBUT BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PEMBERDAYAAN SOSIAL BINA REMAJA CIBABAT-CIMAHI.

1 2 36

Pengaruh Struktur Organisasi, Motivasi, Gaya Kepemimpinan dan Teknologi terhadap Kinerja Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.

0 0 13

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168