Teori tentang Motivasi Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar

17

3. Jenis-Jenis Motivasi

Jenis motivasi menurut Sardiman 2007: 89 ada dua yaitu: a. Motivasi intrinsik Menurut Sardiman 2007: 89 motivasi intrinsik menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan melakukan sesuatu. Bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya Sardiman, 2007: 90. b. Motivasi ekstrinsik Menurut Sardiman 2007: 91 motivasi ekstrinsik aktif dan berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar. Bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar Sardiman, 2007: 91. Jenis-jenis motivasi menurut Sumadi Suryabrata 2011: 72-73 dibedakan menjadi dua yakni motif intrinsik dan motif ekstrinsik. a. Motif intrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Misalnya orang yang gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk dibaca, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando sudah belajar secara sebaik-baiknya. 18 b. Motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar. Motif ekstrinsik dapat berasal dari keluarga, instruktur, lingkungan sekitar, teman sebaya. Misalnya orang yang giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum melamar pekerjaan dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi terdiri dari dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar.

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi membuat hasil belajar menjadi optimal. RBS Fudyartanto dalam Purwo Atmo Prawira 2013: 320-322 menuliskan fungsi motivasi adalah mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu, penyeleksi tingkah laku individu serta memberi energi dan menahan tingkah laku individu. Sedangkan menurut Ishak Arep dan Hendri Tanjung 2004: 16 motivasi berfungsi menciptakan gairah kerja sehingga produktifitas kerja meningkat. Menurut Hamalik 2006: 161, pada dasarnya motivasi mendorong timbulnya kekuatan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Fungsi motivasi meliputi : a. Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar 19 b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Menurut Sardiman 2007: 85, ada tiga fungsi motivasi yaitu sebagai berikut: a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki serta sebagai penggerak untuk melakukan sesuatu yang telah diseleksi.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Purwanto dalam Prasetyo Handrianto 2012 sebagai berikut: a. Faktor Intrinsik 1 Minat 20 Minat adalah ketertarikan individu terhadap sesuatu, di mana minat belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar menjadi lebih mudah dan cepat. Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang sepesifik. Kegiatan atas dasar keterpaksaan bukan minat, maka tidak akan tercipta motivasi belajar sehingga hasil yang didapat tidak optimal meskipun cara belajar sudah efektif. 2 Cita-cita Cita-cita untuk menjadi seseorang gambaran ideal akan memperkuat semangat belajar. Seseorang dengan kemauan besar serta didukung oleh cita-cita yang sesuai maka akan menimbulkan semangat dan dorongan untuk bisa meraih apa yang diinginkan. 3 Kondisi warga belajar Kondisi fisik maupun emosi yang dihadapi warga belajar mempengaruhi keinginan individu untuk belajar. Kondisi fisik serta pikiran yang sehat akan menumbuhkan motivasi belajar. Sehat berarti dalam keadaan baik, segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit serta keadaan akal yang sehat. Keadaan emosional dan sosial berupa perasaan tertekan, keadaan takut gagal, mengalami goncangan karena emosi-emosi yang kuat tidak dapat belajar efektif. Demikian pula anak yang tidak disukai oleh teman di lingkungan sosialnya akan menemui kesulitan belajar.

Dokumen yang terkait

Efektifitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Remaja Putus Sekolah Di Upt.Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

8 156 133

Evaluasi program bimbingan ketrampilan menjahit untuk anak putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

0 12 128

PEMBINAAN MORAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL ”WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

4 61 337

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MODISTE BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH : Studi Deskriptif Pelatihan Keterampilan Modiste di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Cimahi.

1 6 34

PENYELENGGARAAN PELATIHAN TATA RIAS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMANGKASAN RAMBUT BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PEMBERDAYAAN SOSIAL BINA REMAJA CIBABAT-CIMAHI.

1 2 36

Pengaruh Struktur Organisasi, Motivasi, Gaya Kepemimpinan dan Teknologi terhadap Kinerja Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.

0 0 13

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168