Remaja Putus Sekolah Remaja Putus sekolah 1. Pengertian Remaja

40 penggunaan multi media pembelajaran sebagai media menumbuhkan motivasi belajar. Obyek penelitian ini berfokus pada upaya yang dilakukan tutor dalam dalam menumbuhkan motivasi belajar warga belajar keaksaraan fungsional. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan berfokus pada motivasi belajar keterampilan menjahit, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar keterampilan menjahit serta faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.

E. Kerangka Berpikir

Remaja sebagai generasi penerus bangsa merupakan aset masa depan dalam pelaksanaan pembangunan. Remaja yang mengalami putus sekolah, berada pada kondisi yang rentan terhadap depresi dan perilaku-perilaku negatif. Remaja putus sekolah berpikir semua telah berakhir pada saat itu, tidak ada harapan lagi, semuanya dipandang serba salah, tidak ada yang mau mengerti dan memahami, serta menganggap dunia tidak lagi berpihak padanya. Selain itu minimnya keterampilan yang dimiliki remaja putus sekolah membuat mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, remaja putus sekolah perlu mendapatkan pelatihan keterampilan sehingga remaja dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan kerja sebagai bekal untuk kehidupan dan penghidupan masa depannya secara wajar. Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja BPRSR Yogyakarta memberikan layanan kepada remaja yang mengalami putus sekolah atau remaja terlantar akibat korban broken home, kekerasan dalam rumah tangga, pelaku 41 tindakan kriminal dan kemiskinan. Kegiatan yang dilakukan di BPRSR bertujuan untuk mempersiapkan dan membantu remaja putus sekolah atau remaja terlantar dengan memberikan kesempatan dan kemudahan agar dapat mengembangkan potensi dirinya, baik jasmani, rohani dan sosialnya. BPRSR memberikan pelatihan keterampilan seperti keterampilan kayu, montir motor, las, menjahit dan bordir serta salon atau tata rias. Remaja pada umumnya kadang memiliki motivasi belajar tinggi dan kadang rendah tergantung kondisi remaja, apa lagi remaja yang putus sekolah. Motivasi belajar keterampilan karena faktor yang berasal dari diri remaja atau faktor internal dan faktor yang berasal dari luar remaja atau faktor eksternal. Remaja putus sekolah cenderung bersifat pesimis, minder, rendah diri sehingga motivasi belajarnya rendah karena kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Dengan motivasi belajar keterampilan yang tinggi maka tujuan dari belajar keterampilan akan tercapai sesuai harapan yang telah ditetapkan yaitu remaja putus sekolah memiliki keterampilan yang dapat digunakan sebagai bekal di masa depannya nanti. Penelitian ini akan melihat motivasi belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah di BPRSR Yogyakarta, upaya meningkatkan motivasi belajar keterampilan menjahit baik dari instruktur, pekerja sosial dan lingkungan serta faktor yang mempengaruhi motivasi belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah baik eksternal maupun internal.

Dokumen yang terkait

Efektifitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Remaja Putus Sekolah Di Upt.Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

8 156 133

Evaluasi program bimbingan ketrampilan menjahit untuk anak putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

0 12 128

PEMBINAAN MORAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL ”WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

4 61 337

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MODISTE BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH : Studi Deskriptif Pelatihan Keterampilan Modiste di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Cimahi.

1 6 34

PENYELENGGARAAN PELATIHAN TATA RIAS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMANGKASAN RAMBUT BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PEMBERDAYAAN SOSIAL BINA REMAJA CIBABAT-CIMAHI.

1 2 36

Pengaruh Struktur Organisasi, Motivasi, Gaya Kepemimpinan dan Teknologi terhadap Kinerja Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.

0 0 13

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168