Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

22 belajar lewat penyajian pembelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi remaja. 5 Kondisi lingkungan Lingkungan sekitar berupa keadaan alam, tempat tinggal, pergaulan sebaya dan lingkungan sekitar. Karakteristik lingkungan belajar, keterjangkauan dan ketersediaan SDM dapat mempengaruhi motivasi belajar. Lingkungan yang aman, nyaman dan bisa disesuaikan sendiri dapat menumbuhkan dorongan untuk belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiyono 2011: 97-99 unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar sebagai berikut: a. Cita-cita dan aspirasi Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. b. Kemampuan warga belajar Keinginan seseorang perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan dalam pencapaian tujuan belajar. Kemampuan akan memperkuat motivasi untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c. Kondisi warga belajar Kondisi warga belajar meliputi kondisi jasmani dan rohani memengaruhi motivasi belajar. Seseorang yang sedang sakit akan mengganggu perhatian belajar, sebaliknya seseorang yang sehat akan mudah memusatkan perhatian belajar. 23 d. Kondisi lingkungan warga belajar Lingkungan dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat. Kondisi lingkungan belajar yang sehat, lingkungan yang aman, tentram, tertib, indah akan meningkatkan semangat motivasi belajar yang lebih kuat bagi warga belajar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri dari minat, cita-cita dan kondisi warga belajar. Faktor ekstrinsik yaitu kecemasan terhadap hukuman, penghargaan dan pujian, peran orang tua, peran instruktur dan kondisi lingkungan.

6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford dalam Kompri 2015: 243 ada empat cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar warga belajar, yaitu: a. Menggairahkan warga belajar artinya instruktur harus menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan dalam pembelajaran. b. Memberikan harapan realistis artinya instruktur harus memelihara harapan-harapan warga belajar yang realistis dan memodifikasi harapan- harapan yang kurang atau tidak realistis. c. Memberikan insentif artinya instruktur diharapkan dapat memberikan hadiah kepada warga belajar yang mengalami keberhasilan, baik berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya. Hal tersebut dapat mendorong 24 warga belajar untuk melakukan usaha lebih untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. d. Mengarahkan perilaku warga belajar artinya instruktur harus memberikan respon terhadap warga belajar yang tidak terlibat secara langsung dalam pembelajaran agar berpartisipasi aktif. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono 2011: 101-108 sebagai berikut: a. Optimalisasi prinsip belajar Untuk dapat membelajarkan atau mengajarkan bahan pelajaran, instruktur harus menguasai materi dengan baik. Upaya pembelajaran terkait dengan prinsip belajar, antara lain menjelaskan tujuan belajar secara hirarkis, peletakan ukuran masalah yang menantang harus disusun dengan baik, membantu pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek dan memberikan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar. b. Unsur dinamis belajar dan pembelajaran Instruktur adalah pendidik dan pembimbing belajar. Instruktur lebih memahami keterbatasan waktu bagi warga belajar. Oleh karena itu instruktur dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada dalam diri warga belajar dan yang ada di lingkungan warga belajar. c. Unsur pemanfaatan pengalaman dan kemampuan warga belajar Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman warga belajar dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada warga belajar untuk membaca bahan belajar, instruktur membantu warga belajar dalam 25 menentukan cara memecahkan hal-hal yang sukar dan menghargai pengalaman dan kemampuan warga belajar agar bekerja secara mandiri. d. Pengembangan cita-cita dan apresiasi belajar Upaya pengembangan cita-cita dan apresiasi belajar warga belajar dapat dilakukan dengan cara menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, mengikutsertakan semua warga belajar dalam pemeliharaan fasilitas belajar dan bekerjasama dengan instruktur lain. Menurut Wina Sanjaya dalam Kompri 2015: 253-255, ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan instruktur dalam rangka meningkatkan motivasi belajar warga belajar. a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai b. Membangkitkan minat warga belajar c. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar d. Berilah pujian yang wajar terhadap keberhasilan warga belajar e. Berikan penilaian f. Berikan komentar terhadap hasil pekerjaan warga belajar g. Ciptakan persaingan dan kerjasama h. Memberikan hukuman Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan motivasi belajar remaja putus sekolah dapat dilakukan dengan cara menggairahkan remaja, memberikan harapan yang realistis kepada remaja, memberikan insentif berupa pujian dan hukuman, mengarahkan 26 perilaku remaja untuk aktif dalam pembelajaran agar dapat mencapai harapan atau cita-cita yang diinginkan.

7. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi berada di dalam diri seseorang, sehingga keberadaanya merupakan suatu substansi yang tidak dapat diamati secara langsung. Motivasi dapat diteliti dengan mengidentifikasi indikator-indikator dalam term-term tertentu. Menurut Kompri 2015: 247-248 ada sejumlah indikator untuk mengetahui warga belajar yang memiliki motivasi belajar dan memiliki motivasi belajar yang rendah dalam proses pembelajaran. Indikator untuk mengetahui warga belajar yang memiliki motivasi belajar adalah: “a memiliki gairah yang tinggi; b penuh semangat; c memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi; d mampu jalan sendiri ketika tutor meminta warga belajar mengerjakan sesuatu; e memiliki rasa percaya diri; f memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi; g kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi; h memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi” Indikator warga belajar yang memiliki motivasi belajar yang rendah sebagai berikut: “a perhatian terhadap materi pelajaran kurang; b semangat juang rendah; c mengerjakan sesuatu merasa seperti diminta membawa beban berat; d sulit untuk jalan sendiri ketika diberi tugas; e memiliki ketergantungan kepada orang lain; f warga belajar bisa berjalan kalau sudah dipaksa; g daya konsentrasi kurang meskipun secara fisik berada di kelas namun pikirannya di luar kelas; h cenderung menjadi pembuat kegaduhan serta mudah berkeluh kesah dan pesimis ketika menghadapi kesulitan” Hamzah B. Uno 2014: 23 menyebutkan indikator motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam

Dokumen yang terkait

Efektifitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Remaja Putus Sekolah Di Upt.Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

8 156 133

Evaluasi program bimbingan ketrampilan menjahit untuk anak putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

0 12 128

PEMBINAAN MORAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL ”WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

4 61 337

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MODISTE BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH : Studi Deskriptif Pelatihan Keterampilan Modiste di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Cimahi.

1 6 34

PENYELENGGARAAN PELATIHAN TATA RIAS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMANGKASAN RAMBUT BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PEMBERDAYAAN SOSIAL BINA REMAJA CIBABAT-CIMAHI.

1 2 36

Pengaruh Struktur Organisasi, Motivasi, Gaya Kepemimpinan dan Teknologi terhadap Kinerja Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.

0 0 13

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168