Tahapan Pelayanan Deskripsi Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta

62 kerapian dalam mengatur ruangan, mengatur tempat tidur; penjelasan program dan kegiatan; serta penjelasan tata tertib dan jadwal kegiatan. f. Pengasuhan Penerima manfaat diasuh oleh pekerja sosial dan diasramakan. Pola pengasramaan ada dua model yaitu pola asuhan dan pola asrama. 1 Pola asuhan adalah remaja yang tinggal di dalam asrama didampingi oleh orang tua asuh dengan family setting dan tiap-tiap asrama memiliki pengasuh masing-masing 2 Pola asrama adalah remaja-remaja yang tinggal di asrama diwajibkan menunjuk salah seorang untuk menjadi ketua asrama. g. Pelayanan 1 Pemberian tempat bernaung berupa asrama dan kelengkapannya 2 Pemberian makan sehari tiga kali dengan menu standar gizi 3 Pemeliharaan kesehatan dengan penyediaan obat-obatan ringan 4 Perawatan kesehatan dengan rujukan ke puskesmas 5 Untuk remaja yang terpaksa harus rawat inaprawat jalan di rumah sakit bekerjasama dengan Bapel Jamkesos DIY 6 Penyediaan atau pemberian bahan dan alat kebersihan diri seperti sabun mandi, sikat gigi, sabun cuci, sandal, handuk, dsb. 7 Penyediaan bahan dan alat kebersihan asrama dan lingkungannya 8 Pemberian sandang seperti seragam olah raga, pakaian kerja, pakaian dalam dan sepatu 9 Fasilitas olahraga seperti fitness, volley ball, ping-pong 63 10 Fasilitas musik seperti gamelan dan band 11 Fasilitas hiburan seperti TV di tiap-tiap asrama h. Bimbingan Bimbingan yang diberikan antara lain bimbingan mental, bimbingan sosial, bimbingan fisik dan bimbingan keterampilan: 1 Bimbingan mental Bimbingan mental berupa kedisiplinan, etika budi pekerti, agama atau rohani. Bimbingan etika atau budi pekerti diberikan setiap hari jumat sore dengan instruktur atau pembimbing dari LPPM Universitas PGRI Yogyakarta. Pendidikan generasi muda dengan materi kepemudaan diberikan setiap selasa sore dengan instruktur dari karangtaruna. Bimbingan keagamaan diberikan setiap hari selasa pagi dengan instruktur dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Sleman. Bimbingan religiusitas diberikan sebagai bimbingan malam yaitu antara Magrib dengan Isya dengan instruktur dari Kantor Urusan Agama KUA Kabupaten Sleman. Bimbingan kesenian diberikan pada hari jumat sore dengan instruktur dari pemusik dan “pengrawit”. 2 Bimbingan Sosial Bimbingan sosial terdiri dari tiga yaitu dinamika kelompok, bimbingan sosial perorangan dan kelompok serta bimbingan psikologi untuk mengungkap kasus. Pendampingan bimbingan sosial perorangan oleh pekerja sosial dilakukan setiap saat selama di BPRSR sampai dengan pembinaan lanjut. Bimbingan psikologi untuk konsultasi 64 masalah-masalah yang dihadapi oleh penerima manfaat. Temu asrama merupakan bimbingan kelompok per asrama dilaksanakan setiap hari senin dan selasa sebagai materi bimbingan malam. Temu asrama dipandu oleh pengasuh asrama. Bimbingan pengasramaan diberikan oleh para pengasuh asrama setiap hari sebagai materi bimbingan hidup dalam kerukunan keluarga. 3 Bimbingan Fisik Bimbingan fisik terdiri dari dua yaitu olahraga dan kesehatan pribadi. Olahraga diberikan dalam Senam Kesegaran jasmani setiap hari jumat pagi dengan instruktur dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Bimbingan kerapian dan ketertiban diberikan setiap hari Senin pagi dengan instruktur dari kepolisian Sektor Sleman. Bimbingan kedisiplinan diberikan setiap hari jumat dengan instruktur dari Bina Mitra Kepolisian Resort Sleman. Bimbingan atau penyuluhan kesehatan diberikan setiap hari Kamis pagi dengan instruktur dari Puskesmas Sleman. 4 Bimbingan keterampilan Bimbingan keterampilan ada enam yaitu kewirausahaan, keterampilan montir, keterampilan las, keterampilan kayu, keterampilan menjahit dan bordir, keterampilan salon tata rias dan tata rambut. Bimbingan keterampilan diberikan setiap hari kecuali hari jumat, yang diampu oleh instruktur dari BLK, praktisi dan pada akhir sesi diperkuat dari konsorsium. 65 i. Pembekalan Praktik Belajar Kerja PBK Bentuk pembekalan adalah pertemuan antara eks penerima manfaat di BPRSR dengan remaja penerima manfaat. Eks penerima manfaat yang telah berhasil diundang sebagai narasumber pertemuan pembekalan PBK ini. Tujuan pembekalan adalah untuk memperkenalkan dunia usaha pada penerima manfaat dengan mendatangkan eks penerima manfaat yang telah berhasil atau bekerja atau membuka usaha mandiri sesuai dengan keterampilan yang diperolehnya. Menyiapkan remaja untuk memahami dunia kerja sesungguhnya. j. Praktik belajar Kerja PBK 1 Mengirim penerima manfaat keperusahaan atau pengusaha untuk mengikuti kegiatan praktik kerja langsung di perusahaan 2 Tujuannya untuk mendalami keterampilan yang telah diperoleh selama di BPRSR 3 Belajar kerja langsung diperusahaan 4 Memperoleh pengalaman kerja nyata 5 Penerima manfaat belajar mempraktikkan ilmu atau keterampilan yang diperoleh di BPRSR dengan belajar langsung pada pengusaha. Selama mengikuti kegiatan PBK remaja binaan dipantau oleh petugas dari BPRSR Yogayakarta yang tujuannya untuk mengevaluasi keluaran sehingga nantinya sebagai bahan perencanaan terhadap pengembangan kegiatan di BPRSR Yogyakarta. 66 k. Penyaluran Menempatkan remaja yang telah selesai PBK pada perusahaan- perusahaan yang mau menerima penerima manfaat sebagai tenaga kerja pada perusahaannya. Penyaluran ini merupakan terminasi terhadap proses bimbingan. Selanjutnya perkembangan remaja akan dipantau secara periodik untuk membantu pengembangan dirinya di dunia usaha. l. Pembinaan Lanjut 1 Kegiatan pembinaan lanjut berupa evaluasi terhadap kinerja penerima manfaat yang telah bekerja di perusahaan atau bengkel atau usaha mandiri 2 Dari hasil evaluasi akan ditentukan calon penerima bantuan pembinaan lanjut. Dengan kriteria mampu mengembangkan diri dalam usaha yang ditekuni sesuai keterampilan yang diperoleh, telah memiliki modal usaha untuk bekerja mandiri, mempunyai kinerja yang baik, memiliki niat dan motivasi kerja tinggi dan memiliki prospek pengembangan usaha yang baik. 67

6. Sarana dan Prasarana

Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja menempati lahan seluas 14.182 m 2. dengan sarana dan prasarana sebagai berikut: Tabel 5. Sarana dan Prasarana BPRSR Yogyakarta No Nama Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Kantor 2 lantai 1 unit 2 Aula 2 lantai 1 unit 3 Ruang keterampilan 2 latihan 1 unit 4 Rumah Dinas 3 unit 5 Asrama 6 unit 6 Ruang makan 1 unit 7 Ruang dapur 1 unit 8 Ruang praktik keterampilan kayu 1 unit 9 Ruang praktik keterampilan montir motor 1 unit 10 Ruang praktik keterampilan las 1 unit 11 Ruang keterampilan menjahit 1 unit 12 Ruang keterampilan bordir 1 unit 13 Ruang keterampilan tata rias atau salon 1 unit 14 Ruang data dan perpustakaan 1 unit 15 Ruang observasi 1 unit 16 Ruang gudang 1 unit 17 Ruang shalter 1 unit 18 Mushola 1 unit 19 Sepeda motor 4 unit 20 Mobil 1 unit 21 Peralatan musik gamelan 1 set 22 Peralatan musik band 1 Set Sumber: Data primer BPRSR Yogyakarta 68 Perlengkapan yang disediakan di dalam ruangan keterampilan menjahit sebagai berikut: Tabel 6. Sarana dan Prasarana Keterampilan Menjahit No Nama Barang Jumlah Kondisi 1 Mesin jahit 38 Rusak 28, yang digunakan 10 2 Mesin juki 9 Rusak 2, yang digunakan 7 3 Mesin obras 1 Baik 4 Mesin itik-itik 2 Baik 5 Kipas angina 2 Baik 6 Jam dinding 1 Baik 7 Almari kayu 5 Baik 8 Meja potong 2 Baik 9 Meja ½ brio 1 Baik 10 Kursi pendidikan 21 Baik 11 Etalase 3 Baik 12 Dingklik 6 Baik 13 Wolsum modifikasi 2 Baik 14 Patung 6 Baik Sumber: Data primer BPRSR Yogyakarta

7. Sumber Dana

Sumber Dana di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Provinsi DIY.

8. Jaringan Kerjasama

a. Instansi pemerintah terkait Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementrian Agama, Kepolisian, Dinas Nakersos berperan membantu memberikan pelayanan bagi remaja binaan di BPRSR Yogyakarta sesuai bidangnya. b. Lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, lembaga swasta berperan membantu memberikan pelayanan bagi remaja binaan di BPRSR Yogyakarta sesuai bidangnya. 69 c. Perguruan tinggi berperan melakukan kegiatan penelitian untuk meningkatkan motivasi belajar remaja binaan di BPRSR Yogyakarta. d. Pengusaha berperan sebagai pembicara dalam memberikan motivasi sebelum Praktik Belajar Kerja PBK dan menyediakan tempat PBK.

B. Hasil Penelitian 1. Motivasi Belajar Keterampilan Menjahit Remaja Putus Sekolah di

BPRSR Yogyakarta Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti didapatkan data bahwa motivasi belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah yang dibina BPRSR Yogyakarta atau remaja binaan masih dipengaruhi oleh faktor dari luar diri remaja. Motivasi belajar remaja putus sekolah terlihat dari adanya keinginan untuk berhasil, adanya kebutuhan belajar, adanya cita-cita di masa depan, adanya pujian dan hukuman, adanya kegiatan pembelajaran yang menarik serta adanya lingkungan belajar yang kondusif. Berikut adalah uraian data hasil penelitian yang diperoleh: a. Keinginan remaja untuk berhasil dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di BPRSR Pelatihan keterampilan menjahit merupakan salah satu program bimbingan di BPRSR yang bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan serta keterampilan kerja sebagai bekal untuk kehidupan dan penghidupan masa depannya. Remaja binaan yang memiliki keinginan untuk berhasil, memiliki keinginan untuk segera dapat memahami materi yang diberikan 70 instruktur. Keinginan untuk berhasil ditunjukkan dengan tingkat kehadiran, kesungguhan dalam mempelajari materi pelatihan, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan sikap ketika menghadapi kesulitan. Tingkat kehadiran remaja dalam mengikuti pelatihan sudah mencapai 75. Remaja bersungguh-sungguh memperhatikan penjelasan instruktur. Tanggung jawab remaja binaan dalam menyelesaikan tugas masih perlu perbaikan. Remaja mudah menyerah ketika mengalami kesulitan. Keinginan untuk berhasil tergantung sifat, minat, kemampuan dan permasalahan di masa lalu. Hal ini disampaikan oleh Ibu “TW” selaku instruktur keterampilan menjahit, bahwa: “Keinginan remaja untuk berhasil berbeda-beda. Keinginan untuk berhasil tergantung sifat, minat, kemampuan dan permasalahan di masa lalu. Kehadiran anak dalam mengikuti pelatihan secara umum sudah bagus sekitar 75 karena jika ada anak yang tidak hadir selalu saya cari. Anak selalu memperhatikan apa yang saya jelasan. Tanggung jawab anak dalam mengerjakan tugas masih perlu digarap karena bekerja sesuai mood. Sikap remaja ketika menemui permasalahan mudah patah semangat” CW 2, 10022016. Remaja menghadiri pelatihan karena BPRSR mewajibkan remaja binaan mengikuti pelatihan keterampilan. Remaja belum memiliki rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas karena jika ditagih hasilnya belum jadi dengan berbagai alasan. Sikap remaja ketika menghadapi kesulitan mudah patah semangat. Hal ini disampaikan oleh Ibu “SR” selaku pendamping kebutuhan keterampilan menjahit, bahwa: “Anak selalu menghadiri pelatihan karena diwajibkan oleh lembaga, Tanggung jawab anak dalam menyelesaikan tugas masih kurang mbak, kadang rajin kadang malas dan kalau ditagih hasilnya belum jadi dengan alasan salah motong, malas mendedel dll. Anak ketika menghadapi kesulitan seperti materinya susah atau salah terus

Dokumen yang terkait

Efektifitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Remaja Putus Sekolah Di Upt.Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

8 156 133

Evaluasi program bimbingan ketrampilan menjahit untuk anak putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

0 12 128

PEMBINAAN MORAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL ”WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

4 61 337

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MODISTE BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH : Studi Deskriptif Pelatihan Keterampilan Modiste di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Cimahi.

1 6 34

PENYELENGGARAAN PELATIHAN TATA RIAS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMANGKASAN RAMBUT BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PEMBERDAYAAN SOSIAL BINA REMAJA CIBABAT-CIMAHI.

1 2 36

Pengaruh Struktur Organisasi, Motivasi, Gaya Kepemimpinan dan Teknologi terhadap Kinerja Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.

0 0 13

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168