Indikator Motivasi Belajar Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar

29 adalah masukan mentah raw input, masukan instrumental instrumental input, masukan lingkungan environmental input, proses keluaran output dan dampak impact Fauzia, 2011: 20. Fits yang dikutip Klausmeier dalam Hamzah B. Uno 2014: 18, mengidentifikasi tiga tahap dalam belajar keterampilan: 1. Tahap kognitif, biasanya berlangsung relatif singkat. Pada tahap ini, pembelajaran mengkaji dan memikirkan bagaimana melakukan keterampilan. Selama tahap ini, program gerak yang ada dalam petunjuk atau manual dipelajari. 2. Tahap intermedietet tahap pengorganisasian. Pada tahap ini, operasi reseptor-efektor -umpan balik, menjadi terorganisasi. Semakin sedikit perhatian yang diberikan pada gerakan-gerakan tertentu. 3. Tahap penyempurnaan. Pada tahap ini, gerakan-gerakan spesifik menjadi semakin lancar dan kurang mendapat perhatian, kontrol terhadap gerakan- gerakan spesifik juga semakin berkurang, kontrol justru diberikan kepada gerakan secara keseluruhan. Dengan kata lain, keterampilan menjadi semakin otomatis untuk dilakukan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menjahit adalah gambaran kemampuan motorik seseorang yang ditunjukkan melalui penguasaan suatu gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat- urat syaraf dan otot-otot dengan tujuan memperoleh dan menguasai keterampilan menyatukan dua helai kain menjadi satu dengan menggunakan tusuk-tusuk. Upaya memperoleh keterampilan dilakukan secara sengaja, 30 terorganisir, sistematis dalam waktu yang relatif singkat melalui kegiatan pelatihan. Tahap belajar keterampilan adalah tahap kognitif, tahap pengorganisasian dan tahap penyempurnaan.

C. Remaja Putus sekolah 1. Pengertian Remaja

Remaja adolescence adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial Agoes Dariyo, 2004: 13. Secara kronologis yang tergolong remaja berkisar antara usia 1213-21 tahun. Menurut Erikson Agoes Dariyo, 2004: 14 untuk menjadi dewasa, remaja akan melalui masa kritis di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri search for self- identity . Menurut Santrock 2007: 20-21, masa remaja adalah transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai perubahan dramatis baik secara biologis, kognitif dan sosio-emosional. Perubahan secara biologis ditandai dengan pertambahan tinggi badan, perubahan hormonal dan kematangan seksual. Perubahan secara kognitif ditandai dengan meningkatnya berpikir abstrak, idealistik dan logis. Sedangkan perubahan secara sosio-emosional meliputi tuntutan untuk mencapai kemandirian, konflik dengan orang tua dan keinginan meluangkan waktu bersama teman-teman sebaya. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Sri Rumini dan Siti Sundari 2004: 53 menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami

Dokumen yang terkait

Efektifitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Anak Remaja Putus Sekolah Di Upt.Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

8 156 133

Evaluasi program bimbingan ketrampilan menjahit untuk anak putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

0 12 128

PEMBINAAN MORAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL ”WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

4 61 337

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KETERAMPILAN MODISTE BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH : Studi Deskriptif Pelatihan Keterampilan Modiste di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Cimahi.

1 6 34

PENYELENGGARAAN PELATIHAN TATA RIAS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMANGKASAN RAMBUT BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PEMBERDAYAAN SOSIAL BINA REMAJA CIBABAT-CIMAHI.

1 2 36

Pengaruh Struktur Organisasi, Motivasi, Gaya Kepemimpinan dan Teknologi terhadap Kinerja Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta.

0 0 13

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168