Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak dan Cara Menghitung Pajak

2.3.5 Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak dan Cara Menghitung Pajak

Pasal 79 UU No. 28 tahun 2009 tentang PDRD menjelaskan Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak ditetapkan setiap 3 tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan wilayahnya. Penetapan besarnya NJOP ini dilakukan oleh Kepala Daerah masing-masing wilayah. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah untuk setiap Wajib Pajak, dimana ketentuan ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Berdasarkan Pasal 2 Perda Kota Padangsidimpuan No. 4 Tahun 2013, NJOPTKP di Kota Padangsidimpuan juga ditetapkan sebesar Rp 10.0000.000,00. Pasal 80 UU No. 28 tahun 2009 kemudian menjelaskan mengenai besarnya tarif pajak. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3 nol koma tiga persen, dimana penetapan tarif ini berdasarkan Peraturan Daerah. Besarnya tarif PBB Perdesaan Perkotaan di Kota Padangsidimpuan berdasarkan pasal 4 Perda No. 4 Tahun 2013 adalah sebesar 0,1 nol koma satu persen. Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dapat dihitung dengan rumus berikut: PBB = Tarif x NJOP-NJOPTKP = Maks. 0,3 x NJOP – NJOPTKP Universitas Sumatera Utara Contoh: Wajib Pajak A mempunyai sebidang tanah dan bangunan di Kota Padangsidimpuan dengan NJOP sebesar Rp 20.000.000,00 dan NJOPTKP untuk daerah tersebut Rp 10.000.000,00, maka besarnya pajak terutang adalah: = 0,1 x Rp 20.000.000,00 - Rp 10.000.000,00 = Rp 10.000,00 2.3.6 Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT, dan Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD Penjelasan mengenai SPOP, SPPT, dan SKPD ini terdapat dalam pasal 83 dan pasal 84 UU No. 28 Tahun 2009 tentang PDRD, sebagai berikut: a Pasal 83 1. Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP Surat Pemberitahuan Objek Pajak. 2. SPOP sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani dan disampaikan kepada Kepala Daerah yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak, selambatlambatnya 30 hari setelah tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Objek Pajak oleh Subyek Pajak. b Pasal 84 1. Berdasarkan SPOP, Kepala Daerah menerbitkan SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang. 2. Kepala Daerah dapat mengeluarkan SKPD Surat Ketetapan Pajak Daerah dalam hal-hal sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. SPOP sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat 2 tidak disampaikan dan setelah Wajib Pajak ditegur secara tertulis oleh Kepala Daerah sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran. b. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yeng terhutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP Surat Pemberitahuan Objek Pajak yang disampaikan oleh Wajib Pajak.

2.3.7 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan