Pengaruh Nilai Jual Objek Pajak Terhadap Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar PBB

desa. Selain itu, adanya sanksi tertentu yang sengaja diberlakukan di kelurahan dan desa menjadikan WP lebih taat dalam membayar pajaknya. Sanksi tersebut seperti, tidak diperbolehkan mengurus surat-surat apapun di kelurahan jika belum melunasi pajak atau tidak memperoleh jatah dari program bantuan pemerintah pada beberapa desa. Sanksi ini membuat WP merasa perlu untuk membayar pajaknya tepat waktu dan tidak menunggak. Jadi dapat disimpulkan, sanksi denda PBB sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB, karena dapat memotivasi WP untuk membayar kewajibannya dengan tepat waktu.

4.8.3 Pengaruh Nilai Jual Objek Pajak Terhadap Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar PBB

Dari hasil pengujian analisis berganda pada daerah desa diperoleh nilai signifikansi variabel Nilai Jual Objek Pajak NJOP sebesar 0,407 dan pada daerah kota sebesar 0,399. Hasil ini menunjukkan bahwa baik daerah desa maupun daerah kota memiliki tingkat signifikan yang lebih besar dari 0,05. Artinya, NJOP berpengaruh tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di Kota Padangsidimpuan, baik di desa maupun di kota. Koefisien regresinya menunjukkan nilai negatif. Artinya, apabila terjadi peningkatan NJOP, maka kepatuhan masyarakat akan semakin menurun. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang menyatakan bahwa NJOP berpengaruh negatif terhadap kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB di Kota Padangsidimpuan, diterima. Berdasarkan wawancara dengan responden di lapangan, penulis menarik kesimpulan bahwa NJOP berpengaruh tidak signifikan karena fokus WP adalah keadilan dalam besarnya pajak yang akan mereka bayar, bukan melihat sesuai atau tidaknya besar NJOP. Memang semakin tinggi nilai NJOP maka semakin tinggi pula jumlah pajak yang dibayar, sehingga ada kecenderungan WP tidak Universitas Sumatera Utara mau membayar. Namun melihat hasil penelitian, lebih dari 50 responden desa dan kota merasa bahwa petugas pajak telah adil dalam penetapan NJOP atau dapat diartikan tidak begitu banyak permasalahan WP tentang NJOP-nya. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab tidak signifikannya pengaruh NJOP. Hasil ini dapat sejalan dengan hasil penelitian Fraternesi 2002 yang menemukan bahwa faktor rasio beda hitung Permanent-Difference berpengaruh tidak signifikan terhadap keberhasilan penerimaan PBB di Kota Bengkulu. Menurutnya, prinsip keadilan sangat mengemuka bagi wajib pajak. Apabila tanah dan rumah dianggap WP sama ukuran dan konstruksinya tetapi penetapan pajaknya berbeda, maka WP merasa keberatan dan menunda pembayaran pajak. Hal yang sama juga terlihat dari hasil penelitian di lapangan. Sebesar 66 WP desa menjawab tidak setuju ketika ditanyakan apakah perhitungan NJOP yang tidak sesuai mempengaruhi mereka untuk menunda pembayaran pajak sedangkan WP kota cenderung ragu-ragu. Dapat disimpulkan, NJOP secara umum tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan masyarakat Kota Padangsidimpuan dalam membayar PBB.

4.8.4 Pengaruh Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar PBB