2.1.2 Social Learning Theory Teori Pembelajaran Sosial
Teori Pembelajaran Sosial menyatakan bahwa seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung. Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah
sebuah fungsi dari konsekuensi dan mengakui pembelajaran melalui pengamatan. Menurut Bandura 1977 dalam Robbins dan Judge 2008, Proses dalam
pembelajaran sosial meliputi:
1. Proses perhatian 2. Proses penyimpanan
3. Proses reproduksi motorik 4. Proses penegasan
Proses perhatian yaitu individu belajar dari seseorang atau model ketika mereka mengenali dan menaruh perhatian pada fitur-fitur pentingnya. Proses
penyimpanan adalah proses mengingat tindakan suatu model setelah model tidak lagi tersedia. Proses reproduksi motorik adalah proses mengubah pengamatan
menjadi tindakan, sedangkan proses penegasan adalah proses dimana individu termotivasi menampilkan perilaku yang dicontohkan jika tersedia insentif positif.
Teori pembelajaran sosial ini relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Seseorang akan taat
membayar pajak tepat pada waktunya, jika lewat pengamatan dan pengalaman langsungnya, hasil pungutan pajak itu telah memberikan kontribusi nyata pada
pembangunan di wilayahnya. Teori pembelajaran sosial ini juga relevan untuk menjelaskan bahwa adanya pengetahuan seseorang dapat meningkatkan ketaatan
terhadap suatu aturan. Dari proses perhatian dan penyimpanan menjadikan seseorang memiliki pengetahuan tentang model yang diamatinya.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian dibidang perpajakan yang menggunakan dasar teori pembelajaran sosial salah satunya adalah penelitian Jatmiko 2006. Jatmiko melakukan
penelitian mengenai pengaruh sikap wajib pajak pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di kota Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan ketiga faktor tersebut memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
2.2 Ruang Lingkup Pajak 2.2.1 Pengertian Pajak