diterima karena jika fiskus tidak memberikan pelayanan yang baik kepada WP, maka ada kecenderungan WP untuk melalaikan kewajibannya membayar PBB.
Pelayanan perpajakan yang baik terbukti dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB. Peningkatan pelayanan perpajakan akan
memberikan kepuasan bagi WP dalam mentaati kewajibannya. Pelayanan tersebut antara lain kemudahan dalam menjangkau tempat pembayaran pajak, pelayanan
petugas pajak yang baik dan ramah, penetapan SPPT yang adil, dan kemudahan dalam menyelesaikan permohonan dan keberatan wajib pajak. Selain itu, adanya
sistem pembayaran pajak yang semakin mudah melalui petugas desa atau kelurahan menjadikan WP tidak lagi repot pergi ke tempat pembayaran pajak.
Salah satu hal yang minim diperoleh masyarakat Kota Padangsidimpuan dari pelayanan perpajakan adalah penyuluhan perpajakan. Dari hasil penelitian di
lapangan, penyuluhan perpajakan sangat jarang dilakukan oleh petugas pajak terutama di daerah desa. Sebesar 67 WP desa menjawab mereka tidak menerima
penyuluhan perpajakan. Hal ini perlu ditingkatkan melihat penyuluhan merupakan bagian dari pelayanan perpajakan dan dapat meningkatkan kepatuhan WP.
4.8.2 Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar PBB
Dari hasil pengujian analisis berganda pada daerah desa diperoleh nilai signifikansi variabel sanksi pajak sebesar 0,000 dan daerah kota sebesar 0,003.
Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Artinya, sanksi perpajakan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan
masyarakat Kota Padangsidimpuan dalam membayar PBB, baik di daerah desa maupun kota. Selain itu, koefisien regresinya menunjukkan nilai positif. Artinya,
apabila terjadi peningkatan sanksi pajak maka kepatuhan masyarakat juga
Universitas Sumatera Utara
meningkat. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB di
Kota Padangsidimpuan, dapat diterima. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Kahono 2003, Suyatmin 2004
dan Jatmiko 2006 yang juga meniliti bahwa sikap wajib pajak terhadap sanksi denda PBB berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
PBB. Menurut hasil penelitian Fraternesi 2002, WP akan mematuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi denda akan lebih banyak merugikannya. Semakin
banyak sisa tunggakan pajak yang harus dibayar WP, maka akan semakin berat bagi WP untuk melunasinya. Walaupun WP tidak mendapatkan penghargaan atas
kepatuhannya dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, WP akan dikenakan banyak hukuman apabila alfa atau sengaja tidak melaksanakan kewajibannya.
Pada dasarnya, tidak ada individu yang senang membayar pajak. Sanksi perpajakan kemudian diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Faktor control beliefs pada Theory of Planned Behavior TPB dapat menjelaskan bahwa kepatuhan wajib
pajak akan sangat dipengaruhi oleh persepsi tentang seberapa kuat sanksi pajak mampu mendukung perilakunya untuk taat. Adanya sanksi denda ini telah terbukti
dapat membantu dalam meningkatkan keberhasilan pemungutan PBB. Semakin masyarakat mengetahui bahwa sanksi denda dapat memberatkannya dalam
pembayaran PBB maka mereka akan semakin patuh. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, adanya denda 2 per bulan yang
terhitung sejak tanggal jatuh tempo memang dianggap wajar oleh WP. Namun, jika terjadi penumpukkan denda akan sangat memberatkan bagi WP, terutama WP
Universitas Sumatera Utara
desa. Selain itu, adanya sanksi tertentu yang sengaja diberlakukan di kelurahan dan desa menjadikan WP lebih taat dalam membayar pajaknya. Sanksi tersebut
seperti, tidak diperbolehkan mengurus surat-surat apapun di kelurahan jika belum melunasi pajak atau tidak memperoleh jatah dari program bantuan pemerintah
pada beberapa desa. Sanksi ini membuat WP merasa perlu untuk membayar pajaknya tepat waktu dan tidak menunggak. Jadi dapat disimpulkan, sanksi denda
PBB sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB, karena dapat memotivasi WP untuk membayar kewajibannya dengan tepat waktu.
4.8.3 Pengaruh Nilai Jual Objek Pajak Terhadap Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar PBB