Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional

Tabel 3.1 Sampel Wajib Pajak PBB Per Desa No Kecamatan Desa Populasi Proporsional Sampel 1. PSP Batunadua Desa Pudun Jae 881 881:3.179 x 97 27 2. PSP Hutaimbaru Desa Sabungan Sip. 801 801: 3.179 x 97 24 3. PSP Tenggara Desa Palopat PK. 725 725: 3.179 x 97 22 4. PSP Angkola Julu Desa Mompang 772 772: 3.179 x 97 24 Total 3.179 97 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Padangsidimpuan, 2013 Tabel 3.2 Sampel Wajib Pajak PBB Per Kelurahan No Kecamatan Kelurahan Populasi Proporsional Sampel 1 PSP Utara Kel Wek II 2.799 2.799:8.974 x 99 30 2 PSP Selatan Kel Aek Tappang 2.070 2.070:8.974 x 99 23 3 PSP Batunadua Kel Batunadua Jae 2.074 2.074:8.974 x 99 23 4 PSP Hutaimbaru Kel Sabungan Jae 880 880:8.974 x 99 10 5 PSP Tenggara Kel Pijor Koling 1.151 1.151:8.974 x 99 13 Total 8.974 99 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Padangsidimpuan, 2013 Dalam menentukan calon responden sebagai sampel, digunakan teknik Accidental sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti di daerah penelitian dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok dengan sumber data Sugiyono,2006. Responden yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah wajib pajak PBB yang menerima SPPT.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menjelaskan bagaimana peneliti memperoleh data penelitiannya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan Field Research. Data diperoleh dengan menggunakan metode Universitas Sumatera Utara kuesioner dan wawancara. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden penelitian. Untuk mengukur setia jawaban responden digunakan skala likert 5 poin, yaitu mulai angka 5 untuk Sangat Setuju SS, angka 4 untuk Setuju S, angka 3 untuk Ragu-ragu R, angka 2 untuk Tidak Setuju TS dan angka 1 untuk Sangat Tidak Setuju STS. Data penelitian ini juga diperoleh dengan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui telaah berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, dapat diperoleh dari buku, jurnal, tesis, internet, dan lain-lain. Sedangkan studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2006:45. Untuk mengetahui apakah suatu item valid atau gugur dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing butir pertanyaan terhadap total skor variabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan cara melihat nilai Corrected Item-Total Correlation r hitung dari butir pernyataan pada setiap variable. Jika nilainya 0,30 dan positif, maka dikatakan valid. Kriteria penilaiannya juga berdasarkan perbandingan dengan menggunakan nilai Sig 2- Tailed. Jika sig. 2-tailed 0,05 maka item dinyatakan valid dan sebaliknya. Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2006:41. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot pengukuran sekali saja. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Penelitian ini adalah penelitian statistik deskriptif dan dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif. Untuk itu, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang pengolahannya menggunakan alat bantu program SPSS 22. Hair et al. 1998 dalam Jatmiko 2006 menyatakan bahwa regresi berganda merupakan teknik statistik untuk menjelaskan keterkaitan antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Model regresi dalam penelitian ini dituliskan sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + e i Dimana: Y = Kepatuhan Masyarakat X 1 = Pelayanan Perpajakan X 2 = Sanksi Pajak X 3 = Nilai Jual Objek Pajak NJOP X 4 = Kesadaran Perpajakan Universitas Sumatera Utara X 5 = Pengetahuan Perpajakan X 6 = Pendapatan Wajib Pajak α = Konstanta β 1 - β 5 = Koefisien Regresi e i = Error Estimasi

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian gejala asumsi klasik dilakukan agar hasil analisis regresi memenuhi kiteria Blue Best, Linear, Unbiased, Estimator. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik Ghozali, 2006:110. Penelitian ini menggunakan analisis statistik. Adapun cara yang digunakan untuk menguji normalitas residualnya adalah dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Residual yang normal adalah yang memiliki nilai signifikan 0,05. Uji K-S menggunakan hipotesis sebagai berikut: H : Data residual berdistribusi normal H a : Data residual tidak berdistribusi normal

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Sebuah model regresi dikatakan terkena multikolinieritas apabila terjadi hubungan linier yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi tersebut. Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance Universitas Sumatera Utara dan Variance Inflating Factor VIF. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai tolerance value adalah 0,1. Suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas adalah jika mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance value diatas 0,1 Ghozali, 2006. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinearitas, maka penanggulangannya salah satu variabel tersebut dikeluarkan dari model.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas Ghozali, 2006:105. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas dengan dua cara, yaitu menggunakan Uji Glejser dan Uji Grafik Plot. Dalam Uji Glejser, model regresi linier yang digunakan diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian nilai residual tersebut diabsolutkan dan dilakukan regresi dengan semua variabel independen. Apabila variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen nilai absolut secara signifikan pada tingkat kepercayaan di atas 5 sig 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heterokedastisitas. Sedangkan Uji Grafik Plot dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006. Universitas Sumatera Utara 3.6.2 Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian 3.6.2.1 Koefisien Determinasi R-Square Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2006:83. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 sampai 1. Nilai R 2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.2.2 Uji t-statistik Partial Test

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Asumsi yang digunakan adalah jika nilai probabilitas variabel pada hasil analisis regresi berganda menunjukkan lebih kecil dari α = 5 Sig. 0,05, berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.2.3 Uji F-statistik Overall Test

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Ketentuan yang digunakan dalam membuat keputusan adalah jika nilai probabilitas lebih kecil dari α = 5 Sig. 0,05, berarti model tersebut berpengaruh signifikan dan layak untuk digunakan. 3.7 Uji U Mann-Whitney Uji Mann-Whitney adalah uji nonparametrik yang merupakan alternatif uji t-test. Uji ini digunakan untuk membandingkan mean dari dua sampel yang independen. Uji Mann-Whitney tidak memerlukan asumsi distribusi normal dan Universitas Sumatera Utara homogenitas variance, yang diperlukan hanya data adalah kontinu dan mempunyai skala ordinal Nazir, 2014. Uji Mann-Whitney dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan kepatuhan antara wajib pajak yang tinggal di daerah desa dan daerah kota dalam membayar PBB di Kota Padangsidimpuan. Adapun hipotesis yang digunakan adalah: Ho : Tidak terdapat perbedaan kepatuhan membayar PBB antara masyarakat desa dan masyarakat kota Ha : Terdapat perbedaan kepatuhan membayar PBB antara masyarakat desa dan masyarakat kota Pengambilan keputusan kemudian dilakukan dengan melihat nilai probabilitasnya, yaitu: apabila probabilitas 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan sebaliknya apabila probabilitas 0,05 maka Ho ditolak.

3.8 Definisi Operasional

Defenisi operasional diperlukan untuk menjelaskan variabel penelitian, sehingga terdapat kesamaan persepsi terhadap konsep penelitian. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan masyarakat, sedangkan variabel bebasnya adalah pelayanan perpajakan, sanksi pajak, Nilai Jual Objek Pajak NJOP, kesadaran perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan pendapatan wajib pajak. Definisi operasionalnya dijelaskan sebagai berikut: a. Kepatuhan Masyarakat adalah sikap taat masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, terutama dalam hal pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Variabel kepatuhan diukur dengan skala likert 5 poin yang terdiri atas 5 item pertanyaan. Universitas Sumatera Utara b. Pelayanan Perpajakan adalah cara atau kegiatan yang dilakukan petugas pajak dalam melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat membayar pajak. Pelayanan perpajakan diukur dengan skala likert 5 poin yang terdiri atas 5 item pertanyaan. c. Sanksi Pajak adalah tindakan atau hukuman yang dikenakan kepada wajib pajak karena melakukan pelanggaran, baik yang disengaja ataupun tidak. Variabel sanksi pajak diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin yang terdiri atas 5 item pertanyaan. d. Nilai Jual Objek Pajak adalah harga rata-rata dari objek pajak yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan pajak. Variabel NJOP diukur dengan skala likert 5 poin yang terdiri atas 4 item pertanyaan. e. Kesadaran Perpajakan adalah kerelaan masyarakat untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya tanpa ada unsur paksaan. Variabel kesadaran diukur dengan skala likert 5 poin yang terdiri atas 5 item pertanyaan. f. Pengetahuan Perpajakan adalah kemampuan wajib pajak untuk mengetahui dan memahami aturan-aturan dibidang perpajakan khususnya PBB. Variabel pengetahuan perpajakan ini diukur dengan skala likert 5 poin yang terdiri atas 6 pertanyaan. g. Pendapatan Wajib Pajak adalah besarnya jumlah penghasilan uang wajib pajak baik dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingannya selama satu bulan. Variabel pendapatan diukur dalam Rupiah perbulan yang dikategorikan dengan skala likert 5 kelas interval. Universitas Sumatera Utara Tabel berikut menjelaskan operasional variabel penelitian, pengukuran dan indikator pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini secara ringkas. Tabel 3.3. Operasional Variabel Penelitian No Variabel Definisi Indikator Pertanyaan Pengukuran 1. Kepatuhan Y Ketaatan masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan 1. Saya tidak mempunyai tunggakan PBB. 2. Saya membayar PBB tepat waktu sebelum tanggal jatuh tempo. 3. Saya membayar PBB sesuai dengan jumlah yang tertera di SPPT PBB. 4. Saya setuju apabila terlambat atau tidak membayar PBB akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. 5. Saya bersedia memberi informasi tentang objek pajak yang saya miliki kepada petugas pajak. Skala Likert 2. Pelayanan Perpajakan X 1 Cara petugas pajak untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat membayar PBB 1. Tempat-tempat pembayaran PBB di Kota Padangsidimpuan sudah sangat mudah dijangkau. 2. Menurut saya pelayanan yang diberikan oleh petugas penerima pembayaran di tempat-tempat pembayaran PBB sudah sangat baik. 3. Besarnya PBB terutang yang ditetapkan dalam SPPT sudah adil. 4. Penyelesaian permohonan Wajib Pajak berkaitan dengan balik nama di SPPT, pembetulan luas dan kelas tanahbangunan, keberatan dan pengurangan atas pajak terutang sudah tepat waktu, mudah dan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. 5. Petugas pajak telah memberikan penyuluhan perpajakan yang menambah pemahaman saya. Skala Likert Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 3.3 3. Sanksi pajak X 2 Tindakan atau hukuman yang dikenakan kepada wajib pajak karena melakukan pelanggaran 1. Sanksi dan denda PBB memacu saya untuk membayar pajak tepat waktu. 2. Pengenaan sanksi pajak harus dilakukan secara tegas kepada semua wajib pajak yang melakukan pelanggaran. 3. Pengenaan denda 2 per bulan apabila terlambat membayar pajak adalah wajar. 4. Saya merasa pengenaan sanksi pajak sangat memberatkan. 5. Sanksi pajak mampu membuat saya tidak mengulangi kesalahan atas keterlambatan pembayaran PBB. Skala Likert 4. Nilai Jual Objek Pajak X 3 Harga rata- rata dari objek pajak yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan pajak 1. Petugas pajak telah adil dalam menetapkan besarnya NJOP 2. Penetapan NJOP yang tertera dalam SPPT sesuai dengan kondisi objek pajak sesungguhnya 3. Perhitungan NJOP yang tidak sesuai mempengaruhi saya menunda pembayaran pajak 4. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP Kota Padangsidimpuan yang ditetapkan sebesar Rp. 10.000.000 telah mencerminkan keadilan. Skala Likert 5. Kesadaran perpajakan X 4 Kerelaan masyarakat untuk mau melaksanakan kewajiban perpajakan 1. Saya menyadari membayar pajak merupakan kewajiban sebagai warga negara yang baik. 2. Saya berkeyakinan hasil pemungutan pajak akan kembali pada masyarakat. 3. Saya menyadari Pajak Bumi dan Bangunan dipergunakan sebagai pendapatan daerah. 4. Saya melaporkan apabila ada penambahan atau perubahan terhadap objek pajak yang saya miliki. 5. Saya membayar pajak dengan benar dan suka rela. Skala Likert Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 3.3 6. Pengetahuan perpajakan X 5 Kemampuan wajib pajak untuk mengetahui dan memahami aturan-aturan dibidang perpajakan 1. Saya mengetahui bahwa pajak adalah iuran rakyat yang digunakan untuk dana pembangunan dan perbaikan fasilitas umum. 2. Saya mengerti tentang cara mendaftarkan diri sebagai WP PBB. 3. Saya mengerti tata cara pembayaran PBB 4. Saya mengetahui tarif PBB yang akan saya bayar. 5. Saya mengetahui Dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP. 6. Saya mengetahui dalam SPPT PBB tertera tanggal jatuh tempo pembayaran pajak dan pembayarannya tidak boleh melewati tanggal tersebut. Skala Likert 7. Pendapatan Wajib Pajak X 6 Jumlah penghasilan uang wajib pajak dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingannya Upah, gaji dan keuntungan wajib pajak dalam satu bulan. Skala Likert Sumber: Penelitian Terdahulu Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kota Padangsidimpuan

Kota Padangsidimpuan dibentuk pada tanggal 17 Oktober 2001 berdasarkan UU No. 4 Tahun 2001. Kota Padangsidimpuan terletak pada 432 Km dari Kota Medan dan salah satu kota terluas dibagian barat Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis, Kota Padangsidimpuan terletak pada 01 28’19” Lintang Utara - 01 18’07” Lintang Utara dan 99 18’53” Bujur Timur - 99 20’35” Bujur Timur serta berada pada ketinggian 260 Meter – 1100 Meter diatas permukaan laut. Kota Padangsidimpuan dikelilingi oleh Kabupaten Tapanuli Selatan yang dulunya merupakan kabupaten induknya. Kota ini merupakan persimpangan jalur darat untuk menuju Kota Medan, Sibolga, dan Padang di jalur lintas barat Sumatera. Secara administratif, Kota Padangsidimpuan berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu: a. Sebelah utara dengan Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan; b. Sebelah selatan dengan Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan; c. Sebelah barat dengan Kecamatan Angkola Barat dan Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan; dan d. Sebelah timur dengan Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan. Universitas Sumatera Utara