30
Wiyanto 2004;64 juga mengungkapkan bahwa berdasarkan sifat dan tujuannya, jenis karangan ada lima, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi,
dan persuasi. Dari beberapa pendapat ahli yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan sifat dan tujuan penulisannya terdapat lima jenis karangan. Kelima jenis karangan tersebut yaitu narasi, eksposisi, ergumentasi, persuasi, dan
deskripsi. Kelima jenis karangan tersebut mewakiti pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca melalui tulisannya.
2.2.2.2 Hakikat Karangan Narasi
Menurut Keraf 1997:136 bahwa narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tindak yang dijalin dan
dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain: narasi adalah suatu bentuk wacana
yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Pada dasarnya kedua ahli tersebut mengemukakan
bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana yang menceritakan tentang
rangkaian kejadian yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu.
Tidak berbeda jauh dengan Keraf, Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia 1991;101 berpendapat bahwa narasi merupakan karangan yang
bersifat menceritakan sesuatu dari waktu ke waktu. Biasanya unsur waktu sangat menentukan dalam karangan narasi. Peristiwa-peristiwa disusun dengan cara
tertentu untuk membentuk suatu cerita.
31
Berbeda dengan Keraf, Wiyanto 2004;64 mengemukakan narasi narration
secara harfiah bermakna kisah atau cerita. Karangan narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Karangan narasi kadang-kadang mirip dengan
karangan deskripsi. Bedanya, narasi mementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa dan bagaimana
peristiwa yang dialami oleh tokoh itu terjadi dalam satu kesatuan waktu dengan mementingkan urutan kronologis.
2.2.2.3 Ciri-ciri Karangan Narasi
Semi 1990:32 mengemukakan beberapa ciri penanda narasi, yaitu 1 berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia, 2 kejadian atau
peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar- benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya, 3
berdasarkan konflik karena tanpa konflik narasi biasanya tidak menarik, 4 memiliki nilai ekstetika, karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra,
khususnya narasi bentuk fiksi, 5 menekankan susunan kronologis catatan: deskrisi menekankan susunan ruang, dan6 biasanya memiliki dialog.
Nursisto 1999:39 menyatakan bahwa untuk membedakan karangan narasi dengan jenis karangan lainya, ada beberapa ciri karangan narasi yang dapat
kita gunakan sebagai pembeda, yaitu 1 bersumber dari fakta atau sekedar fiksi, 2 berupa rangkaian peristiwa, dan 3 bersifat menceritakan.
32
Berdasarkan pendapaat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri karangan narasi yaitu 1 berupa rangkaian kejadian atau peristiwa, 2 ada pelaku
atau tokoh yang mengalami peristiwa, 3 latar yang berupa latar waktu dan tempat terjadinya peristiwa, 4 alasan atau latar belakang pelaku mengalami
peristiwa, dan 5 menekankan susunan kronologis.
2.2.2.4 Jenis Narasi