Observasi Hasil Nontes Siklus II

125

4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II

Seperti pada siklus I, data nontes pada siklus II ini diperoleh melalui observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi rekaman foto. Berikut ini penjelasan mengenai hasil data nontes.

4.1.3.2.1 Observasi

Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi. Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II ini, pedoman yang digunakan dalam observasi sama dengan pedoman observasi siklus I. Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan sikap positif dan sikap negatif. Sifat positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: 1 siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh; 2 siswa berlatih menulis teks wawancara menjadi narasi dengan sungguh-sungguh; 3 siswa membaca teks wawancara menjadi narasi dengan penuh perhatian; 4 siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; 5 siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan 6 siswa tidak mengganggu teman. Adapun sifat negatif siswa antara lain: 1 siswa meremehkan penjelasan dari peneliti; 2 siswa meremehkan kegiatan menulis teks wawancara menjadi narasi; 3 siswa enggan melakukan kegiatan membaca teks wawancara menjadi narasi ; 4 siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan; 5 siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan 6 siswa suka mengganggu teman. 126 Berikut ini adalah penjabaran hasil observasi terhadap perilaku siswa, baik perilaku positif maupun negatif, selama proses pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi dengan teknik menulis berita pada siklus II. Tabel 25. Hasil Observasi Aspek Positif Siklus II No Aspek Observasi Frekuensi Kategori 1. Siswa memperhatikan pelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi dengan sungguh-sungguh. 40 100 SB 2. Siswa menulis teks wawancara menjadi narasi dengan sungguh-sungguh. 40 100 SB 3. Siswa membaca teks wawancara menjadi narasi dengan penuh perhatian. 39 97,5 SB 4. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran. 21 52,5 C 5. Siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh. 37 92,5 SB 6. Siswa tidak mengganggu teman. 38 95 SB Keterangan: 1. SB = Sangat Baik : 81-100 2. B = Baik : 61-80 3. C = Cukup : 41-60 4. K = Kurang : 40 Berdasarkan tabel 25 pada siklus II ini, pengamatan terhadap perilaku siswa pada aspek positif mengalami perubahan yang lebih baik. Pada aspek observasi siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh, masuk dalam kategori sangat baik karena seluruh siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh, terutama pada penjelasan materi teknik menulis berita dalam bentuk teks wawancara. Siswa ingin tahu lebih banyak tentang menulis teks wawancara menjadi narasi dengan teknik menulis berita sehingga mereka bisa memanfaatkan teknik menulis berita dalam bentuk teks wawancara secara 127 berkelompok lebih baik daripada ketika melakukan pemanfaatan teknik menulis berita secara berkelompok di siklus I. Kesungguh-sungguhan siswa dalam memperhatikan pelajaran juga berdampak pada perilaku siswa ketika menulis karangan narasi. Aspek observasi siswa menulis karangan narasi dengan sungguh-sungguh masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah siswa yang bersungguh-sunguh dalam proses menulis karangan narasi sebanyak 40 siswa. Para siswa menulis karangan narasi dengan serius dan sesuai dengan topik yang telah ditentukan. Pada tahap membaca model teks wawancara, 40 siswa melakukan kegiatan membaca dengan penuh konsentrasi dan perhatian sehingga aspek observasi siswa membaca dengan sunguh-sunguh masuk dalam kategori sangat baik. Siswa-siswa tersebut memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menemukan informasi- informasi penting yang ada dalam teks wawancara yang mereka baca. Selama pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita dalam bentuk teks wawancara, sebanyak 39 siswa sudah mau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan kesulitan yang mereka hadapi sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori sangat baik. Siswa-siswa tersebut bertanya ketika peneliti menjelaskan materi ataupun ketika peneliti melakukan pengamatan kepada siswa yang sedang mengerjakan tugas. Ketika melakukan tugas yang diberikan oleh peneliti, seperti tes menulis karangan narasi, sebanyak 21 siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori cukup. 128 Ketika mengerjakan soal yang berkaitan dengan topik yang telah mereka baca, siswa-siswa tersebut mengerjakan soal tes dengan penuh kesungguhan dan konsentrasi. Pada siklus II ini, sebanyak 40 siswa berperilaku positif dengan tidak suka mengganggu teman. Aspek observasi ini masuk dalam kategori sangat baik. Para siswa lebih suka memperhatikan pelajaran, mengerjakan tugas dari peneliti, atau memecahkan kesulitan yang mereka hadapi. Hasil observasi pada aspek negatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Aspek negatif merupakan kebalikan dari aspek positif. Hasil observasi pada aspek negatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 26. Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus II No Aspek Observasi Frekuensi Kategori 1. Siswa meremehkan penjelasan dari peneliti. SB 2. Siswa meremehkan kegiatan menulis narasi. 2 5 K 3. Siswa enggan melakukan kegiatan membaca teks wawancara dalam bentuk berita. 1 2,5 K 4. Siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan. 19 47,5 C 5. Siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti. 4 10 K 6. Siswa suka mengganggu teman. 1 2,5 K Keterangan: 1. SB = Sangat Baik : 81-100 2. B = Baik : 61-80 3. C = Cukup : 41-60 4. K = Kurang : 40 Berdasarkan tabel 26 menunjukkan pada perilaku negatif siswa meremehkan penjelasan peneliti, masuk dalam kategori cukup karena hanya 20 129 siswa yang berperilaku negatif. Siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. Mereka masih sulit berkonsentrasi terhadap proses pembelajaran. Selain itu, siswa-siswa tersebut menganggap mudah materi yang disampaikan peneliti dan kurang tertarik dengan pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara dalam bentuk berita. Pada tahap kegiatan menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara dalam bentuk berita yang merupakan materi yang baru bagi siswa, muncul perilaku negatif, yaitu siswa meremehkan kegiatan menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara dalam bentuk berita. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya 17 siswa masih meremehkan kegiatan menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara dalam bentuk berita. Siswa-siswa tersebut masih belum tertarik dengan teknik menulis berita. Aspek observasi siswa enggan melakukan kegiatan menulis karangan narasi masuk dalam kategori kurang karena hanya 12 siswa yang berperilaku negatif. Siswa-siswa tersebut masih menulis karangan narasi dengan konsentrasi yang kurang. Selain itu, mereka juga belum memanfaatkan waktu untuk menulis karangan narasi dengan sebaik-baiknya. Ketika mengalami kesulitan selama proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara dalam bentuk berita, beberapa orang siswa sudah mulai berani mengajukan pertanyaan 130 untuk memecahkan masalah mereka. Sementara itu, sebanyak 31 siswa masih enggan mengajukan pertanyaan sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori baik. Selama proses pembelajaran, peneliti memberikan beberapa tugas kepada siswa. Muncul berbagai respon dari siswa ketika mendapatkan tugas. Salah satunya adalah siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas. Aspek observasi tersebut masih masuk dalam kategori kurang karena hanya 13 siswa yang masih mengeluh ketika mendapatkan tugas. Aspek observasi pada perilaku negatif yang terakhir adalah siswa suka mengganggu teman. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya empat siswa yang suka menggangu teman mereka. Siswa-siswa tersebut suka memecahkan konsentrasi siswa yang lain selama proses pembelajaran sehingga mengganggu jalannya proses pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara dalam bentuk berita jumlah siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa yang berperilaku negatif.

4.1.3.2.2 Jurnal