135
terlihat ketika peneliti memberikan tugas untuk mengerjakan soal tes menulis teks berita, siswa-siswa tersebut memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk
menyelesaikan soal dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal yang sama juga terlihat ketika siswa mendapat tugas untuk menulis karangan narasi, terlihat
siswa berkonsentrasi dan memanfaatkan waktu dengan baik untuk menemukan informasi-informasi penting yang ada dalam teks wawancara tersebut. Sementara
itu, ada beberapa siswa yang masih belum bisa berkonsentrasi dengan baik dan belum sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas.
Catatan lain tentang kejadian yang muncul ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu ketika siswa sedang melakukan aktivitas menulis karangan
narasi dengan topik yang telah ditentukan tiba-tiba mendapat gangguan dari luar, yaitu kelas VII yang lain baru selesai pelajaran olah raga sehingga suasana sempat
gaduh. Gangguan dari luar tersebut memang tidak berpengaruh besar bagi siswa, tetapi mengganggu konsentrasi siswa yang sedang menulis.
4.1.3.2.3 Wawancara
Wawancara pada siklus II ini juga dilakukan pada siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah. Pertanyaan yang diajukan pada wawancara
siklus II ini juga sama dengan siklus I yang meliputi: 1 pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik
menulis berita; 2 pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks
wawancara 3 pendapat siswa tentang menulis karangan narasi dengan teknik
136
menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara 4 kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks
wawancara dalam menulis karangan narasi; 5 perasaan siswa dalam menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks
wawancara; dan 6 saran siswa terhadap pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks
wawancara. Pendapat siswa yang memeroleh nilai tertinggi tentang pembelajaran
keterampilan menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara bahwa siswa tersebut senang dan tertarik
dengan pembelajaran karena dapat mengetahui teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara serta penjelasan peneliti tentang materi
pelajaran mudah dipahami. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang merasa senang dengan pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis
berita yang berpedoman pada teks wawancara karena proses pembelajaran menyenangkan dan tidak monoton dalam pembelajaran menulis karangan narasi
dari biasanya. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah juga berpendapat bahwa pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang
berpedoman pada teks wawancara menyenangkan, walaupun dia merasa masih perlu banyak berlatih menulis narasi.
Pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara pada siklus II ini, untuk siswa yang
memeroleh nilai tertinggi merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena
137
pernah dijelaskan sebelumnya sehingga tinggal mengulang materi pembelajaran. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang merasa penjelasan peneliti mudah
dipahami karena pada siklus II ini peneliti menggunakan contoh beserta sebuah teks wawancara sehingga materi pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Untuk siswa yang mendapat nilai rendah juga merasa penjelasan peneliti mudah dipahami, tetapi dia masih kesulitan untuk mengembangkan unsur-unsur teks
wawancara menjadi sebuah karangan narasi. Pendapat siswa terhadap teknik menulis berita yang berpedoman pada teks
wawancara pada pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi siklus II ini, untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi berpendapat bahwa teknik menulis
berita yang berpedoman pada teks wawancara dapat membantu dalam menulis karangan narasi secara berkelompok dan bekerjasama. Siswa yang memeroleh
nilai sedang berpendapat bahwa menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara sangat menarik dan membuat
pembelajaran menulis narasi menjadi lebih menyenangkan. Sementara itu, siswa yang memeroleh nilai rendah berpendapat bahwa menulis karangan narasi dengan
teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara menarik, walaupun siswa tersebut masih mengalami kesulitan karena merasa baru pertama kali belajar
menulis narasi dengan teknik ini. Pada pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi siswa terhadap
penggunaan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara, siswa yang memeroleh nilai tertinggi merasa sudah tidak mengalami kesulitan karena
materi pelajaran sudah diajarkan sebelumnya sehingga menjadi lebih paham.
138
Siswa yang memeroleh nilai sedang merasa kesulitan dalam penggunaan kalimat yang efektif dan pengkondisian kelompok. Siswa yang mendapat nilai rendah
merasa kesulitan ketika menulis karangan narasi karena masih bingung dalam mengembangkan unsur-unsurnya menjadi sebuah teks wawancara.
Pada pertanyaan perasaan siswa dalam menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara pada kegiatan
proses pembelajaran, siswa yang memeroleh nilai tertinggi dan sedang menjawab dengan jawaban yang serupa. Kedua siswa merasa senang menulis teks
wawancara menjadi narasi pada siklus II ini karena bentuk teks wawancara yang lebih jelas sehingga siswa bisa lebih memahami dalam menulis narasi. Untuk
siswa yang memeroleh nilai rendah merasa senang ketika menulis karangan narasi, meskipun masih sulit menulis karangan narasi dengan pola teknik menulis
berita dalam bentuk teks wawancara namun siswa antusias berlatih untuk menulis. Siswa yang menperoleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah memberikan
saran terhadap pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara. Siswa yang memeroleh nilai
tertinggi memberikan saran agar pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara dilanjutkan dan
diajarkan di kelas yang lain karena akan membuat pelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan. Siswa yang memeroleh nilai sedang memberikan
saran agar pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara harus lebih dikembangkan agar hasilnya
lebih baik. Siswa yang memeroleh nilai rendah memberikan saran agar teknik
139
menulis berita yang berpedoman pada teks wawancara bisa digunakan dalam pembelajaran keterampilan yang lain, tidak hanya keterampilan menulis karangan
narasi
4.1.3.2.4 Dokumentasi